Powered by Blogger.

Archive for 2014

Jangan Memakai Baju Kepribadian Orang Lain


{Dan,  bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka, berlomba-lombalah kamu (dalam  berbuat) kebaikan.}
(QS. Al-Baqarah: 148)

{Dan,  Dialah yang menjadikan  kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat.}
(QS. Al-An'am: 165)

{Sungguh,  tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing).}
(QS. Al-Baqarah: 60)

Setiap manusia memiliki kelebihan, potensi dan bakat masing-masing. Dan, salah satu keagungan Rasulullah adalah kemampuannya untuk menempatkan setiap sahabatnya sesuai dengan kemampuan, bakat, dan kesiapan mereka masing-masing. Ali misalnya, ditempatkan pada posisi kehakiman, Mu'adz dalam masalah keilmuan, Ubay yang menyangkut al- Qur'an, Zaid dalam masalah Faraidh, Khalid ibn Walid dalam persoalan jihad, Hassan dalam masalah syair, dan Qais ibn Tsabit dalam orasi.
Menempatkan parfum di  tempapedantentu  sangat berbahaya sebagaimana pedang kala ditempatkan di tempat parfum.
Larut dalam kepribadian orang lain pada hakikatnya adalah bunuh diri. Memakai baju kepribadian orang lain adalah sebuah pembunuhan yang direncanakan.
Salah satu tanda kebesaran Allah adalah perbedaan sifat yang ada pada manusia dan karakter yang mereka miliki,  serta perbedaan bahasa dan warna kulit mereka. Abu Bakar dengan kelembutan dan wataknya yang pengasih telah memberikan manfaat bagi umat dan agama. Umar dengan sikapnya yang keras dan keteguhannya telah membangkitkan Islam dan pemeluknya. Artinya, menerima dengan penuh kerelaan pemberian yang ada pada diri Anda, merupakan karunia. Oleh sebab itu, kembangkanlah, tumbuhkanlah, dan dapatkanlah manfaat darinya.

{Allah, tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.}
(QS. Al-Baqarah: 286)

Taklid buta dan terlalu mudah melebur ke dalam kepribadian orang lain merupakan penguburan hidup-hidup terhadap bakat yang Allah berikan, pembunuhaterhadap  kemauan,  dan  penghancuran sistem  terhadap karakter penciptaan manusia itu sendiri.




'Uzlah dan Dampak Positifnya


Yang saya maksudkan dengan 'uzlah (pengasingan diri) di sini adalah ber-uzlah dari segala bentuk kejahatan, dan kemubahan yang berlebihan. Ber-'uzlah seperti ini akan membuat dada menjadi lapang dan mengikis semua kesedihan.
Ibnu Taimiyyah mengatakan,  "Ada keharusan bagi hamba untuk melakukan 'uzlah agar dapat beribadah kepada Allah, berdzikir kepada- Nya, membaca ayat-ayat-Nya, melakukan muhasabah terhadap dirinya, berdoa kepada-Nya, meminta ampunan-Nya, menjauhi tindakan-tindakan yang jelek, dan lain sebagainya.
Dalam Shaidul Khathir, Ibnu al-Jauzi telah menuliskan tiga pasal, yang ringkasannya demikian: "Saya tidak melihat dan mendengar manfaat yang lebih besar daripada 'uzlah. Karena 'uzlah adalah sebuah ketenangan, sebuah keagungan, sebuah kemuliaan, sebuah tindakan untuk menjauhkan diri dari keburukan dan kejahatan, sebuah kiat untuk menjaga kehormatan dan waktu, sebuah cara untuk menjaga usia, sebuah tindakan untuk menjauhkan diri dari orang-orang yang mendengki, sebuah perenungan tentang akhirat, sebuah persiapan untuk bertemu Allah, sebuah pemusatan jiwa raga untuk melakukan ketaatan, sebuah pemberdayaan nalar terhadap hal-hal yang bermanfaat, dan sebuah eksplorasi terhadap nilai dan hukum dari nash-nash yang ada."

Arah pembicaraannya seperti yang dimaksudkan dalam kutipan di atas. Karena yang tertulis di sini adalah arti yang melalui penyuntingan.
Pada bahasan sebelumnya telah saya katakan bahwa dalam 'uzlah itu terdapat sebuah kemuliaan yang hanya diketahui oleh Allah saja. Dalam ber-'uzlah terjadi pengembangan daya berpikir, pencapaian pada sebuah hasil pemikiran, penenangan kalbu, dan penyelamatan kehormatan. Di samping itu, dalam ber-'uzlah ada banyak pahala yang didapatkan, ada usaha untuk menjauhkan diri dari kemungkaran, ada pemberdayaan jiwa untuk selalu melakukan ketaatan, ada waktu untuk mengingat Sang Maha Pengasih, ada usaha untuk menjauhi hal-hal yang melenakan dan menyita waktu, ada upaya untuk lari menjauh dari fitnah, ada usaha untuk menjauh dari kepungan musuh, ada kesempatan untuk tidak mencela orang lainada pemenuhan hak-hak, ada kesempatan untuk sembunyi dari orang yang sombong, dan ada kesempatan untuk bersabar terhadap orang yang bodoh.
Dalam 'uzlah juga terdapat tabir untuk menutupi aurat: yakni aurat berupa aurat lisankesalahan melangkah, penyimpangan pikiran,  dan kecenderungan jiwa yang jahat.


'Uzlah merupakan hijab untuk menutupi wajah-wajah kebaikan, cangkang untuk menyembunyikan mutiara-mutiara keutamaan, dan lengan baju untuk membungkus tangan-tangan kebaikan. Alangkah indahnya ber-
'uzlah dengan bukukarena orang akan dapat menambah usia,  dapat mengulur kematiandapat meraih kenikmatan dalam kesendirian, dapat mengembara menuju ketaatan, dan dapat berjalan-jalan dalam perenungan.

Dalam 'uzlah akan Anda dapatkan perenungan, penghayatan, tafakkur,
dan tadabbur.

Pada  saat  ber-'uzlaAnda  akan dapat menyelami makna-makna, menangkap butiran-butiran nilai, merenungkan tujuan-tujuan hidup, dan membangun menara ide serta pemikiran.
Pada saat ber-'uzlah ruh berada dalam kegembiraan, hati berada dalam kebahagiaan terbesar, dan nurani berada dalam perburuan nilai-nilai.
Jangan riya' pada waktu ber-'uzlah, sebab hanya Allah yang melihat Anda. Dan, jangan perdengarkan pembicaraan Anda kepada sesama, sebab hanya Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat yang mendengar.
Semua orang besar menyirami 'tanaman' kemuliaan mereka dengan
'air' 'uzlah sampai mereka bisa tegak berdiri. Selanjutnya, tumbuhlah pohon keagungan mereka dan menghasilkan buahnya yang bisa dipetik setiap saat dengan izin Rabb-nya.
Ali ibn Abdul Aziz al-Jurjani berkata,
"Mereka  bilang padaku  bahwa  dalam  dirimu  ada  kemurungan. Sebenarnya  mereka  melihat seorang yang menjauhi  sikap yang rendah. Jika dikatakan,  ada mata air,  saya katakan saya telah melihatnya, namunjiwa  merdeka  tahan  terhadap  rasa  haus
Saya  tidak  menunaikan hak  ilmu jika  setiap  kali aku  melihat sesuatu yang menggiurkan kujadikan  dia  tangga  bagi  diriku
Apakah aku  akan  melakukan  itu  kemudian aku  memetik  kehinaan? Itu  sama  dengan  mengikuti  kebodohan yang demikian pasti. Andaikata  orang  berilmu  menjaganya  dia pasti  menjaga  mereka. Andaikata mengagungkannya di dalam jiwa pasti mereka diagungkan. Namun  mereka  meremehkannya,  maka  hinalah  mereka
mereka menggotorinya dengan ketamakan hingga dia bermuka masam."
Sementara itu Ahmad ibn Khalil al-Hanbali berkata,
"Siapa   menginginkan   kemuliaan   dan   ketenangan   dari   kesedihan panjang    melelahkan,
ia harus menyendiri dan rela dengan yang sedikit saja.
Bagaimana  seseorang akanjadi  bersih, jika  ia  hidup  dari yang kotor.
Antara  fitnah,  celaan para penipu  dan  bujukan  kata  manis  orang-
orang  pandir.
Di  tengah-tengah para penghasut dan  kekerdilan  orang-orang kikir


Ah,  menyesal  aku  harus  mengenal  orang,  menyesal  harus  mengenal jalan hidupnya.  "
Qadhi Ahmad ibn Abdul Aziz al-Jurjani berkata,
"Tak pernah kunikmati manisnya hidup hingga teman dudukku rumah dan buku.
Tak  ada yang lebih  mulia  daripada  ilmu  karenanya  aku  mencarinya untuk teman akrab.
Kehinaan   itu   ada   karena  pergaulan,    tinggalkanlah   mereka   dan hiduplah  dengan  mulia."
Penyair yang lain berkata,
"Aku  diam  dalam  kesendirian  dan  tinggal  dalam  rumahku, ada  rasa  tentram,  dan  tumbuh  berkembang kebahagiaanku. Kuputuskan  hubunganku dengan sesama,  dan aku tidak peduli apakah  pasukan   telah  berangkat  atau  panglima  telah  menunggang kudanya."
Al-Humaydi al-Muhaddats berkata,
Pertemuan dengan  manusia  tak  akan  mendatangkan faedah apa-apa, kecuali  hanya  menambah pembicaraan yang  tak  tertata
Kurangilah  intensitas bertemu  dengan  mereka
selain untuk menuntut ilmu atau melakukan kebaikan
Ibnu Faris berkata,
"Mereka  berkata,  bagaimana  keadaanmu,  kujawab,  baik. Satu kebutuhan terpenuhi dan yang lainnya tidak
Jika  kesedihan  telah  menyesakkan  dada
Saya katakan,  semoga akan datang satu hari dengan bantuan
Temanku  adalah  kucingku,  sahabat jiwaku  adalah  buku-buku
sedangkan  kekasihku  adalah  lentera  malam."
Siapa saja yang mencintai 'uzlah maka itu adalah kemuliaan baginya. Untuk itu Anda dapat merujuk buku Al-'Uzlah karangan al-Khithabiy.


Jangan Bersedih Karena Tertimpa Kesulitan!


Kesulitan-kesulita n  itu,  sebenarnya ,  aka n  menguatka n  hati , menghapuskan dosa, menghancurkan rasa ujub, dan menguburkan rasa sombong. Kesulitan-kesulitan itu; akan meluruhkan kelalaian, menyalakan lentera dzikir, menarik empati sesama, menjadi doa yang dipanjatkan oleh orang-orang yang salihmerupakan wujud ketundukan kepada tiran, merupakan sebuah penyerahan diri kepada Dzat Yang Esa, merupakan sebuah peringatan dini, sebuah upaya untuk menghidupkan dzikir, merupakan upaya untuk menjaga hati dengan bersabar, merupakan persiapan untuk menghadap Sang Tuan, dan sebuah sentilan untuk tidak cenderung pada dunia, merasa


aman dan tenang dengannya. Karena kelembutan yang tersembunyi itu jauh lebih besar, dosa yang ditutupi itu jauh lebih besardan kesalahan yang dimaafkan juga jauh lebih besar.



Rehat


Jangan bersedihkarena kesedihan hanya akan membuatmu lemah dalam beribadah, membuatmu malas untuk berjihad,  membuatmu putus harapan, menggiringmu untuk berburuk sangka, dan menenggelamkanmu ke dalam pesimisme.
Jangan bersedih, sebab rasa sedih dan gundah adalah akar penyakit jiwa, sumber penyakit syaraf, penghancur jiwa, dan penebar keraguan dan kebingungan.
Jangan bersedih,  karena ada al-Qur'anada doa,  ada shalat,  ada sedekah, ada perbuatan baik, dan ada amalan yang memberikan manfaat.
Jangan bersedihdan jangan pernah menyerah kepada kesedihan dengan tidak melakukan aktivitas. Shalatlah ... bertasbihlah ... bacalah ... menulislah ... bekerjalah ..terimalah tamu ... bersilaturrahmilah ... dan merenunglah.
Allah berfirman,

{Dan, Rabb-mu berfirman: "Berdoalah  kamu kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan  bagimu."}
(QS. Al-Muvmin: 60)

{Berdoalah kamu kepada Rabb-mu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai  orang-orang yang melampaui batas.}
(QS. Al-A'raf: 55)

{Maka, sembahlah Allah dengan memumikan ibadah kepada-Nya.}
(QS. Al-Mu'minun: 14)

{Katakanlah:  "Serulah Allah dengan seruan Ar-Rahman.  Dengan noma mana saja yang kamu seru, Dia mempunyai al-asma'  al-husna (nama-nama yang terbaik)."}
(QS. Al-Isra' : 110)


- Copyright © Let's share thE inSpiration - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -