Posted by : Unknown Sunday, 21 December 2014

Nikmatnya Rasa Sakit


Rasa sakit tidak selamanya tak berharga, sehingga harus selalu dibenci. Sebab, mungkin saja rasa sakit itu justru akan mendatangkan kebaikan bagi seseorang.
Bisanya, ketulusan sebuah doa muncul tatkala rasa sakit mendera. Demikian pula dengan ketulusan tasbih yang senantiasa terucap saat rasa sakit terasa. Adalah jerih payah dan beban berat saat menuntut ilmulah yang telah mengantarkan seorang pelajar menjadi ilmuwan terkemuka. la telah bersusah payah di awal perjalanannya, sehingga ia bisa menikmati kesenangan di akhirnya. Usaha keras seorang penyair memilih kata-kata untuk bait-bait syairnya telah menghasilkan sebuah karya sastra yang sangat menawan. Ia, dengan hati, urat syaraf, dan darahnya, telah larut bersama kerja kerasnya itu, sehingga syair- syairnya mampu menggerakkan perasaan dan menggoncangkan hati. Upaya keras seorang penulis telah menghasilkan tulisan yang sangat menarik dan penuh dengan 'ibrah, contoh-contoh dan petunjuk.

Lain halnya dengan seorang pelajar yang senang hidup foya-foya, tidak aktif, tak pernah terbelit masalah, dan tidak pula pernah tertimpa musibah.


la akan selalu menjadi orang yang malasenggan bergerak, dan mudah putus asa.
Seorang penyair yang tidak pernah merasakan pahitnya berusaha dan tidak pernah mereguk pahitnya hidup, maka untaian qasidah-qasidah-nya hanya akan terasa seperti kumpulan kata-kata murahan yang tak bernilai. Sebab, qasidah-qasidah-nya hanya keluar dari lisannya, bukan dari perasaannya. Apa yang dia utarakan hanya sebatas penalarannya saja, dan bukan dari hati nuraninya.
Contoh pola kehidupan yang paling baiadalah kehidupan kaum mukminin generasi awal. Yaitu, mereka  yang hidup pada masa-masa awal kerasulan, lahirnya agama, dan di awal masa perutusan. Mereka adalah orang-orang yang memiliki keimanan yang kokoh, hati yang baik, bahasa yang bersahaja, dan ilmu yang luas. Mereka merasakan keras dan pedihnya kehidupan. Mereka pernah merasa kelaparan, miskin, diusir, disakiti, dan harus rela meninggalkan semua yang dicintai, disiksa, bahkan dibunuh. Dan karena semua itu pula mereka menjadi orang-orang pilihan. Mereka menjadi tanda kesucian, panji kebajikan, dan simbol pengorbanan.

{Yang  demikian jtu  ialah  karena  mereka  ditimpa  kehausan,   kepayahan  dan kelaparan pada jalan Allah, dan tidak  (pula)  menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh,  melainkan dituliskanlah bagi mereka  dengan yang demikian  itu suatu amal salih.  Sesungguhnya Allah  tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang  berbuat  baik.}
(QS. At-Taubah: 120)

Di dunia ini banyak orang yang berhasil mempersembahkan karya terbaiknya dikarenakan mau bersusah payah. Al Mutanabbi, misalnya, ia sempat mengidap rasa demam yang amat sangat sebelum berhasil menciptakan syair yang indah berikut ini:
Wanita  yang   mengunjungiku   seperti   memendam   malu, ia   hanya   mengunjungiku   di  gelapnya   malam
Syahdan, an-Nabighah sempat diancam akan dibunuh oleh Nu'man ibn al-Mundzir sebelum akhirnya mempersembahkan bait syair berikut ini:
Engkau   matahari,   dan   raja-raja  yang   lain   bintang-bintang tatkala   engkau   terbit   ke  permukaan,
bintang-bintang   itu  pun   lenyap   tenggelam
Di dunia ini, banyak orang yang kaya karena terlebih dahulu bersusah payah dalam masa mudanya. Oleh karena itu, tak usah bersedih bila Anda harus bersusah payah, dan tak usah takut dengan beban hidupsebab mungkin saja beban hidup itu akan menjadi kekuatan bagimu serta akan


menjadi sebuah kenikmatan pada suatu hari nanti. Jika Anda hidup dengan hati yang berkobar, cinta yang membara dan jiwa yang bergelora, akan lebih baik dan lebih terhormat daripada harus hidup dengan perasaan yang dingin, semangat yang layu, dan jiwa yang lemah.
{Tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka, dan dikatakan kepada mereka: "Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu."}
(QS. At-Taubah: 46)

Saya teringat seorang penyair yang senantiasa menjalani kesengsaraan hidup, menanggung cobaan yang tidak ringan, dan mengenyam pahitnya perpisahan. Sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir, ia sempat melantunkan qasidah yang indah, segar, dan jujur. Dialah Malik ibn ar-Rayyib. Ia meratapi dirinya:
Tidakkah  kau   lihat  aku   menjual   kesesatan   dengan   hidayah dan   aku   menjadi   seorang pasukan  Ibnu Affan  yang  berperang Alangkah   indahnya   aku,    tatkala   aku   biarkan   anak-anakku taat  dengan   mengorbankan   kebun   dan   semua   harta-hartaku Wahai   kedua   sahabat  perjalananku,    kematian   semakin   dekat berhentilah  di  tempat  tinggi  sebab  aku  akan  tinggal  malam  ini Tinggallah   bersamaku   malam   ini  atau   setidaknya   malam   ini
jangan  kau  buat  lari  ia,   telah jelas yang  akan  menimpa
Goreslah  tempat  tidurku  dengan   ujung gerigi
dan   kembalikan   ke   depan   mataku   kelebihan   selendangku
Jangan  kau  iri,   semoga Allah  memberkahi  kau  berdua
dari  tanah  yang  demikian  lebar,   semoga  semakin  luas   untukku

Demikianlah, ungkapan-ungkapannya demikian syahdu, penyesalan yang sangat  berat  diucapkan,  da n  teriakan  yang  memilukan.  Itu  semua menggambarkan betapa kepedihan itu meluap dari hati sang penyair yang mengalami sendiri kepedihan dan kesengsaraan hidup. Ia tak ubahnya seorang penasehat yang juga pernah merasakan apa yang ia ucapkan. Dan, biasanya, perkataan atau nasehat orang seperti itu akan mudah masuk ke dalam relung kalbu dan meresap ke dalam ruh yang paling dalam. Semua itu adalah karena ia mengalami sendiri kehidupan pahit dan beban berat yang ia bicarakan.
{Maka, Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya).}




Jangan  cela   orang yang  sedang  kasmaran

(QS. Al-Fath: 18)


hingga  belitan  keras  deritamu  berada  dalam  derita  dirinya
Saya banyak menjumpai syair-syair terasa sangat dingin, tidak hidup, dan tidak ada ruhnya. Itu, bisa jadi karena kata-kata yang teruntai dalam


bait-bait tersebut bukan terbit dari sebuah pengalaman pribadi sang penyair, tetapi suatu dikarang dan direka-reka dalam aura kesenangan. Karya-karya yang  demikiaitu  tak  ubahnya  dengan  potongan-potongan es  dan bongkahan-bongkahan tanah; dingin dan tawar.
Saya juga pernah membaca karangan-karangan yang berisi nasehat- nasehat yang sedikit pun tak mampu menggerakkan ujung rambut orang yang mendengarkannya dan tidak mampu menggerakkan satu titik atom pun dalam tubuhnya. Semua itu, tak lain karena nasehat-nasehat itu tidak terucap  dari  mulut  seseorang yang  langsung  pernamengalami dan menghayati sendiri suatu kesedihan dan kesengsaraan.
{Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak terkandung dalam hatinya.}
(QS. Ali 'Imran: 167)

Agar ucapan dan syair Anda dapat menyentuh hati pembacanya, masuklah terlebih dahulu ke dalamnya. Sentuhlah, rasakanlah dan resapilah niscaya Anda akan mampu memberikan sentuhan ke tengah masyarakat.

{Kemudian, apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.} (QS. Al-Hajj: 5)


Nikmatnya Ilmu Pengetahuan


{Dan, Dia telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah itu sangat besar.}
(QS. An-Nisa': 113)

Kebodohan merupakan tanda kematian jiwa, terbunuhnya kehidupan dan membusuknya umur.
{Sesungguhnya, Aku mengingatkan kepadamu supaya kamu tidak termasuk or- ang-orang yang tidak berpengetahuan.}
(QS. Hud: 46)

Sebaliknya, ilmu adalab cahaya bagi hati nurani, kehidupan bagi ruh dan bahan bakar bagi tabiat.

{Dan, apakah orang yang mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di


tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang berkali-kali tidak dapat keluar daripadanya?}
(QS. Al-An'am: 122)

Kebahagian, kedamaian, dan ketentraman hati   senantiasa berawal dari ilmu pengetahuan. Itu terjadi karena ilmu mampu menembus yang samar, menemukan sesuatu yang hilang, dan menyingkap yang tersembunyi. Selain itunaluri dari jiwa manusia itu adalah selalu ingin mengetahui habhal yang baru dan ingin mengungkap sesuatu yang menarik.
Kebodohan itu sangat membosankan dan menyedihkan. Pasalnya, ia tidak pernah memunculkan hal baru yang lebih menarik dan segar, yang kemarin seperti hari ini, dan yang hari ini pun akan sama dengan yang akan terjadi esok hari.
Bila  And a  ingin  senantias a  bahagia,  tuntutla h  ilmu,  galilah pengetahuan, dan raihlah pelbagai manfaat,  niscaysemua kesedihan, kepedihan dan kecemasan itu akan sirna.

{Dan, katakanlah: "Ya Rabb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."}
(QS. Thaha: 114)



{Bacalah dengan noma Rabb-mu Yang menciptakan.}


(QS. Al-'Alaq: 1)



"Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, maka Allah akan pandaikan ia dalam agama." (Al-Hadits)
Janganlah seseorang sombong dengan harta atau kedudukannya, kalau memang ia tak memiliki ilmu sedikit pun. Sebab, kehidupannya tidak akan sempurna.

{Adakah orang yang mengetahui bahvuasanya apa yang diturunkan kepadamu itu benar sama dengan orang yang buta.}




Az-Zamakhsyari, dalam sebuah syairnya berkata:

(QS. Ar-Ra'd: 19)


Malam-malamku   untuk   merajut   ilmu  yang  bisa   dipetik, menjauhi   wanita  elok  dan  harumnya  leher
Aku    mondar-mandir   untuk    menyelesaikan   masalah   sulit, lebih  menggoda  dan  manis  dari  berkepit  betis  nan panjang Bunyi penaku  yang   metiari   di   atas  kertas-kertas,
lebih  manis  daripada  berada  di  belaian  wanita  dan  kekasih Bagiku   lebih   indah  melemparkan pasir  ke  atas  kertas daripada  gadis-gadis  yang   menabuh   dentum    rebana
Hai   orang yang   berusaha   mencapai   kedudukanku   lewat   angannya,
sungguh jauh jarak  antara  orang yang  diam  dan  yang  lain,   naik


Apakah  aku  yang  tidak   tidur  selama  dua  purnama  dan  engkau tidur  nyenyak,   setelah  itu  engkau   ingin   menyamai  derajatku
Alangkah mulianya ilmu pengetahuan. Alangkah gembiranya jiwa seseorang yang menguasainya. Alangkah segarnya dada orang yang penuh dengannya, dan alangkah leganya perasaan orang yang menguasainya.

{Maka, apakah orang yang berpegang teguh pada keterangan yang datang dari Rabb-nya sama dengan orang yang (setan) menjadikan dia memandang baik perbuatannya yang buruk dan mengikuti hawa nafsunya?}
(QS. Muhammad: 14)


Seni Bergembira


Di antara kenikmatan terbesar adalah kegembiraan, ketentraman, dan ketenangan hati. Sebab, dalam kegembiraan hati itu terdapat keteguhan pikir, produktifitas yang bagus, dan keriangan jiwa.  Kata banyak orang, kegembiraan merupakan seni yang dapat dipelajari. Artinya,  siapa yang mengetahui cara memperolehmerasakan dan menikmati kegembiraan, maka ia akan dapat memanfaatkan pelbagai kenikmatan dan  kemudahan hidup, baik yang ada di depannya maupun yang masih jauh berada di belakangnyaAdapun modal utama untuk meraib kebahagiaan adalah kekuatan atau kemampuan diri untuk menanggung beban kehidupan, tidak mudah goyah oleh goncangan-goncangan, tidak gentar oleh peristiwa- peristiwa, dan tidak pernah sibuk memikirkan hal-hal kecil yang sepele. Begitulah, semakin kuat dan jernih hati seseorang, maka akan semakin bersinar pula jiwanya.

Hati yang cabar; lemah tekad, rendah semangat, dan selalu gelisah tak ubahnya dengan gerbong kereta yang mengangkut kesedihan, kecemasan, dan kekhawatiran. Olesebab itu,  barangsiapa membiasakan jiwanya bersabar dan tahan terhadap segala benturan, niscaya goncangan apapun dan tekanan dari manapun akan terasa ringan.
Kala   seorang jelata   dalam    kesengsaraannya
ringan    baginya   untuk   mendaki  gundukan   lumpur
Di antara musuh utama kegembiraan adalah wawasan yang sempit, pandangan yang picik, dan egoisme. Karena itu, Allah melukiskan musuh- musuh-Nya adalah sebagaimana berikut:

{Mereka dicemaskan oleh diri mereka sendiri.}
(QS. Ali 'Imran: 154)


Orang-orang yang berwawasan sempit senantiasa melihat seluruh alam ini seperti apa yang mereka alami. Mereka tidak pernah memikirkan apa yang terjadi pada orang laintidak pernah hidup untuk orang lain, dan tidak pernah memperhatikan sekitarnya. Memang ada kalanya kita harus memikirkan diri kita sendiri dan menjaga jarak dari sesama, yaitu tatkala kita sedang melupakan kepedihan, kegundahan, dan kesedihan kita. Dan, itu  artiny a  kita  dapa t  mendapatka n  du a  hal  secara  bersamaan : membahagiakan diri kita dan tidak merepotkan orang lain.

Satu hal mendasar dalam seni mendapatkan kegembiraan adalah bagaimana mengendalikan dan menjaga pikiran agar tidak terpecah. Apalagi bila Anda tidak mengendalikan pikiran Anda dalam setiap melakukan sesuatu, niscaya ia tak akan terkendali. la akan mudah membawa Anda pada berkas-berkas kesedihan masa lalu. Dan pikiran liar yang tak terkedali itu tak hanya akan menghidupkan kembali luka lama, tetapi juga membisikkan masa depan yang mencekam. Ia juga dapat membuat tubuh gemetar, kepribadian goyah, dan perasaan terbakar. Karena itu, kendalikan pikiran Andke  arah yang baik dan mengarah pada perbuatan yang bermanfaat.

{Dan, bertawakallah kepada Dzat Yang Maha Hidup dan tidak pernah mati.}
(QS. Al-Furqan: 58)

Hal mendasar yang tak dapat dilupakan dalam mempelajari cara meraih kegembiraan adalah bahwa Anda harus menempatkan kehidupan ini sesuai dengan  porsi dan  tempatnya.  Bagaimanapun,  kehidupan inlaksana permainan yang harus diwaspadai. Pasalnya, ia dapat  menyulut kekejian, kepedihandan bencana. Jika demikian halnya sifat-sifat dunia,  maka mengapa ia harus begitu diperhatikan dan ditangisi ketika gagal diraih. Keindahan hidup di dunia ini acapkali palsu, janji-janjinya hanya fatamorgana belakaapapun yang ia lahirkan senantiasa berakhir pada ketiadaan, orang yang paling bergelimang dengan hartanya adalah orang yang  paling  merasa  terancam ,  dan  orang  yang  selalu  memuja  dan memimpikannya akan mati terbunuh oleh pedang waktu yang pasti tiba.
Adakah   kita  generasi yang  sama   saja  dengan   moyangnya? penghuni   negeri  yang  hanya   melihat gagak   sepanjang   hidupnya, hingga  kita  selalu  meratapi  dunia,   sedang di  dunia
tak  ada  sekumpulan  manusia  yang    tak  pernah     berpisah
Betapa   nasib  para   durjana,      kaisar-kaisar  penguasa,   dan  penimbun harta,
adakah   harta   dan  jabatan   mereka   kekal   dan   masih   ada   di   tangan mereka?
Barangsiapa   merasa   terhimpit   oleh   langit   kehidupannya,


dia  akan  terus  merasa  sesak  sampai  masuk  ke  dalam  liang  kuburnya seakan  mereka  tuli  saat  diseru,  dan  tak pernah  tahu  bahwa
menasehati    mereka  itu    boleh,  boleh  sekali
Dalam sebuah hadits disebutkan: "Sesungguhnya ilmu itu didapat hanya dengan belajar, dan kesabaran itu diperoleh hanya dengan latihan."
Satu hal mendasar yang sangat penting diperhatikan adalah bahwa kegembiraan itu  tidadatang begitu saja.  Tapi,  harus diusahakan dan dipenuhi segala sesuatu yang menjadi prasyaratnya. Lebih dari itu, untuk mencapai  kebahagiaan  And a  harus  menaha n  dari  hal-hal  yang  tak bermanfaatBegitulah cara menempa jiwa  agar senantiasa siap di ajak mencari kebahagiaan.
Kehidupan dunia ini sebenarnya tidak berhak membuat kita bermuram durja, pesimistis dan lemah semangat. Sebuah syair mengatakan:
Hukum  kematian      manusia   masih  terus   berlaku, karena   dunia juga   bukan   tempat  yang  kekal   abadi. Adakalanya    seorang   manusia    menjadi  penyampai   berita, dan  esok   hari  tiba-tiba  menjadi  bagian  dari  suatu  berita,
ia  dicipta  sebagai   makhluk  yang  senantiasa  galau   nan  gelisah,
sedang  engkau   mengharap  selalu  damai   nan   tenteram. Wahai  orang yang  ingin   selalu   melawan  tabiat,
engkau   mengharap  percikan  api   dari genangan  air. Kala   engkau   berharap  yang   mustahil   terwujud,
engkau   telah   membangun   harapan  di  bibir jurang    yang  curam.
Kehidupan   adalah   tidur panjang,      dan   kematian   adalah   kehidupan, maka  manusia  di  antara  keduanya;    dalam  alam  impian  dan  khayalan Maka,  selesaikan  segala  tugas  dengan  segera,     niscaya   umur-umurmu, akan      terlipat     menjadi      lembaran-lembaran     sejarah     yang     akan ditanyakan.
Sigaplah   dalam   berbuat  baik   laksana   kuda  yang  masih   muda, kuasailah  waktu,      karena   ia  dapat  menjadi   sumber petaka
Dan  zaman  tak  akan  pernah  betah  menemani Anda,   karena  ia
akan   selau   lari   meninggalkan  Anda   sebagai   musuh  yang  menakutkan dan    karena    zaman    memang    dicipta    sebagai    musuh    orang-orang bertakwa.
Adalah suatu kenyataan yang terelakkan bila Anda tidak akan mampu menyapu bersih noda-noda kesedihan dari Anda.   Karena bagaimanapun, memang seperti itulah kehidupan dunia ini tercipta.

{Kami telah menciptakan manusia dalam susah payah.}
(QS. Al-Balad: 4)

{Sesungguhnya, Kami menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya.}
(QS. Al-Insan: 2)


{Supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang paling baik amalnya.}
(QS. Al-Mulk: 2)

Demikian penjelasan Sang Pencipta tentang tabiat dan dasar dari makhluk yang bernama manusia.
Semua itu kenyataan. Maka, Anda hanya berkewajiban mengurangi dan bukan menghilangkan kesedihan, kecemasan dan kegundahan pada diri Anda. Sebab, kesedihan itu akan sirna bersama akar-akarnya hanya di surga kelak. Terbukti, dalam al-Qur'an disebutkan bahwa para penduduk surga akan ada yang berkata,

{Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami.}
(QS. Fathir: 34)

Ini merupakan isyarat bahwa kesedihan hanya akan tersapu bersih dari seseorang tatkala ia sudah berada di surga kelak. Dan ini sama halnya dengan nasikedengkian yang tak akan benar-bena musnah kecuali setelah manusia masuk surga.

{Dan, Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada di dalam hati mereka.}
(QS. Al-Hijr: 47)

Inilah dunia. Orang yang mengetahui apa dan bagaimana dunia, niscaya ia akan dapat menghadapi setiap rintangan dan menyikapi tabiatnya yang kasar dan pengecut itu. Dan kemudian, ia akan menyadari bahwa memang demikianlah sifat dan tabiat dunia itu.
Jika benar dunia seperti yang kita gambarkan di atas, maka sungguh pantas bagi orang yang bijak, cerdik serta waspada untuk tidak mudah menyerah pada kesengsaraan, kesusahan, kecemasan, kegundahan, dan kesedihan dalam hidupnya. Sebaliknya, mereka harus melawan semuanya itu dengan seluruh kekuatan yang telah Allah karuniakan kepadanya.

{Dan, siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu.}
(QS. Al-Anfal: 60)

{Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan
Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh).}
(QS. Ali 'Imran: 146)


Rehat


Jangan bersedih karena hidup miskin, karena masih banya orang di sekitar Anda yang hidup dililit hutang! Jangan bersedih karena tak punya mobil, sebab masih banyak orang di sekitar Anda yang kakinya buntung. Jangan bersedih karena suatu penyakit, karenan masih banyak orang selain Anda yang mungkin telah bertahun-tahun tergolek lemas di atas ranjang. Jangan bersedih karena kehilangan seorang anak, sebab Anda bukan satu- satunya orang yang kehilangan anaknya.

Jangan bersedih, bila Anda memang seorang muslim yang beriman kepada Allah, para rasul-Nya, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Hari Kiamat dan qadha' serta qadar yang baik dan yang buruk! Karena, masih banyak orang  kafir  yang  mengingkari Allah,  mendustaka n  rasul-rasul-Nya, memutarbalikkan makna al-Qur'an, dan tak mempercai Hari Kiamat, serta ingkar terhadap qadha' dan qadar.
Jangan bersedih! Kalau memang Anda tak sengaja telah berbuat dosa, cepatlah bertobat;  kalau  And a  telah  melakukan kejahatan,  mintalah ampunan-Nya; dan kalau Anda telah melakukan satu kesalahan, perbaikilah kesalahan itu.  Bagaimanapun, rahmat dan kasih sayang Allah ittak terhingga luasnya, pintu ampunan-Nya selalu terbuka dan ampunan-Nya senantiasa melimpah ruah.
Jangan bersedih, karena kesedihan hanya akan menyebabkan syaraf cepat letih, jiwa mudah tergoncang,  hati  menjadi lemah, dan pikiran tak tak terarah.
Seorang penyair berkata,
Mungkin   saja   seseorang   merasa   terhimpit  cobaan,
karena  tak  sadar  bahwajalan  keluar  ad  a  di  tangan  Sang  Pencipta Kola  kesesakan  semakain  berat  terasa,   dan   semua   lingkaran terbuka,     ia  akan  melihat  apa yang  tak pernah  terbayang  olehnya.


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Let's share thE inSpiration - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -