Posted by : Unknown Friday, 9 January 2015

Makalah Manajemen PNF

Organizational Behavior of Starbucks Coffee


Disusun :

Masrifah (131034038)
Kelas 2013 B


JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2014

Kata pengantar
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya. Sholawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad
SAW, Tauladan sejati sampai akhir zaman sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Makalah Manajemen Pendidikan Luar Sekolah yang Berjudul Organizational Behavior of Starbucks Coffedengan tema organizing sebagai wujud mahasiswa dalam mengeksplorasi pemahaman dalam memanajemen suatu organisasi atau berwirausaha.  Penulisan tugas Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas dalam Mata Kuliah Manajemen Pendidikan Luar Sekolah. Pada kesempatan ini tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Allah SWT yang telah memberikan anugrah kesehatan dalam diri saya sehingga saya bisa menyelesaikan Makalah manajemen tersebut.
2.       Ayah dan Ibu yang selalu memberikan motivasi dan kasih sayang yang tidak ternilai, serta Do’a yang selalu dipanjatkan untuk saya.
3.       Bapak Dr. Soedjarwo, M.S. selaku Dosen Mata Kuliah Manajemen Pendidikan Luar Sekolah.
Serta semua pihak yang turut membantu terselesaikan nya penulisan Makalah Laporan observasi Manajemen Pendidikan Luar Sekolah dan kakak-kakak angkatan yang telah memberi semangat dan masukan kepada kami hingga penulisan tugas Makalah ini selesai.
Penulis  menyadari sepenuhnya bahwa kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan sebagai manusia yang tidak lepas dari salah dan dosa sehingga masih banyak kekurangan dalam  penulisan Makalah ini, hal ini dikarenakan oleh keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan  kritik dan saran yang bersifat membangun  demi kesempurnaan tugas Makalah ini .Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu Manajemen Pendidikan Luar Sekolah dan sumbangan ilmiah yang sebesar-besarnya bagi penulis dan pembaca.
Hormat kami
Penulis
Daftar Isi
Halaman………………………………………………………………………………..…..i
Halaman judul…………………………………………………………………………......ii
Kata pengantar…………………………………………………………………………….iii
Daftar isi…………………………………………………………………………………..iv
Ringkasan…………………………………………………………………..……………...v
BAB 1   PENDAHULUAN
A.    Latar belakang…………………………………………………………….……….1
B.     Tujuan Observasi……………………………………………………...…….…….3
C.     Rumusan Masalah……………………………………………………..……...…..4
D.    Manfaat penulisan…………………………………………………………...…....5
BAB II   HASIL OBSERVASI
A.    Sejarah terbentuknya Starbuck Coffe
i.        Profil Starbuck………………………………………………………………..7

B.     Strategi-strategi pemasaran
i.        Strategi focus Diferensiasi……………………………………………………8
ii.      Inisiatif Pemasaran Starbuchs………………………………………………...9
iii.    Strategi Starbuck untuk menjangkau pelanggan…………………………….10

C.    Analisis Organizing di Starbucks
i.        Prinsip-prinsip Starbucks …………………………………………………..11
ii.      Teori motivasi Hezberg……………………………………………………..12

BAB III   PENUTUP
A.    KESIMPULAN…………………………………………………………..….13
B.     SARAN……………………………………………………………………...13
DAFTAR PUSTAKA








BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Globalisasi yang terjadi beberapa tahun belakanganmembuat kompetisi di dunia usaha semakin ketat, terutama untuk industri jasa dengan produk yang serupaHal yang paling penting untuk mencapai keberhasilan dalam bisnis ini selain produk yang berkualitas, juga suasana kerjasama dan  jumlah  hasil kerja tim dalam penjualannya. Karyawan yang diposisikan menjadi team terdepan dan mengetahui apa kebutuhan konsumen adalah first line staff, untuk itu sangatlah penting bagi sebuah perusahaan untuk memotivasi, memberikan penghargaan, dan melatih karyawan ini untuk menjadi karyawan berkualitas.
Starbucks Corporation, sebuah perusahaan terkenal di dunia dengan bidang retail, dengan konsep sebuah restoran menghadirkan produk utama adalah kopi dan teh. Di duniaStarbucks Corporation sudah memiliki sekitar 4000 cabang, dan termasuk perusahaan dengan perkembangan yang cepat di Amerika. Starbucks Corporation selain terkenal dengan kualitas kopinya juga dikenal dengan pelayanan konsumen dan perusahaan dengan biaya yang tinggi. Starbucks membangun sebuah lingkungan bisnis dimana mensosialisasikan ke konsumen sebuah produk dengan harga yang sesuai dengan produknya dan tidak ada batasan umur untuk datang dan menikmati produk di outlet.
Selain itu Starbucks juga memperhatikan kepuasan dari para karyawanya. Besaran Turnover untuk pegawai di starbuck berkisar 65%, dan untuk level manager sebesar 25%. Dibandingkan dengan industri sejenis sebesar 150% sampai 400% dan 40%. Dapat dilihat bahwa angka turnover di  Starbucks masih dibawah industri sejenis (Michelli, 2006)
Sehingga Starbucks dapat dijadikan salah satu sebuah model bisnis yang optimal dengan memperhatikan beberapa faktor yaitu motivasi karyawan, kepuasan pelanggan dan kerjasama tim
.

B.     Tujuan Makalah
Adapun tujuan makalah ini adalah untuk membentuk mahasiswa agar menjadi wirausaha yang professional, sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen pendidikan berdasarkan kompetensi pememimpinan, kompetensi kepribadian maupun kompetensi professional selain itu juga, memberi pengetahuan kepada pembaca khususnya para Mahasiswa tentang bagaimana menjadi wirausahawan yang baik dan benar.
Dan untuk mendeskripsikan beberapa hal, yang mencangkup profil starbuck coffe  mengenai konsep kepemimpinan pada karyawannya dalam menjalankan usahanya. Sehingga usahanya dapat menjadi sukses dan berkembang pesat di dunia.



C.    Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sejarah terbentuknya Starbucks Coffe ?
2.      Strategi pemasaran yang seperti  apa yang dilakukan oleh Starbucks Coffe ?
3.      Apa saja prisip-prinsip yang ada dalam Organisasi Starbucks ?
4.      Perilaku organisasi yang seperti apa yang di terapkan  di Starbucks?


D.    Manfaat Penulisan
Penulisan  laporan ini sangat bermanfaat sekali bagi penulis dan khususnya bagi pembaca, karena:
memberikan kesempatan kepada penulis untuk memberikan atau membagikan ilmu pengetahuan kepada pembaca dan penulisan ini juga sangat bermanfaat bagi penulis maupun bagi pembaca untuk bekal agar memiliki kompetensi Berwirausaha dan kompetensi manajemen, kompetensi kepribadian dalam memanajemen dan pengetahuan untuk dapat memberikan gambaran dan data-data secara langsung tentang usaha starbuck coffe yang sudah mendunia.
Tidak hanya bagi penulis, laporan makalah ini juga bermanfaat bagi pembaca, karena kita bisa mengetahui realita akan keadaan dan kondisi perencanaan dalam memanajemen suatu usaha berwirausaha disana dan dengan membaca laporan ini juga bisa mendapatkan pengetahuan yang mungkin sebelumnya belum mengetahui dan setelah membaca ini jadi mengetahui tentang, bagaimana cara memanajemen suatu organisasi atau beriwira usaha secara baik dan benar. Sehingga usaha atau organisasi yang kita dirikan dapat terus maju dan berkembang kearah yang lebih baik.  Dan tidak hanya sekedar mengetahui dan membandingkan kondisi proses memanajemen pendidikan dan pembelajaran disana, akan tetapi juga kita mendapatkan informasi baru tentang ilmu merangkai perencanaan manajemen dalam memimpin organisasi. yang dilakukan disana itu seperti apa dan tahu bagaimana susahnya memanajemen organisasi dan kendala-kendala yang dihadapinya dan cara menangani kendala tersebut sehingga dengan adanya makalah ini kita bisa belajar banyak dari sana dan bisa mencontoh hal-hal positive yang telah didapat dari sana dalam mengelolah atau merangkai perencanaan manajemen suatu organisasi dan dapat berwirausaha dengan cara yang benar.






BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sejarah terbentuknya Starbuck Coffe
Starbucks Coffee Corporation  adalah sebuah jaringan kedai kopi dari Amerika Serikat yang bermarkas di Seattle, Washington. Starbucks adalah perusahaan kedai kopi terbesar di dunia, dengan 15.012 kedai di 44 negara. Melalui divisi Starbucks Entertainment dengan merek Hear Music, perusahaan ini juga memasarkan buku, musik, dan film.
Starbucks dimulai dari sebuah kedai kopi yang didirikan oleh tiga orang yaitu Jerry Baldwin, Zev Siegl, and Gordon Bowker, Ketiga sahabat tersebut sama-sama kuliah di University of Seattle. Pada tahun 1971, Starbucks dikenal dengan nama “Starbucks Coffee, Tea, and Spice” dan didirikan di Seattle, Washington’s Pike Place Market. Starbucks mendapatkan keuntungan dengan menjual Biji kopi siap olah (roasted coffee beans) ke konsumen langsung dan ke restoran. Perjalanan bisnis Starbucks berkembang pesat dengan membuka empat toko di tahun 1982, hal ini membuat Howard Schultz seorang salesman Hammerplast sebuah perusahaan alat rumah tangga dari New York tertarik untuk mengunjunginya. Howard Schultz ingin mengetahui mengapa sebuah usaha kecil membutuhkan jumlah yang besar dari produk dari Hammarplast yaitu percolators (teko kopi). Hubungan bisnis antara kedua perusahaan ini membuat Howard Schultz mengenal pendiri Starbucks dan ingin menjadi bagian dari Starbucks dikarenakan lingkungan dan atmosfir Starbucks yaitu totalitas orang-orangnya dalam memilih dan mengolah kopi, sehingga tertarik untuk bergabung dan menduduki posisi marketing and retail sales director.
Pada 1983, Howard Schultz yang baru setahun bergabung dengan Starbucks, melakukan lawatan bisnis ke Milan, Italia. Dia tertarik dengan gaya warung-warung kopi di sana, yang menyediakan kehangatan dan kafe sebagai tempat bersosialisasi, hal ini membuat beberapa orang beranggapan kopi sebagai gaya hidup, tempat berkumpul dan ngobrol dengan teman. Schultz ingin menerapakan gaya tersebut di Amerika Serikat, kafe kopi yang tersebar dan digunakan sebagai tempat bersosialisasi dan sebagai gaya hidup. Hal ini membuat Schultz pada saat kembali ke Seattle dan mengusulkan Starbucks menirunya, di dalam benaknya warga Amerika Serikat (AS) pasti menyukai warung-warung kopi seperti itu. Tapi, trio guru bahasa Inggris Jerry Baldwin, guru sejarah Zev Siegel, dan penulis Gordon Bowker, yang mendirikan Starbucks pada 1971, tak setuju. Schultz memilih untuk mendirikan toko kopi baru, bernama II Giornale, di Seattle, setelah dua tahun ke depan, karena strategi sukses Schultz tiga pemilik asli Starbucks memutuskan untuk menjual perusahaan mereka kepada Schultz. Kemudian Schultz berkumpul investor lain dan mengambil alih nama II Giornale ke Starbucks. Dia berusaha untuk mengejar impiannya untuk membuat semua orang bisa meminum kopi, sehingga ia terfokus pada ekspansi perusahaan. Pada saat itu Schultz berfikir bahwa cara yang paling efisien untuk pertumbuhan perusahaan adalah dengan membuka outlet baru di tempat baru. Pada tahun 1987 Starbucks membuka outlet di luar Amerika pertama kali di Jepang, pada tahun-tahun berikutnya Starbucks mengalami defisit karena melakukan strategi perluasan perusahaan dengan menambah jaringan outlet baru. Schultz yakin bahwa untuk terus mendukung intregitas jangka panjang perusahaan dan tidak memikirkan profit tetapi hanya jangka pendek (Michelli, 2006). Tahun 1991 Starbucks mengalami keuntungan dan penjulan meningkat sampai 84%, tahun 2002 Starbucks berkembang dari hanya memiliki 17 outlet menjadi 5688 outlet yang tersebar di 30 negara dengan strategi perluasan yang dilakukan oleh Schultz, berkembang 300 persen berkembang dalam waktu 10 tahun.  Majalah Fortune mencatat tahun 2005 Starbucks masuk perusahaan terbaik urutan ke 11 di Amerika Serikat, kemudian menduduki urutan ke 29 pada tahun 2006 dan di tahun 2007 menduduki peringkat ke 16. Pada tahun 2007 Starbucks menjadi sepuluh besar perusahaan dengan tempat kerja terbaik di Inggris.
Sekarang, Starbucks sudah berada di 30 negara lain. Starbucks ada di beberapa kota di Indonesia. Hingga September 2006, kafe-kafe Starbucks sudah ada di Jakarta, Bogor, Surabaya, Bandung, Medan, dan Bali. Di Indonesia, Starbucks bersaing dengan jaringan kafe dari AS lainnya, Coffee Bean, Gloria Jean's (Kanada) dan Excelso (jaringan kafe lokal). Gerai-gerai Starbucks sudah dibuka di Jakarta dan biasanya terletak di pusat perbelanjaan dan hiburan yang menjadi pusat kegiatan masyarakat khususnya masyarakat urban.
B.     Profil Starbuck Coffe

CEO Starbucks, Howard Schultz, menganggap bahwa puncak kesuksesan di Starbucks bukan kopi tetapi karyawan. Dengan menambah pengalaman kerja karyawan dan memberikan kesempatan promosi bagi mitra kerja adalah cara untuk meningkatkan keberlanjutan (Sustainibility) perusahaan. Schultz yakin bahwa semangat Starbucks adalah karyawan dan rasa terhormat sebagai karyawan Strabucks adalah nilai (value) sebagai seorang karyawan Starbucks. Karyawan perlu untuk memiliki pengetahuan yang baik dan pelatihan untuk kinerja yang lebih baik dalam sebuah perusahaan (Michelli, 2006). Starbucks membuat lingkungan kerja yang aktif sehingga membuat karyawan menanamkan nilai-nilai Starbucks dalam diri mereka, sehingga mereka dapat memotivasi para mitra untuk kepuasan diri dan kemudian mencapai kinerja yang lebih baik.

C.    Strategi Pemasaran Starbucks.
The Starbucks marketing strategy is not one commonly seen in many businesses today.Strategi pemasaran Starbucks bukan salah satu sering terlihat di banyak bisnis saat ini. Did you ever realize that it's rare (if not none) for you to find a Starbucks ad in a billboard, ad space, newspaper or poster in places where you can expect to see advertisements for most other establishments, even huge ones like McDonalds? Akhir-akhir ini sangat  jarang  ditemukan iklan Starbucks di papan reklame, ruang iklan, koran atau poster di tempat-tempat di mana seseorang dapat  melihat iklan untuk perusahaan lainnya.Now, Starbucks Coffee Company didn't just go for unconventional marketing strategies for the fun of it. Saat ini, Starbuck tidak hanya menggunakan strategi pemasaran yang tidak konvensional untuk bersenang-senang. They thought real hard about promoting their company, and have decided that Starbucks is more likely to benefit if it employed unconventional strategies (see viral marketing examples to see how others do "unconventional" successfully) that may be unique and seldom-tried, but most perfectly matched the concept that the company wanted to portray.Nyatanya Mereka berpikir keras tentang mempromosikan perusahaan mereka, dan telah memutuskan bahwa Starbucks sangat dimungkinkan untuk  menggunakan strategi yang tidak konvensional yang mungkin unik dan jarang dijalankan, tetapi kebanyakan sangat cocok konsep bahwa perusahaan ingin menggambarkan. Beberapa strategi pemasaran yang pernah dijalankan Starbucks anta lain;
1.      Differentiation Focus StrategyStrategi Fokus Diferensiasi
Porter's Differentiation Focus Strategy is the strategy currently being employedPorter Diferensiasi Focus Strategi adalah strategi yang saat ini dijalankanby the Starbucks Corporation. oleh Starbucks. This strategy provides a product or service to a specific Strategi ini menyediakan produk atau layanan tertentu market niche and differentiates from competition in specific areas. pada pasar dan membedakan dari kompetisi di daerah tertentu. The value of theIn the case of Starbucks, theDalam kasus Starbucks, company is a high cost, specialized selection provider, offering specially tailored lines of perusahaan adalah biaya tinggi, penyedia seleksi khusus, menawarkan jalur khusus disesuaikan dari coffee and tea product to coffee loving customers for a premium price. kopi dan teh produk untuk kopi yang mencintai pelanggan dengan harga premium. Starbucks utilizes the focus differentiation strategy thoroughly, and partners Starbucks menggunakan strategi diferensiasi fokus secara menyeluruh, dan mitra company marketing and advertising direction to this strategy. perusahaan pemasaran dan arah iklan untuk strategi ini. Embracing the position as Merangkul posisi pemimpin dan pemimpin segmen industri sebagai product quality leader and industry segment leader, Starbucks does not aggressively kualitas produk, Starbucks tidak agresif market the company through traditional means but instead focuses almost entirely on pasar perusahaan melalui cara-cara tradisional tetapi hampir seluruhnya berfokus pada high-level marketing and branding of word-of-mouth and key alliances and partnerships. tinggi tingkat pemasaran dan branding dari perkataan mulut dan kunc aliansi serta kemitraan. Starbucks' almost humble approach to avoid promotion the company but allowing it toHampir pendekatan Starbucks rendah hati untuk menghindari promosi perusahaan tetapi memungkinkan untuk be promoted by supporting customers and through it's good works has been a dipromosikan dengan mendukung pelanggan dan melalui pekerjaan baik itu telah menjadi successful strategy for the company to date. sukses strategi bagi perusahaan. The marketing initiatives of Starbucks will
Starbucks - Keanekaragaman Budaya  di Starbucks Selain dari kopi yang luar biasa, Starbucks telah membuat keluar bisnis hubungan manusia, keterlibatan masyarakat dan perayaan budaya. At Starbucks, Diversity is defined in the form of an equation. Di Starbucks, Keanekaragaman didefinisikan dalam bentuk persamaan. Diversity = Inclusion + Equity + Accessibility With a presence in over in over 50 countries, Passion for great coffee, genuine service and community connection Transcends language and culture. Keanekaragaman = Inklusi + Ekuitas + Aksesibilitas Dengan kehadiran di lebih di lebih dari 50 negara, Passion untuk kopi besar, pelayanan masyarakat asli dan koneksi melampaui bahasa dan budaya.

2.      Inisiatif pemasaran starbucks
Marketing InitiativesInisiatif pemasaran The Starbucks Corporation does not aggressively market the company or theirStarbucks Corporation tidak agresif memasarkan perusahaan atau produk mereka product.. Instead, they are driving their sales through the company's image and Sebaliknya, mereka mengarahkan penjualan mereka melalui perusahaan gambar dan reputation. reputasi. However, the result of the company's hard work, attention to detail and Namun, itu hasil kerja keras perusahaan, perhatian terhadap detail dan customer experience, ethical decision-making and employee training is a ranking as pengalaman pelanggan, membuat keputusan etis dan pelatihan karyawan adalah peringkat sebagai “one of the most valuable global brands” (Theodore, 2002, p. 62). "Salah satu merek global yang paling berharga". Much of this has been Sebagian besar ini telah achieved via word-of-mouth marketing and through partnerships. dicapai melalui pemasaran kata dari mulut dan melalui kemitraan. With the success of Dengan keberhasilan Starbucks it is hard to believe that the company does little if no direct advertising via Starbucks sekarang, sulit untuk percaya bahwa perusahaan tidak sedikit jika tidak ada iklan langsung melalui commercials, ads, or other forms of promotions. iklan, iklan, atau bentuk lain dari promosi. Starbucks does utilize an email Starbucks tidak menggunakan distribution list, one which only customers of Starbucks sign up for. daftar email distribusi, hanya satu pelanggan Starbucks yang mendaftar. Otherwise, the Jika tidak, company does not tote the brand. perusahaan tidak jinjing merek. Instead, marketing is through partnerships with world- Sebaliknya, pemasaran adalah melalui kemitraan dengan dunia, help and ethically focused agencies, and through an infiltration of Starbucks coffee into membantu dan etis fokus lembaga dan melalui infiltrasi kopi Starbucks ke general consumer markets, supported only by the integrity of the brand and experience pasar umum konsumen, hanya didukung oleh integritas merek dan pengalaman as drawn by the customer at the store locations around the globe (Theodore, 2002). seperti ditarik oleh pelanggan di lokasi toko di seluruh dunia (Theodore, 2002).
3.      AlliancesAliansi
The utilization of alliances is a cornerstone of the Starbucks Corporation            Pemanfaatan aliansi merupakan landasan strategi pemasaran Starbucks Corporation marketing strategy.. Isidro (2004) asserts that the strategic alliances of Starbucks are Isidro (2004) menegaskan bahwa strategis aliansi Starbucks one of the foundational reasons for the corporation's long-term success and growth. merupakan salah satu alasan mendasar bagi kesuksesan dan pertumbuhan korporasi jangka panjang. Alliances are truly the driving factor being their name and brand recognition. Aliansi benar-benar faktor pendorong yang nama dan pengenalan merek. Starbucks Bentuk aliansi Starbucks forms alliances with companies and social groups across the board, thereby broadening dengan perusahaan dan kelompok-kelompok sosial di seluruh papan, sehingga memperluas the exposure of the company, improving the organization's brand image and reputation, pemaparan dari perusahaan, meningkatkan citra merek organisasi dan reputasi, and exposing their name and product on a regular basis to potential new customers. dan mengekspos nama dan produk secara berkala kepada pelanggan baru yang potensial. In 2006, Starbucks formed an alliance with the NAACP, the sole purpose of
Pada tahun 1993, perusahaan bermitra dengan toko buku Barnes dan Noble di house coffee shop (Isidro, 2004). rumah kedai kopi (Isidro, 2004). Next, in 1996, Starbucks partnered with PepsiCo to Selanjutnya, pada tahun 1996, Starbucks bermitra dengan PepsiCo bottle, distribute and sell Starbucks Frappuccino (Isidro, 2004). botol, mendistribusikan dan menjual Starbucks Frappuccino (Isidro, 2004). Starbucks has also Starbucks juga formed alliances with ice cream manufactures and hotel chains to offer Starbucks brand membentuk aliansi dengan es krim manufaktur dan rantai hotel untuk menawarkan merek Starbucks and flavored ice creams and Starbucks coffees within the hotels (Isidro, 2004). dan rasa es krim dan kopi Starbucks dalam hotel (Isidro, 2004).
Furthermore, Starbucks has formed an alliance with United Airlines, offering Starbucks            Selanjutnya, Starbucks telah membentuk aliansi dengan United Airlines, menawarkan Starbucks coffee in coffee cups bearing both company's logos on flights. kopi di cangkir bantalan logo kopi perusahaan baik di penerbangan. It is difficult to travel Sulit untuk perjalanan through corporate America and not find Starbucks coffee in dispensers bearing the melalui perusahaan Amerika dan tidak menemukan kopi Starbucks di dispenser menanggung Starbucks logo in meeting rooms, board rooms, and corporate cafeterias (Larson, Logo Starbucks di ruang pertemuan, ruang dewan, dan kafetaria perusahaan (Larson, 2008). 2008). Starbucks has even partnered with Kraft foods to distribute Starbucks coffee in Starbucks bahkan telah bermitra dengan makanan Kraft untuk mendistribusikan kopi Starbucks di national grocery store chains and mass merchandise outlets (Theodore, 2002). rantai nasional toko grosir dan outlet barang dagangan massa (Theodore, 2002). One partnership that has been incredibly successful, as well as financially
Salah satu kemitraan yang telah sangat sukses, serta finansial profitable, for Starbucks is that with the music industry. menguntungkan, untuk Starbucks adalah  dengan industri musik. Wolk (2008) notes that today Wolk (2008) mencatat bahwa hari ini Starbucks is “one of the most powerful music retailers in the market” (p.4). Starbucks adalah "salah satu musik pengecer yang paling kuat di pasar" (hal.4). The The company is very selective in the music titles and selection is limited, but the company Perusahaan sangat selektif dalam judul musik dan seleksi terbatas, tetapi perusahaan sells that which it does carry at a premium (Wolk, 2008). tidak menjual yang membawa pada premium (Wolk, 2008). A second musical partnership Sebuah kemitraan musik kedua is between Starbucks and i-Tunes, an alliance that has formed the “song of the week” adalah antara Starbucks dan i-Tunes, suatu aliansi yang telah membentuk Program "lagu minggu ini" program (Wolk, 2008). (Wolk, 2008). Regardless of the success of music and food pairings, Starbucks Terlepas dari keberhasilan dan makanan pasangan musik, Starbucks asserts and firmly remains true to its reason for existence: quality premium coffees and menegaskan dan tegas tetap setia untuk alasan eksistensi: kualitas kopi premium a quality customer coffee experience. dan kualitas kopi pengalaman pelanggan. In application, Starbucks has understood, Dalam aplikasi, Starbucks telah dipahami, embraced, and profited from strategic alliances, both in positive marketing and in memeluk, dan keuntungan dari aliansi strategis, baik dalam pemasaran positif dan profitability. profitabilitas.
4.     Every business can learn from another, especially if a particular business is one that has displayed tremendous success over the years.StratStrategi Starbucks untuk menjangkau pelanggan
·       “Perfect Cup of Coffee” Starbucks history has shown that they place a huge emphasis on product quality. "Menjaga Cita Rasa Kopi" - Sejarah Starbucks telah menunjukkan bahwa mereka menempatkan penekanan yang besar pada kualitas produk Their coffee, even if priced slightly more expensive than expected, is notorious for satisfying customers with its rich, delicious taste and aroma. kopi mereka, bahkan jika harga sedikit lebih mahal dari yang diharapkan, sangat sebanding untuk memuaskan pelanggan dengan kaya rasa, lezat dan aroma.“Third Place” From the very beginning, the Starbucks marketing strategy has focused on creating the “third place” for everyone to go to between home and work.
·        "Tempat Ketiga" - Sejak awal, strategi pemasaran Starbucks telah berfokus pada menciptakan "tempat ketiga" bagi setiap orang untuk pergi antara ke rumah dan bekerja. Creating this unique and relaxing “experience” and “atmosphere” for people has been very important for the company as they have realized that this is one of the strongest concepts attached to the company, to which customers have been strongly attracted. Starbucks o ingin menciptakan "pengalaman" unik bagi pelanggan mereka yang menggabungkan their on-the-go schedule, as well as a place to relpadatnya jadwal mereka, serta sebagai tempat untuk bersantai. adanya "suasana" berbeda dalam Starbucks membuat orang-orang terkesan,  sangat penting bagi Starbucks karena mereka telah menyadari bahwa ini adalah salah satu konsep kuat melekat pada Starbucks, untuk pelanggan yang sangat tertarik dengan Starbucks. “Customer Satisfaction” Customer satisfaction is a very important issue with Starbucks. Senior Vice President of administration in North America Christine Day explains that, “people administrasi di Amerika Utara Christine Hari menjelaskan bahwa, "orang come here for the coffee, but ambience is what makes them want to stay,” datang ke sini untuk minum kopi, tapi suasana yang membuat mereka ingin tinggal, "
·        "Kepuasan Pelanggan" - Kepuasan pelanggan adalah masalah yang sangat penting dengan Starbucks. From entrance to the store to the very last drop of their coffees, it is a must that customers feel the uniqueness of enjoying their Starbucks coffee experience. Without a doubt, Starbucks Coffee Company knows the answer to the question, "Why is customer service important." Dari pintu masuk terakhir toko mereka sudah disambut dengan penyajian kopi, itu adalah suatu keharusan bahwa pelanggan merasakan keunikan mereka menikmati pengalaman kopi Starbucks
·       “Creating a Starbucks Community” The Starbucks marketing strategy has even expanded to create a community around their brand. "Menciptakan Masyarakat Starbucks" - Strategi pemasaran Starbucks bahkan diperluas untuk menciptakan sebuah masyarakat sekitar merek mereka. On their website, individuals are encouraged to express their experiences with Starbucks history, and the company strives to “personally” join in the discussions. Pada situs web mereka, individu didorong untuk mengekspresikan pengalaman mereka dengan sejarah Starbucks, dan perusahaan berusaha untuk "secara pribadi" bergabung dalam diskusi. This technique was cleverly pointed out by Webolutions: The Strategic Marketing Agency in their “Starbucks Marketing Observations” article. Teknik ini cerdik ditunjukkan oleh Webolutions: The Strategic Marketing Agency
·       "Kemitraan" - Starbucks Coffee Company telah dikenal untuk menciptakan kemitraan strategis yang menunjukkan fakta bahwa cara lain untuk mengembangkan bisnis Anda adalah mitra cerdas. Over the years, the Starbucks Corporation has greatly increased sales just by using this strategy. Selama bertahun-tahun,  Starbucks telah sangat meningkatkan penjualan hanya dengan menggunakan strategi ini.
·       “Innovation” Through the years, the Starbucks Coffee Company has been known to think up creative and innovative ideas to add to their products or services. "Inovasi" - Selama bertahun-tahun, Starbucks Coffee Company telah dikenal untuk memikirkan ide-ide kreatif dan inovatif untuk menambah produk atau jasa mereka. They've added different flavors to their coffee, more food on their menu, and even became one of the firsts to offer internet capability in their stores. Mereka telah menambahkan rasa yang berbeda untuk kopi mereka, makanan lebih banyak pada menu mereka, dan bahkan menjadi salah satu pengalaman pertama untuk menawarkan kemampuan internet di toko mereka. “Brand Marketing” The Starbucks marketing strategy has always focused on “word-of-mouth” advertising and letting the high quality of their products and services speak for themselves.
·        "Pemasaran Merek" - Strategi pemasaran Starbucks selalu berfokus pada "word-of-mouth" yaitu perkataan mulut. Iklan dan menjaga kualitas tinggi dari produk dan layanan mereka berbicara sendiri. For years, this has been uniquely Starbucks, and it has played a huge part in making Starbucks Coffee Company a success. The definition of viral marketing speaks to this new word of mouth that Starbucks has run with, and made their own. Selama bertahun-tahun, ini telah menjadi keunikan Starbucks, dan telah memainkan peran besar dalam membuat Starbucks Coffee Company sukses. Starbucks Coffee Company and Marketing
It is clear that the company has created greatly individualized marketing techniques to fit the promotion of the Starbucks brand as it applies to the unique concept it was built on.            Hal ini jelas bahwa perusahaan telah menciptakan teknik pemasaran sangat individual agar sesuai dengan promosi dari merek Starbucks yang berlaku untuk konsep unik ini dibangun di atas. But Adelino de Almeida wrote a blog article named, “Starbucks' New Marketing Strategy: Advertising Like Everyone Else” , where he discusses how the Starbucks marketing strategy may try to finally follow everyone else's marketing. Tapi Adelino de Almeida menulis sebuah artikel blog yang bernama, "Starbucks" Strategi Pemasaran Baru: Iklan Seperti Semua orang Lain " , di mana ia membahas bagaimana strategi pemasaran Starbucks mungkin mencoba untuk akhirnya mengikuti semua orang pemasaran lain.
Nevertheless, the Starbucks' marketing strategy has led the company to its current success.            Namun demikian, strategi pemasaran Starbucks 'telah menyebabkan perusahaan mengalami kesuksesan saat ini. This fact is enough to realize that there can be much to learn from what this company has achieved to the benefit of many small businesses. Fakta ini sudah cukup untuk menyadari bahwa ada banyak yang bisa dipelajari dari apa yang telah perusahaan ini dicapai untuk kepentingan usaha kecil. Isabel Isidro, managing editor of PowerHomeBiz.com, has written an excellent article that outlines what small businesses can learn from Starbucks. Isabel Isidro, managing editor PowerHomeBiz.com, telah menulis sebuah artikel yang sangat baik yang menguraikan apa usaha kecil bisa belajar dari Starbucks. The article is entitled, “Learning from Starbucks: 10 Lessons for Small Businesses” .

5.      Strategi Starbuck Atasi Krisis

What is done by Starbucks Corp. fend off the impact of the subprime mortgage crisis and maintain market share?Yang dilakukan Starbucks menangkis dampak dari krisis subprime mortgage dan mempertahankan pangsa pasar, yaitu dengan cara: 
1. a).  One of them, lure customers in the morning and evening as well.Memancing pelanggan di pagi dan sore hari juga.
Having said it would close hundreds of stores, coffee shops will offer cheap packages to drink coffee in the afternoon. Setelah mengatakan akan menutup ratusan toko, warung kopi akan menawarkan paket murah untuk minum kopi di sore hari. This strategy is not to sell their products, but to boost its sales numbers. Strategi ini tidak menjual produk mereka, tetapi untuk meningkatkan angka penjualan. As we all know this coffee beverage manufacturers will close 600 stores and cut at least 12 thousand employees. Seperti kita semua tahu produsen minuman kopi ini akan menutup 600 toko dan memangkas setidaknya 12 ribu karyawan. Not only the business unit located in the United States alone, 61 of 84 stores in the Country of Kangaroos aka Australia also closed. Tidak hanya unit usaha berlokasi di Amerika Serikat saja, 61 dari 84 toko di Negeri Kanguru alias Australia juga ditutup. As a result, approximately 700 employees will be laid off. Akibatnya, sekitar 700 karyawan akan diberhentikan. This shock is the impact of economic recession beat Uncle Sam's country which resulted in the decline of purchasing power.Shock ini dampak resesi ekonomi mengalahkan negara Paman Sam yang mengakibatkan penurunan daya beli. Economic turmoil is exacerbated by the price of crude oil a crazy world and the number of unemployed due to many companies out of business. Kekacauan Ekonomi ini diperparah dengan harga minyak mentah dunia yang gila dan jumlah perusahaan karena banyak menganggur keluar dari bisnis.Aware of this unfavorable condition, Starbucks management directly perform a variety of promotions. Menyadari kondisi yang kurang menguntungkan, manajemen Starbucks langsung melakukan berbagai promosi. One of them yes tesebut afternoon coffee packets. Salah satunya ya paket tesebut sore kopi. “Currently, we have to see the relevance. "Saat ini, kita harus melihat relevansinya. Consumers will look for the right price, “said Vice President for Customer Relationship Management Starbucks Brad Stevens, as quoted by Reuters. Konsumen akan mencari harga yang tepat, "kata Vice President Customer Relationship Management Starbucks Brad Stevens, seperti dikutip dari Reuters.
The target customers, Starbucks is pretty clever.            Target pelanggan, Starbucks cukup cerdik. He not only attract customers in the afternoon. Dia tidak hanya menarik pelanggan di sore hari. However, customers also in the morning. Namun, juga di pagi hari. How, Starbuck giving discounts to customers who indicate receipt of purchase in the morning. Caranya, Starbuck memberikan diskon kepada pelanggan yang menunjukkan kuitansi pembelian di pagi hari. Thus, world-class coffee company is able to dredge buyers doubled. Dengan demikian, perusahaan kopi kelas dunia yang mampu mengeruk pembeli dua kali lipat. For those customers who show a receipt, then they just mengocek fund $ 2 per cup of coffee. Bagi pelanggan yang menunjukkan tanda terima, maka mereka hanya mengocek dana $ 2 per cangkir kopi. Only by spending money that is quite cheap for the size in the United States, customers are served coffee or drinks grande type size medium. Hanya dengan uang belanja yang cukup murah untuk ukuran di Amerika Serikat, pelanggan dilayani kopi atau minuman jenis media grande ukuran. The fans of this coffee cheap coffee can start at 14.00 local time. Para penggemar kopi ini kopi murah dapat mulai pukul 14.00 waktu setempat. Stevens believes, Starbucks is able to beat its competitors namely Mc Donalds and Burger King Stevens meyakini, Starbucks mampu mengalahkan pesaingnya yakni Mc Donalds dan Burger King
2. b). Starbucks incentive to do a new campaign in cyberspace. Insentif Starbucks melakukan kampanye di dunia maya. Starting from Twitter, Facebook, YouTube, he articulated for the sake of reach more people than through traditional media.
Mulai dari Twitter, Facebook, YouTube, ia diartikulasikan demi menjangkau lebih banyak orang daripada melalui media tradisional. Somewhat unique marketing strategy that they were doing, one of which is to race on Twitter.                 


rtjhbpejStrategi pemasaran agak unik yang mereka lakukan, salah satunya adalah untuk ras di Twitter. Starbucks harnesses the power of networking sites to provide a challenge to people to be the first to post a photo poster Starbucks on Twitter. Starbucks memanfaatkan kekuatan jaringan situs untuk memberikan tantangan kepada orang-orang untuk menjadi yang pertama untuk memposting Starbucks foto poster di Twitter. The campaign which began this month, is a step to counter the campaign of coffee drinks made McDonald's with their crazy budget on TV, billboards, and other top-line media. Kampanye yang dimulai bulan ini, merupakan langkah untuk melawan kampanye minuman kopi yang terbuat McDonald's dengan anggaran gila mereka di TV, billboard, dan lainnya top-line media. Starbucks believes, through online media, in addition to a budget that they spend can be lowered, they can capture more of the number of people.
Starbucks percaya, melalui media online, selain anggaran yang mereka keluarkan bisa ditekan, mereka dapat menangkap lebih banyak jumlah orang. “It's the difference between the release of the funds millions of dollars versus millions of fans,” so said Mr. Bruzzo from Starbucks, coffee shop network which has worldwide this. "Inilah perbedaan antara rilis dari dana jutaan dolar versus jutaan penggemar," begitu kata Mr Bruzzo dari Starbucks, kedai kopi jaringan yang telah mendunia ini. Not only Twitter, YouTube video site is also used for promotion. Tidak hanya Twitter, situs video YouTube juga digunakan untuk promosi. This promotion is packaged in a contest for employees. Promosi ini dikemas dalam sebuah kontes untuk karyawan.Apparently, the photo contest made up inspired by what the people through Facebook and Twitter. Rupanya, lomba foto dibuat terinspirasi oleh apa yang rakyat melalui Facebook dan Twitter. Each year the people racing to post the first photo of Starbucks stores that red shades decorated during the holidays. Setiap tahun orang-orang berlomba untuk posting foto pertama toko Starbucks yang dihiasi warna merah selama liburan. So also on Flickr, they compete to show off photos few photos of Starbucks stores in the same shot. Begitu juga di Flickr, mereka bersaing untuk  memamerkan foto beberapa foto toko Starbucks di tembakan yang sama. Starbucks is optimistic the campaign will be supported by 1.5 million fans up and 183,000 follower on Twitter Starbucks optimis kampanye akan didukung oleh 1,5 juta penggemar Facebook dan 183.000 pengikut di Twitter.

D.   ANALISIS PERILAKU ORGANISASI

1.      Five Principles of Starbucks
Berdasarkan buku “ The Starbucks Experience”, perusahaan tersebut dalam menjalankan operasionalnya memberikan 5 prinsip yang ditanamkan kepada karyawannya, yaitu :
a.    Prinsip Pertama – Lakukan dengan Cara Anda – (Make it Your Own)
Starbucks memberikan kebebasan kepada karyawannya (atau partnernya) untuk melakukan apa saja untuk memastikan konsumen mendapatkan pelayanan atau pengalaman yang baik.
b.    Prinsip Kedua – Semuanya Penting – (Everything Matters)
Karyawan Starbucks dilatih untuk selalu memperhatikan detail – detail yang terkecil yang sangat penting bagi konsumennya. Aktivitas ini dibedakan menjadi 2 aktivitas yaitu “above deck” (yang terlihat) maupun “below deck” (yang tidak terlihat).
c.     Prinsip Ketiga – Kejutan dan Kesenangan (Surprise and Delight)
Di Starbucks, membudidayakan kemampuan mereka untuk memberikan kepuasaan bagi pelanggannya dan melebihi apa yang mereka harapkan. Sehingga karyawan harus mampu memberikan kejutan – kejutan atau kesenangan dari sumber – sumber yang tak terduga.
d.    Prinsip Keempat – Terbuka Terhadap Kritik – (Embrace Resistance)
Karyawan Starbucks harus selalu menerima masukan, baik yang positif maupun yang negatif dan menggunakan masukan negatif tersebut sebagai pelajaran untuk melakukan pengembangan.
e.    Prinsip Kelima – Leave Your Mark
Starbuks memiliki sebuah komitmen yang kuat disekitar mereka. Prinsip ini terfokus pada aspek sosial perusaahaan, termasuk di dalamnya aktivitas tentang lingkungan dan berbagai macam masalah sosial, atau yang biasa disebut dengan Corporate Social Responsibility (CSR).


2.      Teori Motivasi Hezberg

Dalam memahami sikap dan motivasi karyawan, Frederick Herzberg melakukan penelitian untuk menentukan faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan dan ketidakpuasan karyawan terhadap lingkungan kerja mereka. Penelitian tersebut dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap karyawan yang puas dan tidak puas terhadap pekerjaan mereka. Herzberg menemukan bahwa faktor yang memberikan kepuasan kerja berbeda dengan faktor yang tidak memberikan kepuasan kerja. Herzberg menyebutnya motivators dan hygiene factors
Berikut  adalah tabel faktor – faktor yang menyebabkan ketidakpuasan dan kepuasan pekerjaan, serta diurutkan berdasarkan yang paling penting.
Gambar 4. Teori Motivasi Hezberg
Starbucks ditinjau dari segi organizational behaviour adalah sebuah konsep perusahaan besar dengan banyak lini yang sudah menciptakan sebuah lingkungan kerja yang ideal untuk karyawan. Jumlah turnover yang lebih rendah dari perusahaan sejenis membuat Starbucks menjadi impian setiap orang untuk bekerja di perusahaan tersebut. Hal utama yang telah dijalankan di Starbucks adalah penerapan teori motivasi Hezberg yang dilakukan dengan menciptakan lingkungan kerja yang membuat karyawan dapat memotivasi dirinya sehingga mencapai kepuasan kerja. Hezberg dalam toeri motivasi menjelaskan bahwa ada faktor motivator (faktor intrinsik) yang memberikan kepuasan dalam bekerja yang  menjadi dasar karyawan mengalami kepuasan kerja. Faktor intrinsik tersebut sejalan dengan lima prinsip yang terdapat dalam buku Starbucks experience yaitu :
  1. Achievement Factor
Starbucks dalam menjalankan bisnisnya berorintasi pada kepuasan karyawan, sehingga dalam menjalankan bisnis karyawannya menjalankan bisnis sesuai dengan cara mereka sendiri, dengan harapan konsumen puas dan akan kembali. Karyawan juga mendapatkan keuntungan dengan mendapatkan diskon pada saat membeli starbucks. Pelayanan yang baik secara tidak langsung perusahaan akan mendapatkan konsumen loyal yang akan menghasilakan pendapatan bagi perusahaan. Starbucks juga memberikan pembagian hasil keutungan melalui saham kepada para karyawannya sebagai reward atas kerja mereka terhadap perusahaan. Bonus untuk libur dan diskon bagi karyawan yang bekerja lebih dari 20 jam.
  1. Recognition
Karyawan diberikan kebebasan dalam memberikan saran dan kritik terhadap perusahaan dan perusahaan menghargai kritikan dan saran lalu menyikapinya untuk kemajuan perusahaan. Starbucks menghargai karyawan sebagai mitra dan diberikan kebebasan dalam menyampaikan saran dan kritiknya.
  1. Work Itself
Karyawan Strabucks dalam menjalankan rutinitas kerjanya memunculkan kebersamaan sebagai tim. Manajer adalah pimpinan tetapi karyawan bisa melakukan pengambilan keputusan sejauh itu menguntungkan pelanggan dan berdampak pada kepuasan pelanggan.
Karyawan dalam menjalankan bisnisnya harus berpantokan bahwa semua aspek di Strabucks adalah penting yaitu konsumen, pengendalian mutu, bahan baku dan bekerja harus menonjolkan quality service yang menjadi utama.
  1. Responsibility
Starbucks memberikan kebebasan kepada karyawan namun harus disertai tanggung jawab atas apa yang telah dilakukan. Karyawan mengemban tanggung jawab untuk harus menjaga kualitas dari pelayanannya kepada konsumen. Manajer memberikan kesempatan kepada barista untuk memberikan masukan dan jam kerja yang fleksibel namun menuntut tanggung jawab agar memberikan yang terbaik untuk kepuasan konsumen (Quality Service).
  1. Advancement
Starbucks dalam pengembangan karyawan dengan memberikan kemungkinan berkembang kepada karyawan hingga menjadi mitra suatu saat nanti sehingga pengalaman bekerja di Starbucks adalah menyenangkan. Dalam pengembangan karyawan Starbucks memberikan training kepada karyawan dalam pembuatan kopi, pemilihan bahan baku kopi, hingga pengembangan bisnis.
  1. Growth
Karyawan termotivasi dengan Starbucks memberikan kompensasi berupa pembagian keuntungan kepada karyawan. Motivasi karyawan tercipta dengan mereka bekerja dengan lingkungan yang menciptakan kenyamanan dan disertai dengan penambahan bonus berupa pendapatan atas hasil bagi saham.







BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Starbucks adalah kafe kopi didirikan oleh Jerry Baldwin, Zev Siegl, and Gordon Bowker (kemudian diambil alih oleh Howard Schultz)pada tahun 1971 yang bermula dari Seattle sampai akhirnya pada tahun 2002 berkembang menjadi 5688 outlet yang tersebar di 30 negara.
 Selain menyediakan kualitas kopi yang baik Starbucks juga dikenal dengan pelayanan konsumennya yang memuaskan. Hal ini didukung terutama karena Starbucks sangat memperhatikan kepuasan karyawannya. Dimana karyawan Starbucks atau yang lebih dikenal sebagai 'barista’. diposisikan menjadi team terdepan dan mengetahui apa kebutuhan dari konsumen.
Besaran Turnover untuk pegawai di Starbucks berkisar 65%, dan untuk level manager sebesar 25%. Lebih rendah dibawah rata-rata industri yang sejenis. Dalam Starbucks dan industri lain yang sejenis sistem sudah berjalan dengan baik sehingga siapapun karyawan akan keluar atau masuk tidak akan menjadikan suatu masalah di Starbucks.  Dalam buku "The Starbucks Experience" perusahaan Starbucks memberikan 5 prinsip yang ditanamkan kepada karyawan yaitu : Lakukan dengan Cara Anda – (Make it Your Own), Semuanya Penting – (Everything Matters), Kejutan dan Kesenangan – (Surprise and Delight), Terbuka Terhadap Kritik – (Embrace Resistance), Leave Your Mark. Prinsip ini mendukung motivasi karyawan Starbucks untuk memberikan pelayanan terbaik bagi konsumennya.
Teori motivasi Hezberg digunakan sebagai pendekatan bagaimana Starbuck memotivasi karyawannya. Dalam teori motivasi Hezberg dijabarkan faktor-faktor yang mempengaruhi Dissatisfaction yaitu :Company policy, Supervision, Relationship with Boss, Work conditions, Salary dan Relationship with Peers. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi Satisfaction adalah : Achievment, Recognition, Work itself, Responsibility, Advancement dan Growth.
Dalam Hawthorne Studies menyebutkan bahwa standar kelompok secara signifikan mempengaruhi hasil kerja individual, dan uang merupakan faktor yang kurang memberikan pengaruh terhadap perilaku individual dibandingkan dengan standar-standar kelompok. Jika manajer atau perusahaan memberikan lingkungan kerja yang cocok dan mempertimbangkan setiap kebutuhan pribadi maka akan memberikan rasa kepuasan, daripada gaji yang lebih tinggi atau bonus. Di Starbucks, para pemimpin berkomitmen untuk menyediakan sebuah lingkungan kerja yang hebat dan memperlakukan satu sama lain dengan penuh rasa hormat dan bermartabat. Rasa hormat yang diberikan pemimpin pada karyawan sering tercermin dalam cara karyawan menghormati dan menciptakan pengalaman antara satu dengan yang lain.

B.     Saran
While Starbucks has been very successful with the Differentiation Focus strategySementara Starbucks telah sangat sukses dengan strategi Fokus Diferensiasi through the use of word-of-mouth marketing and strategic alliances, the future of the melalui penggunaan mulut pemasaran kata dan aliansi strategis, masa depan Starbucks Corporation could be in some jeopardy due to increasing competition without Starbucks Corporation bisa dalam bahaya karena meningkatnya persaingan tanpa some small changes. beberapa perubahan kecil. One danger Starbucks faces in today's developing economy is the Satu bahaya wajah Starbucks dalam perekonomian yang sedang berkembang saat ini adalah concern for the company that they will be surpassed by competitors on both cost and on kepedulian untuk perusahaan bahwa mereka akan dikalahkan oleh pesaing baik pada biaya dan product quality. kualitas produk. It would be very beneficial for Starbucks to maintain a close watch on Akan sangat bermanfaat bagi Starbucks  untuk mempertahankan, mencermati
industry and market competitors, specifically other coffee shop establishments and the industri dan pasar pesaing, khususnya usaha warung kopi lain dan restaurant industry entrants to the specialty coffee market. industri restoran pendatang ke pasar kopi spesial. Both specialty coffee shop Kedua toko khusus kopi entrants can pose a challenge to Starbucks in an effort to provide the best quality, pendatang dapat menimbulkan tantangan ke Starbucks dalam upaya untuk memberikan kualitas terbaik, service, and experience for the customer, while the restaurant entrants to the industry pelayanan, dan pengalaman bagi pelanggan, sedangkan pendatang restoran untuk industri are marketing their specialty coffee on a cost savings platform. pemasaran kopi spesial mereka pada platform penghematan biaya. With these industry Dengan industri ini competitors attacking the Starbucks market share from both angles, it is essential for menyerang pesaing pasar saham Starbucks dari kedua sudut, adalah penting untuk Starbucks to find ways to remain cost competitive while providing the top-of-the-line, Starbucks untuk menemukan cara untuk tetap biaya yang kompetitif sementara menyediakanquality product. kualitas atas produk.
Furthermore, it is also recommended that Starbucks consider implementing aSelain itu, juga direkomendasikan bahwa Starbucks menganggap menerapkan marketing strategy apart from alliances that does not solely rely on brand awareness, strategi pemasaran selain dari aliansi yang tidak hanya mengandalkan kesadaran merek, reputation, and word of mouth. reputasi, dan pemasaran mulut. While word of mouth marketing is invaluable, it is Walau kata pemasaran mulut yang tak ternilai, maka essential with the growing competition on price and product for Starbucks in the niche penting dengan kompetisi tumbuh di harga dan produk Starbucks di cerukcoffee industry to aggressively market to ensure and restate the company's dominance pasar industri kopi untuk agresif, memastikan dan menyatakan kembali dominasi perusahaan in the diversification focus of specialty coffee. dalam fokus diversifikasi kopi spesial. Finally, in today's current economy, it is recommended that Starbucks broaden Akhirnya, pada saat ekonomi hari ini, dianjurkan bahwa Starbucks memperluas focus from simply high end pricing and provide an economic package or economy fokus dari ujung harga tinggi sederhana dan menyediakan paket ekonomi atau ekonomi offering during these tough economic times. menawarkan masa-masa ekonomi sulit. This does not have to be a long-term Ini tidak harus menjadi strategi jangka panjang strategy, but could ensure the survival of the company through a tougher economic time, tapi bisa menjamin kelangsungan hidup perusahaan melalui waktu ekonomi yang lebih sulit and also maintain the company's customer base for when the economy as a whole, and dan secara keseluruhan juga menjaga basis pelanggan perusahaan ketika perekonomian, dan thereby consumer wallets, are growing again. dengan demikian dompet konsumen  tumbuh lagi. This would bring the company slightly Hal ini akan membawa perusahaan sedikit away from the differentiation focus strategy, but not so far as to move the company into dari fokus strategi diferensiasi, tetapi tidak begitu jauh dengan memindahkan perusahaan ke a new strategic marketing focus. fokus strategi pemasaran baru. In conclusion, Starbucks is still in a growing stage, and Sebagai kesimpulan, Starbucks masih dalam tahap pertumbuhan, dan with a few recommendations for marketing improvement, can continue the product dengan beberapa rekomendasi untuk perbaikan pemasaran, dapat melanjutkan produk yangleader position currently held in the specialty coffee industry well into the future. diselenggarakan posisi pemimpin saat ini di industri khusus kopi  ke masa depan.
Referensi
  1. Robert Kreitner dan Angelo Kinicki, ” Organizational Behavior,” McGraw-Hill, United States 2010.
  2. Joseph A. Michelli, “The Starbucks Experience – 5 Prinsip untuk Mengubah Hal Biasa menjadi Luar Biasa,” Penerbit Esensi (Erlangga Group) 2007.
  3. http://www.netmba.com/mgmt/ob/motivation/herzberg/



{ 1 comments... read them below or add one }

- Copyright © Let's share thE inSpiration - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -