About Me
Powered by Blogger.
Blog Archive
-
▼
2014
(
45
)
-
▼
December
(
18
)
- Jangan Memakai Baju Kepribadian Orang Lain ...
- Jangan Memakai Baju Kepribadian Orang Lain
- Jangan Bersedih Karena Perlakuan Orang Lain, Tapi ...
- Pilihlah Apa yang Telah Dipilih Allah untuk Anda (...
- niKmatnya Rasa Sakit...
- Jangan Bersedih, Perbanyaklah Istighfar Karena All...
- Jangan Bersedih, Perbanyaklah Istighfar Karena Al...
- 'Jangan Bersedih, Karena Rabb Maha Pengampun Dosa ...
- Jangan Bersedih, Inilah Kiat-Kiat untuk Bahagia
- Jangan Bersedih, Inilah Kiat-Kiat untuk Bahagia ...
- niKmatnya Rasa Sakit...
- about mE
- PELUANG USAHA FINANCIAL CONSULTANT (FC) Rp 1000000...
- inspirations,,,K E T I K A PARA GADIS M E N A ...
- inspirasi "B E L A J A R D A R I J A M D I N...
- karya ilmiah "evaluating" manajemen PNF
- Let's share thE inSpiration: hukum memajang foto d...
- hukum memajang foto di dunia maya
-
▼
December
(
18
)
Archive for 2014
Jangan Memakai Baju Kepribadian Orang Lain
{Dan, bagi
tiap-tiap umat ada kiblatnya
(sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka, berlomba-lombalah kamu (dalam
berbuat) kebaikan.}
(QS. Al-Baqarah: 148)
{Dan, Dialah
yang menjadikan kamu
penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat.}
(QS. Al-An'am:
165)
{Sungguh, tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing).}
(QS. Al-Baqarah: 60)
Setiap manusia memiliki kelebihan, potensi dan bakat masing-masing. Dan, salah
satu
keagungan Rasulullah adalah kemampuannya untuk menempatkan setiap sahabatnya
sesuai dengan kemampuan,
bakat, dan kesiapan mereka masing-masing. Ali misalnya, ditempatkan
pada posisi
kehakiman, Mu'adz dalam masalah keilmuan, Ubay yang menyangkut al- Qur'an, Zaid dalam masalah Faraidh, Khalid ibn Walid dalam persoalan jihad, Hassan dalam masalah syair, dan Qais ibn Tsabit dalam orasi.
Menempatkan parfum di tempat pedang tentu
sangat berbahaya sebagaimana pedang kala ditempatkan
di tempat parfum.
Larut dalam kepribadian orang lain pada hakikatnya adalah bunuh diri. Memakai
baju kepribadian orang lain
adalah sebuah pembunuhan yang direncanakan.
Salah satu tanda kebesaran Allah adalah perbedaan sifat yang ada
pada
manusia dan karakter yang mereka miliki,
serta perbedaan
bahasa dan warna kulit mereka. Abu Bakar dengan kelembutan dan wataknya yang pengasih telah memberikan
manfaat bagi umat dan agama. Umar dengan
sikapnya yang keras dan keteguhannya telah membangkitkan Islam dan pemeluknya. Artinya, menerima dengan penuh kerelaan pemberian
yang ada pada diri Anda, merupakan
karunia. Oleh sebab itu, kembangkanlah, tumbuhkanlah, dan dapatkanlah manfaat darinya.
{Allah, tidak membebani seseorang
melainkan sesuai dengan kesanggupannya.}
(QS. Al-Baqarah: 286)
Taklid buta dan terlalu mudah melebur ke dalam kepribadian orang lain merupakan penguburan hidup-hidup terhadap bakat yang Allah berikan,
pembunuhan terhadap
kemauan, dan
penghancuran sistem terhadap karakter penciptaan manusia itu sendiri.

'Uzlah dan Dampak Positifnya
Yang saya maksudkan dengan 'uzlah
(pengasingan diri)
di sini adalah
ber-uzlah dari segala
bentuk kejahatan, dan kemubahan
yang
berlebihan. Ber-'uzlah seperti
ini akan membuat dada menjadi lapang dan mengikis
semua kesedihan.
Ibnu Taimiyyah mengatakan, "Ada
keharusan bagi hamba untuk
melakukan 'uzlah agar dapat
beribadah kepada Allah, berdzikir kepada-
Nya, membaca ayat-ayat-Nya, melakukan muhasabah terhadap dirinya,
berdoa kepada-Nya, meminta ampunan-Nya, menjauhi
tindakan-tindakan yang jelek, dan lain sebagainya.
Dalam Shaidul Khathir, Ibnu al-Jauzi
telah menuliskan tiga pasal, yang
ringkasannya demikian: "Saya tidak melihat dan mendengar
manfaat yang lebih besar daripada 'uzlah. Karena 'uzlah
adalah sebuah ketenangan, sebuah
keagungan, sebuah kemuliaan, sebuah tindakan untuk menjauhkan diri dari
keburukan dan kejahatan,
sebuah kiat untuk menjaga kehormatan dan waktu, sebuah cara untuk menjaga usia, sebuah tindakan untuk menjauhkan diri
dari
orang-orang yang mendengki,
sebuah perenungan tentang akhirat, sebuah persiapan untuk bertemu Allah, sebuah pemusatan jiwa raga untuk melakukan
ketaatan, sebuah pemberdayaan nalar terhadap hal-hal yang bermanfaat, dan
sebuah eksplorasi terhadap nilai dan hukum dari nash-nash yang ada."
Arah pembicaraannya seperti yang dimaksudkan dalam kutipan di atas. Karena yang tertulis di sini adalah arti yang melalui penyuntingan.
Pada bahasan sebelumnya telah saya katakan
bahwa
dalam 'uzlah itu terdapat sebuah kemuliaan yang hanya diketahui
oleh Allah saja. Dalam ber-'uzlah terjadi pengembangan daya berpikir, pencapaian pada
sebuah hasil pemikiran, penenangan
kalbu, dan penyelamatan kehormatan. Di samping itu, dalam ber-'uzlah ada banyak pahala yang didapatkan, ada usaha untuk
menjauhkan diri dari kemungkaran, ada pemberdayaan
jiwa untuk selalu melakukan ketaatan, ada waktu untuk mengingat Sang Maha Pengasih,
ada
usaha untuk menjauhi hal-hal yang melenakan dan menyita waktu,
ada
upaya untuk lari menjauh dari fitnah, ada usaha untuk menjauh dari kepungan musuh, ada kesempatan untuk tidak mencela orang lain,
ada pemenuhan hak-hak, ada kesempatan untuk sembunyi
dari orang yang
sombong, dan ada kesempatan
untuk bersabar terhadap orang yang bodoh.
Dalam 'uzlah juga terdapat tabir untuk menutupi aurat: yakni aurat berupa aurat lisan, kesalahan melangkah, penyimpangan pikiran,
dan kecenderungan jiwa yang jahat.
'Uzlah merupakan hijab untuk menutupi wajah-wajah
kebaikan, cangkang untuk menyembunyikan mutiara-mutiara keutamaan,
dan lengan baju untuk membungkus tangan-tangan kebaikan. Alangkah indahnya
ber-
'uzlah dengan buku; karena orang akan dapat menambah usia,
dapat mengulur kematian, dapat meraih kenikmatan dalam kesendirian, dapat
mengembara menuju ketaatan, dan dapat berjalan-jalan dalam perenungan.
Dalam 'uzlah akan Anda dapatkan
perenungan, penghayatan, tafakkur,
dan tadabbur.
Pada saat
ber-'uzlah Anda
akan dapat menyelami
makna-makna, menangkap
butiran-butiran nilai, merenungkan tujuan-tujuan
hidup, dan membangun
menara ide serta pemikiran.
Pada saat ber-'uzlah ruh berada dalam kegembiraan, hati berada dalam
kebahagiaan terbesar, dan nurani berada dalam perburuan nilai-nilai.
Jangan riya' pada waktu ber-'uzlah, sebab hanya Allah
yang melihat
Anda. Dan, jangan perdengarkan pembicaraan Anda
kepada sesama, sebab
hanya Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat yang mendengar.
Semua orang besar menyirami 'tanaman' kemuliaan mereka dengan
'air' 'uzlah sampai mereka bisa tegak berdiri. Selanjutnya, tumbuhlah pohon
keagungan mereka dan menghasilkan buahnya yang bisa dipetik setiap saat dengan izin Rabb-nya.
Ali ibn Abdul Aziz al-Jurjani berkata,
"Mereka bilang padaku bahwa dalam dirimu ada kemurungan. Sebenarnya mereka
melihat seorang
yang menjauhi sikap yang rendah.
Jika dikatakan, ada mata air,
saya katakan
saya telah melihatnya, namunjiwa merdeka
tahan
terhadap
rasa
haus
Saya tidak menunaikan hak ilmu jika setiap kali aku melihat sesuatu yang menggiurkan kujadikan dia tangga
bagi
diriku
Apakah aku akan melakukan itu kemudian aku memetik kehinaan? Itu sama dengan
mengikuti kebodohan yang demikian
pasti. Andaikata orang berilmu menjaganya dia pasti menjaga mereka. Andaikata mengagungkannya di dalam jiwa pasti mereka
diagungkan. Namun mereka meremehkannya, maka
hinalah
mereka
mereka menggotorinya dengan ketamakan hingga
dia bermuka masam."
Sementara itu Ahmad ibn Khalil al-Hanbali berkata,
"Siapa menginginkan kemuliaan dan
ketenangan dari
kesedihan panjang melelahkan,
ia harus menyendiri dan rela dengan yang sedikit
saja.
Bagaimana seseorang akanjadi bersih, jika ia hidup dari
yang kotor.
Antara fitnah,
celaan para penipu
dan
bujukan
kata
manis
orang-
orang pandir.
Di tengah-tengah para penghasut dan
kekerdilan orang-orang kikir
Ah, menyesal aku harus
mengenal
orang,
menyesal
harus
mengenal
jalan hidupnya. "
Qadhi Ahmad ibn Abdul Aziz al-Jurjani berkata,
"Tak pernah kunikmati manisnya hidup hingga teman dudukku
rumah dan buku.
Tak ada
yang lebih mulia
daripada
ilmu
karenanya
aku
mencarinya
untuk teman akrab.
Kehinaan itu ada
karena pergaulan, tinggalkanlah mereka
dan hiduplah dengan mulia."
Penyair yang lain berkata,
"Aku diam dalam kesendirian dan tinggal dalam
rumahku,
ada rasa
tentram,
dan
tumbuh
berkembang kebahagiaanku. Kuputuskan hubunganku dengan
sesama, dan aku tidak peduli
apakah pasukan
telah berangkat atau panglima
telah
menunggang
kudanya."
Al-Humaydi al-Muhaddats berkata,
Pertemuan dengan manusia
tak akan mendatangkan faedah apa-apa,
kecuali hanya menambah pembicaraan yang tak tertata
Kurangilah intensitas bertemu dengan mereka
selain untuk menuntut ilmu atau melakukan
kebaikan
Ibnu Faris berkata,
"Mereka berkata,
bagaimana
keadaanmu,
kujawab,
baik. Satu
kebutuhan terpenuhi dan yang lainnya tidak
Jika kesedihan
telah
menyesakkan
dada
Saya katakan, semoga akan datang satu hari dengan
bantuan
Temanku adalah
kucingku,
sahabat jiwaku adalah buku-buku
sedangkan kekasihku
adalah
lentera
malam."
Siapa saja yang
mencintai 'uzlah maka itu adalah kemuliaan baginya. Untuk itu Anda dapat merujuk
buku Al-'Uzlah karangan
al-Khithabiy.

Jangan Bersedih Karena Tertimpa Kesulitan!
Kesulitan-kesulita n itu,
sebenarnya
, aka n menguatka n hati , menghapuskan dosa, menghancurkan
rasa ujub, dan menguburkan rasa sombong. Kesulitan-kesulitan
itu;
akan meluruhkan kelalaian,
menyalakan lentera dzikir, menarik empati sesama, menjadi doa yang
dipanjatkan oleh
orang-orang yang salih, merupakan wujud ketundukan kepada tiran,
merupakan sebuah penyerahan
diri kepada Dzat Yang Esa, merupakan sebuah
peringatan dini, sebuah upaya untuk menghidupkan dzikir, merupakan
upaya untuk menjaga
hati dengan bersabar, merupakan persiapan untuk menghadap
Sang
Tuan, dan sebuah sentilan
untuk tidak cenderung pada dunia, merasa
aman dan tenang dengannya.
Karena kelembutan yang tersembunyi itu jauh
lebih
besar, dosa yang ditutupi itu jauh lebih besar, dan kesalahan
yang dimaafkan juga jauh lebih besar.

Rehat
Jangan bersedih,
karena kesedihan hanya akan membuatmu
lemah dalam beribadah,
membuatmu malas untuk berjihad,
membuatmu putus
harapan, menggiringmu untuk berburuk sangka, dan menenggelamkanmu ke dalam pesimisme.
Jangan bersedih, sebab rasa sedih dan gundah adalah akar penyakit
jiwa, sumber penyakit syaraf, penghancur
jiwa, dan penebar keraguan dan
kebingungan.
Jangan bersedih, karena ada al-Qur'an, ada doa,
ada shalat, ada
sedekah, ada perbuatan baik, dan ada amalan yang memberikan manfaat.
Jangan bersedih, dan jangan pernah menyerah kepada kesedihan
dengan tidak melakukan
aktivitas. Shalatlah ... bertasbihlah
...
bacalah ... menulislah
... bekerjalah ... terimalah tamu ... bersilaturrahmilah ... dan merenunglah.
Allah berfirman,
{Dan, Rabb-mu berfirman: "Berdoalah
kamu kepada-Ku, niscaya akan Aku
perkenankan bagimu."}
(QS. Al-Muvmin: 60)
{Berdoalah kamu kepada Rabb-mu dengan
berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.}
(QS. Al-A'raf: 55)
{Maka, sembahlah Allah dengan memumikan
ibadah kepada-Nya.}
(QS. Al-Mu'minun: 14)
{Katakanlah: "Serulah Allah dengan seruan Ar-Rahman. Dengan noma mana
saja yang kamu seru, Dia mempunyai al-asma' al-husna (nama-nama yang terbaik)."}
(QS. Al-Isra' : 110)
