Posted by : Unknown Wednesday, 24 December 2014

Jangan Bersedih! Pilihlah Apa yang Telah
Dipilih Allah untuk Anda


Bangunlah jika Dia membangunkan diri Andadan duduklah jika Dia menyuruh Anda duduk! Bersabarlah ketika Allah menjadikan diri Anda sebagai orang yang miskindan bersyukurlah manakala Dia menjadikan diri Anda orang yang kaya. Itu semua akan menjadi wujud dari ikrarmiu, "Aku rela Allah sebagai Rabb-ku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad sebagai nabiku."

Seorang penyair mengatakan,
Janganlah  merasa   mampu  mengatur  dirimu
sebab  orang yang pandai  mengatur pun  dapat  binasa.
Terimalah  Kami jika  Kami   memutuskan,
sebab  Kami  lebih  berhak  dari  dirimu.


Jangan Bersedih dan Mempedulikan Perilaku Orang


Bagaimanapun ,    merek  tida  memilik kekuasaa  untu k mendatangkan mudharat, manfaat, kematian, dan kehidupan kepada Anda. Mereka juga tidak dapat membangkitkan Anda dari kubur, dan tidak pula dapat memberi pahala serta siksa.
Seorang penyair mengatakan,
Siapa  senang  mempedulikan perilaku  orang,  ia  akan  mati gelisah sedang orang yang gagah  berani  akan  meraih  kenikmatan
Penyair lain juga mengatakan,
Barangsiapa  suka  mempedulikan  orang  lain,   ia  akan  gagal  meraih bahagia,
sedang orang yang gagah  berani  akan  berhasil  meraih  kebaikan.
Ibrahim ibn Adham mengatakan, "Kami hidup dalam suasana yang bila para raja itu tahu niscaya mereka akan menebas kami dengan pedang mereka."
Ibnu Taimiyyah mengatakan, "Di dalam hati seringkali  terlintas suatu keadaan. Yakni, yang bila kukatakan demikian, 'Seandainya para penghuni surga hidup seperti kami, maka mereka akan hidup senang'."
Dia juga pernah berkata, "Di dalam hati ini selalu muncul suasana di mana hati menari riang. Yakni, saat hati bergembira karena mengingat Allah dan kehangatan hubungan dengan-Nya."


Dalam kesempatan lain, ia juga mengatakan, "Ketika dijebloskan ke penjara, dan sesaat kemudian para sipir mengunci pintunya, aku seperti mendengar firman Allah,

{Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa.}
(QS. Al-Hadid: 13)

Di dalam penjara itu, ia mengatakan, "Apa yang bisa dilakukan musuh- musuh itu kepadaku? Surga dan tamanku ada di dalam dadaku. Ke manapun aku berjalan, maka keduanya akan selalu bersamaku. Kalaupun aku dibunuh, maka itu adalah kematian sebagai seorang syahid. Kalaupun diusir dari negeri asalku,  maka itadalah sebuah rekreasi, dan penjara adalah tempatku menyendiri."
Apakah yang akan diperoleh orang yang telah kehilangan Allah dari dalam dirinya? Dan apakah yang harus dicari oleh orang telah menemukan Allah dalam dirinya? Antara yang pertama dan kedua, tidak akan pernah sama. Orang kedua akan mendapatkan segalanya, dan orang pertama akan kehilangan segalanya.

Jangan Bersedih dan Pahamilah Harga yang Anda
Sedihkan!


Rasululla  bersabda  "Bagiku  mengucapkan ,    'Subhanallah, Alhamdulillah, La ilaha illallah,  Allahu akbar', adalalebih aku  senangi daripada sesuatu yang terkena  sinar matahari  (dunia)."
Seseorang dari salafussalih pernah mengatakan tentang orang-orang kaya, istana-istana, rumah-rumah megah, dan harta mereka sebagaimana berikut, "Kami makan dan mereka pun juga makan. Kami minum dan mereka pun juga minum. Kami melihat dan mereka juga melihat. Namun kami tidak akan dihisab ketika mereka mereka dihisab."
Pada  malam pertamaku  di  alam  kubur  terlupakan istana-istana Khawarniq  dan  harta  karun Anukisra
Ketika Allah berfirman,

{Dan, sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana kamu
Kami ciptakan pada mulanya.}
(QS. Al-An'am: 94),


orang-orang yang beriman pun berkata,

{Dan, benarlah Allah dan Rasul-Nya.}


Sedangkan orang-orang munafik berkata,




(QS. Al-Ahzab: 22)



{Allah dan rasul-Nya  tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya.}
(QS. Al-Ahzab: 12)

Kehidupan Andadalah cerminan dari  apa yang Anda pikirkan. Artinya, semua hal yang Anda pikirkan dan Anda Anda hayati akan sangat berpengaruh pada kehidupan Anda, baik ketika bahagia maupun sengsara.
Sebuah sindiran mengatakan, "Bila Anda tak beralas kaki, lihatlah orang yang kedua betisnya buntung, karena Anda akan dapat mensyukuri kedua kakimu."
Seorang penyair mengatakan,
"Kegundahan tak akan penuhi relung hatiku sebelum ia jadi kenyataan, dan  kalaupun benar terjadi,  aku  takkan  merasa gelisah  sedikitpun."


Jangan Bersedih Selama Anda Masih Dapat Berbuat
Baik Kepada Orang Lain


Berbuat baik untuk dan kepada orang lain merupakan jalan lebar menuju kebahagiaan. Dalam sebuah hadits shahih disebutkan: "Di hari Kiamat nanti, yakni saat Allah menghisab hamba-Nya, Dia akan berkata kepadanya,
'Wahai  anak Adam,  Aku lapar namun engkau tidak memberiku makan. Hamba itu menjawab, 'Bagaimana mungkin aku memberi-Mu makan, sementara Engkau adalah Rabb semesta alam?' Allah berkata, 'Tidakkah  engkau tahu bahwa hamba- Ku, si Fulan ibn Fulan, sedang kelaparan, namun engkau tidak memberinya makan. Ketahuilah, seandainya engkau memberinya makan, maka engkau akan dapatkan semua itu di sisi-Ku.'
'Wahai anak Adam, Aku kehausan  namun engkau  tidak memberi-Ku minum.' Hamba itu menjawab, 'Bagaimana mungkin aku bisa memberi-Mu minum sementara Engkau adalah Rabb semesta alam?' Allah berkata, 'Tidakkah  engkau tahu bahwa hamba-Ku,  si Fulan ibn Fulan, sedang kehausan,  namun engkau tidak memberinya minum. Ketahuilah,  seandainya engkau memberinya minum pasti engkau dapatkan itu di sisi-Ku.'


'Wahai anak Adam, Aku sakit namun engkau tidak menjenguk-Ku.' Hamba itu menjawab, 'Bagaimana mungkin aku bisa menjenguk-Mu sementara Engkau adalah Rabb semesta alam?' Allah berkata, 'Tidakkah engkau tahu bahwa Fulan
ibn Fulan sedang sakit, namun engkau tidak menjenguknya. Ketahuilah, seandainya engkau menjenguknya niscaya  engkau akan dapatkan Aku di sisinya."
Ada satu hal yang menarik di sini. Dalam firman-Nya: "... niscaya engkau akan dapatkan Aku di sisinya...," berbeda dengan dua sebelumnya: "... engkau akan dapatkan (semua) itu di sisi-Ku ...." Mengapa? Sebab, Allah di hadapan orang yang hatinya hancur tercabik-cabik akan tampak seperti orang sakit.
Disebutkan dalam sebuah hadits Rasulullah: "Dalam kesulitan itu ada pahala." Juga harus engkau mengerti bahwa Allah telah memasukkan seorang wanita pezina dari Bani Israel ke dalam surga hanya gara-gara wanita itu memberi minum seekor anjing yang kehausan. Maka, bagaimana dengan orang yang  memberminum  dan  makan  kepada  sesama,  membantu meringankan beban, dan menghilangkan kesulitan mereka?
Dalam sebuah hadits  shahih disebutkan bahwa Rasulullah pernah bersabda, "Barangsiapa memiliki kelebihan bekal, maka hendaknya ia datang dengan bekal itu kepada orang yang tidak memilikinya. Dan barangsiapa memiliki kelebihan kendaraan, maka hendaklah dia datang kepada orang yang tidak memiliki kendaraan."
Hatim, sang penyair itu, mengatakan,
"Jika  engkau pemilik  unta  muda, jangan  biarkan sahabatmu   berjalan  di  belakangnya  tanpa  kendaraan Rendahkan  kendaraanmu  dan  naikkan  ia jika  bisa  terbawa. Itu baik adanya. Jika tidak, bergantianlah."
Hatim juga pernah berkata kepada seorang pelayannya dalam sebuah rangkaian bait syair yang sangat indah,  agar mencari seorang tamu.  Ia berkata,
"Nyalakan api,  sesungguhnya  malam  ini sangat dingin, jika ada  tamu yang datang,  engkau akan  bebas merdeka.
Hatim juga berkata kepada isterinya demikian,
Jika selesai membuat makanan, carilah orang yang  akan  makan, sebab aku  tidak  akan  sanggup  memakannya seorang diri."
Dia juga pernah berkata seperti ini,
"Ketahuilah,  sesungguhnya harta itu akan pergi dan sirna.
Yang tersisa dari  harta  itu  hanyalah pembicaraan dan  kenangan.
'Ketahuilah, kekayaan itu tidak ada faedahnya bagi seseorang, yakni
kala nafas di tenggorokan dan dada tak lagi mampu memuat."
Pada kesempatan yang lain dia mengatakan,


"Kekayaan  tak  menambah  kebanggaan  atas  kaum  kerabat dan  kami  tidaklah merasa  terhina dengan kefakiran."
Ibnul Mubarak pernah memiliki tetangga seorang Yahudi. Namun, ia selalu lebih dahulu memberi makan tetangganya itu sebelum anak-anaknya sendiri. Bahkan, ia selalu memberi pakaian padanya sebelum memberi pakaian anak-anaknya.
Ketika orang-orang menawar rumah si Yahudi itu, "Jual saja tempat tinggalmu itu kepada kami!"
Yahudi itu berkata, "Saya akan jual rumahku ini dengan harga dua ribu dinar. Seribu dinar untuk harga rumahku dan seribu lagi karena aku bertetangga dengan Ibnul Mubarak."
Mendengar jawaban itu, Ibnul Mubarak dalam doanya selalu memohon demikian, "Ya Allah, tunjukilah ia ke dalam Islam." Dan beberapa saat kemudian, si Yahudi itu pun, dengan izin Allah, akhirnya masuk Islam.
Saat hendak berangkat haji, Ibnul Mubarak bertemu satu rombongan yang bermaksud sama. Dalam rombongan itu, ia melihat seorang wanita yang mengambil bangkai burung gagak dari sebuah tong sampah. Kemudian dia menyuruh pembantunya untuk melihat apa yang dilakukan wanita itu. Orang  suruhannya itu  bertanya  kepada  si  wanita  tentan g  apa yang dilakukannya tadi. Si wanita itu menjawab, "Selama tiga hari kami hanya makan dari sisa-sisa makanan yang dibuang ke dalam tong sampah." Karena iba mendengar jawaban itu,  Ibnul Mubarak meneteskan air mata.  Ia pun memerintahkan agar semua perbekalannya dibagikan kepada rombongan ituDan, karena sudah tidak punya bekal lagi maka ia pun pulang. Ia menangguhkan hajinya tahun itu. Dalam tidurnya, ia bermimpi ada orang berkata kepadanya, "Haji yang mabrur, sebuah tindakan yang harus diganjar, dan dosa(mu) telah terampunkan."

{Dan, mereka mengutamakan orang-orang Muhajirin atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan apa yang mereka berikan itu.}
(QS. Al-Hasyr: 9)

Seorang penyair mengatakan,
"Walaupun aku jauh  dari sahabatku,  laksana  bumi dan langit.
Aku      akan      mengirimkan     pertolanganku     dan      menghapuskan
kesulitannya.
Aku  akan jawab  seruan dan panggilan suaranya.
Jika   dia   memakai  pakaian  yang   indah   maka   aku   tidak   akan
mengatakan,
'Seandainya aku  diberi pakaian yang baik  dari yang ia pakai'."


Ya Allah, sungguh sebuah perilaku yang sangat indah. Sungguh sebuah karunia yang sangat agungSungguh sebuah budi pekerti yang sangat mengharukan.
Orang yang senang melakukan kebajikan, tak akan pernah menyesal meski sangat banyak kebajikan yang telah dikerjakannya. Tetapi ia justru akan  menyesal manakala melakukan kesalahan,  meski hanysebuah kesalahan kecil.
Seorang penyair berkata,
"Kebaikan itu lebih abadi,  walaupun itu dilakukan sekali
dan  kejahatan adalah  bekal  terburuk yang engkau  usahakan."



Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Let's share thE inSpiration - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -