- Back to Home »
- Jangan Bersedih Karena Perlakuan Orang Lain, Tapi Lihatlah Perlakuan Mereka Terhadap Sang Khaliq.
Posted by : Unknown
Wednesday, 24 December 2014
Jangan Bersedih Jika Mendengar Kata-kata Kasar,
Karena Kedengkian Itu Sudah Ada Sejak Dulu
Tamaklah menghimpun
keutamaan,
dan
tekunlah
abaikan celaan si pendengki.
Ketahuilah bahwa
umur itu adalah
saat-saat kebaikan diterima dan setelah kematian kedengkian itu terputus dengan
sendirinya
Seorang ulama kontemporer mengatakan, "Kepada orang-orang
yang sangat sensitif terhadap kritikan
agar mereka menuangkan
apa saja yang dingin
ke
dalam syarafnya pada saat menghadapi kritikan yang pedas dan menyengat."
Dikatakan, sungguh hebat Allah menempatkan
kedengkian itu, la
sungguh adil. Berawal dari pertemanan, lalu membunuhnya.
Al-Mutanabbi mengatakan, "Kenangan seseorang
itu adalah umurnya
yang kedua, dan keinginannya
yang tak
kesampaian.
Selebihnya
adalah
kesibukannya."
Sahabat Ali r.a. mengatakan, "Kematian adalah taman yang terjaga
ketat."
Seorang bijak bestari mengatakan, "Seorang pengecut mati
beberapa kali. Sedangkan,
pemberani hanya mati sekali."
Jika Allah menginginkan
kebaikan pada seorang
hamba di saat-saat
yang tertekan, maka Dia menjadikan hamba itu mengantuk sebagai wujud
penjagaan dari-Nya. Hal yang sama pernah terjadi pada diri Thalhah r.a. pada saat perang Uhud, sebelum perang dimulai.
Karena begitu berat
kantuknya sampai-sampai pedang yang dipegangnya jatuh beberapa kali.
Itu
sebagai wujud ketenangan dan kedamaian
di dalam hati.
Namun ada juga
kantuk untuk ahli bid'ah. Syabib ibn Yazid merasakan
kantuk yang tak tertahankan saat ia sedang menunggang seekor baghlah
(hewan peranakan
kuda dengan keledai). Dia adalah seorang lelaki
yang sangat pemberani.
Sedangkan isterinya, bernama Ghazalah, adalah seorang
perempuan pemberani yang pernah mengusir
Al-Hajjaj.
Seorang penyair mengatakan,
"Menjadi singa ketika berhadapan denganku,
tapi dalam perang ia menjadi seekor burung yang tak
berdaya
lari terbirit-birit hanya karena suitan
saja
Tidakkah engkau
keluar
menantang
Ghazalah yang sombong
atau hatimu
dengan dua sayapnya
akan segera terbang."
Allah berfirman,
{Katakanlah:
"Tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan. Dan kami menunggu-nunggu bagi kamu bahwa Allah akan menimpakan
kepadamu azab (yang besar) dari sisi-Nya
atau (azab) dengan tangan kami. Sebab
itu tunggulah, sesungguhnya kami menunggu-nunggu
bersamamu."}
Firman'Nya yang lain,
(QS.
At-Taubah: 52)
{Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah
ditentukan waktunya. Barangsiapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan
kepadanya pahala dunia itu. Dan barangsiapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat. Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.}
Seorang penyair lain berkata,
(QS. Ali 'Imran: 145)
"Pernah aku bilang pada jiwa, namun
malah
terbang
menjadi bayangan pahlawan, celaka engkau, kenapa
tidak
memperhatikan
Jika kau mohon sehari saja diundurkan dari ketetapan ajal, tak
akan dipenuhi.
Bersabarlah menghadapi maut,
bersabarlah
toh tak seorang pun mampu menggapai keabadian.
Pakaian kehidupan
itu
bukanlah pakaian kekuasaan
karena bisa diambil
dari
seorang
saudara yang menginginkan."
Singkatnya, syair ini berarti bahwa jika ajal telah datang, maka tidak akan diajukan
dan tidak akan pula diundurkan walau hanya satu jam.
Ali ibn Abi Thalib mengatakan,
"Kapan aku harus lari dari dua hari kematianku,
hari yang telah ditentukan atau kah hari yang tidak ditentukan.
Pada hari yang tidak
ditentukan aku tak takut,
karena yang
telah
ditentukan itu
tidak
bisa
diubah
dengan
kewaspadaan."
Abu Bakar Ash-Shiddiq berkata: "Carilah kematian, niscaya kalian akan diberi kehidupan."

Rehat
Jangan bersedih,
sebab Allah senantiasa membela Anda, para malaikat selalu memintakan
ampunan untuk Anda, orang-orang mukminin
bersatu mendoakan diri Anda setiap usai shalat, Nabi memberikan syafaat,
dan ab Qur'an memberikan
janji yang baik. Namun di atas segalanya, ada kasih
sayang Dzat Yang Maha Pengasih.
Jangan bersedih,
sesungguhnya satu kebaikan
itu
akan dibalas
dengan sepuluh kali lipatnya hingga tujuh ratus kali lipat. Bahkan dengan kelipatan yang tidak terhingga. Sedangkan
kejahatan itu hanya akan dibalas
dengan kejahatan yang serupa, kecuali
jika Allah memberikan ampunan. Bukankah
Allah memiliki demikian
banyak kemurahan yang tidak ada bandingannya?
Jangan bersedih,
karena Anda termasuk pemuka-pemuka tauhid,
pembawa agama yang hak, dan ahli
kiblat. Dalam diri Anda terdapat dasar cinta kepada Allah dan cinta kepada Rasululah.
Anda merasa menyesal
saat
melakukan dosa, dan gembira saat melakukan kebaikan. Anda memiliki
kebaikan tapi tidak menyadarinya.
Jangan bersedih, sebab Anda selalu
berada dalam kebaikan, baik dalam
keadaan sengsara maupun
bahagia, dalam keadaan kaya maupun miskin, dan dalam keadaan
tertekan maupun lapang.
Sebagaimana Rasulullah sabdakan, "Sungguh unik perkara orang mukmin itu! Semua perkaranya adalah baik. Jika mendapat kebaikan
ia bersyukur, maka itu menjadi sebuah kebaikan baginya. Dan jika ditimpa musibah ia bersabar, maka itu
juga menjadi sebuah kebaikan baginya. Dan ini hanya akan terjadi pada orang
mukmin."

Jangan Bersedih! Sebab Bersabar Atas Sesuatu yang
Tidak Anda Sukai Adalah Jalan Menuju Kemenangan
{Bersabarlah
(hai Muhammad) dan tiadalah
kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan
Allah.}
(QS. An-Nahl:
127)
{Maka kesabaran yang baik itulah kesabaran-Ku. Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan.}
{Maka, bersabarlah kamu dengan sabar yang baik.}
(QS.
Yusuf: 18)
(QS. Al-Ma'arij: 5)
{(Sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum."}
(QS. Ar-Ra'd: 24)
{Dan, bersabarlah
terhadap apa yang menimpa kamu.}
(QS. Luqman: 17)
{Bersabarlah
kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah
bersiap siaga (di perbatasan negerimu).}
(QS. Ali 'Imran: 200)
Umar ibn al-Khaththab mengatakan, "Dengan kesabaran, kita tahu
makna hidup yang baik."
Di kalangan
ahli sunah ada tiga hal yang harus dilakukan ketika sedang
menghadapi musibah: bersabar, berdoa, kemudian mencari jalan keluar.
Seorang penyair
mengatakan,
"Kami memberi minum mereka dan mereka memberi minum
yang
serupa,
namun kami
lebih
sabar atas kematian daripada mereka."
Dalam sebuah hadits shahih disebutkan: "Tidak ada yang lebih sabar atas cercaan
yang didengar daripada
Allah. Sesungguhnya, mereka
mengatakan bahwa Allah memiliki seorang anak dan
seorang teman wanita. Namun Allah tetap memberikan kesehatan dan memberikan rezeki pada mereka."
Rasulullah juga bersabda,
"Semoga Allah menurunkan rahmat-Nya
kepada
Musa, yang lebih banyak mendapatkan cobaan dari pada (umat)
ini, namun dia bisa bersabar."
Rasulullah juga bersabda, "Barangsiapa yang selalu melatih
dirinya untuk bersabar, maka Allah akan membuatnya menjadi penyabar."
Seorang penyair berkata,
"Engkau
merangkak
mencari
mulia,
dan orang-orang yang mencarinya
berusaha
sepenuh jiwa
menempuh
kelelahan.
Mereka.mengejar mulia hingga banyak yang jemu,
yang akan menemukannya hanya yang sungguh-sungguh dan bersabar.
Jangan mengira bahwa mulia
adalah
kurma yang akan
kau
makan,
tak kan pernah
kau dapatkan mulia sebelum pahitnya
sabar.
Kemuliaan itu tidak akan pernah diraih melalui impian-impian dalam tidur. Kemuliaan hanya dapat diraih
dengan tekad yang besar
dan kerja keras."

Menurut Imam Ahmad, dalam bukunya Az-Zuhd, Allah pernah berkata:
"Sungguh aneh kamu wahai anak Adam. Aku ciptakan kamu,
namun kamu menyembah selain Aku, dan Aku beri kamu rezeki namun kamu bersyukur pada selain Aku. Aku berikan cinta-Ku
melalui nikmat-nikmat itu, padahal Aku sama sekali tidak membutuhkanmu, namun kamu
melakukan kebencian pada-Ku dengan melakukan kedurhakaan padahal kamu sangat membutuhkan-Ku.
Kebaikan-Ku turun kepadamu, namun kejahatanmu naik pada-Ku."
Dikisahkan dalam catatan biografi Isa a.s. bahwa ia telah mengobati
sebanyak tiga puluh orang sakit dan telah menyembuhkan banyak orang buta, namun mereka itu kemudian berbalik menjadi musuh-musuhnya.

Jangan Bersedih Karena Rezeki yang Sulit
Yang memberi rezeki itu hanya satu. Seluruh rezeki hamba itu berada di sisi-Nya, dan Dia telah mengatur semua itu.
{Dan, di langit terdapat
(sebab-sebab) rezekimu dan
terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu.}
(QS. Adz-Dzariyat: 22)
Jika memang
yang
memberi rezeki itu adalah Allah, maka mengapa manusia itu hams
menjilat dan mengapa
harus merendahkan diri di hadapan
orang lain hanya karena ingin mendapatkan rezeki dari sesama manusia?
{Dan, tidak ada suatu binatang melatapun
di muka bumi melainkan
Allah-lah yang memberi rezekinya.}
Dalam firman-Nya
yang lain disebutkan:
(QS. Hud: 6)
{Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa
rahmat, maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya. Dan apa saja yang Allah tahan, maka tidak seorang pun yang
sanggup untuk melepaskannya sesudah
itu.}
(QS. Fathir:
2)

Jangan Bersedih, Karena Masih Ada Sebab-sebab yang
Membuat Musibah Terasa Ringan
1. Menunggu pahala dan ganjaran dari sisi Allah:
{Sesungguhnya, hanya
orang-orang yang bersabarlah
yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.}
(QS. Az-Zumar: 10)
2. Melihat kepada orang lain yang mendapat musibah:
Seandainya bukan karena banyak orang di sekitarku yang menangisi saudara-saudara mereka, pastilah aku akan bunuh diri.
Menolehlah ke kanan dan ke kiri. Apakah yang
Anda lihat di sekeliling hanya orang-orang yang tertimpa
musibah dan ujian semua? Seperti itulah.
Di setiap hamparan lembah selalu saja ada Bani Sa'd.
3. Musibah
yang menimpa diri Anda itu jauh lebih ringan dibandingkan dengan yang menimpa orang lain.
4. Musibah itu menimpa hal-hal yang berkaitan
dengan dunia saja,
bukan
agama.
5. Melakukan ubudiyah dalam sebuah kepasrahan
pada saat-saat tertekan terkadang
lebih agung dibandingkan dengan yang dilakukan pada
saat-saat bahagia.
6. Tidak ada siasat untuk menghindarkan musibah:
Tak usahlah berkilah untuk
menghindarinya, karena berkilah untuk menghindar hanyalah menghentikan berkilah itu sendiri.
