Posted by : Unknown Sunday, 14 December 2014

Laporan Observasi
“Evaluating”

“Evaluating yang dilakukan pada Lembaga  PAUD Al-Falah Darussalam Tropodo”

Disusun :

Masrifah (13010034038)
Kelas 2013 B
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2014
Kata pengantar
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya. Sholawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad
SAW, Tauladan sejati sampai akhir zaman sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Laporan Observasi Manajemen Pendidikan Luar Sekolah yang Berjudul “Laporan Observasi kunjungan lapangan di PAUD Al-Falaq Darussalam Tropodo” dengan tema kunjungan lapangan sebagai wujud mahasiswa dalam mengeksplorasi pemahaman dalam memanajemen suatu organisasi atau Lembaga Pendidikan.  Penulisan tugas Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas dalam Mata Kuliah Manajemen Pendidikan Luar Sekolah. Pada kesempatan ini tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Allah SWT yang telah memberikan anugrah kesehatan dalam melakukan Observasi di PAUD Al-Falaq Darussalam sehingga saya bisa menyelesaikan Makalah Laporan Observasi  tersebut.
2.       Ayah dan Ibu yang selalu memberikan motivasi dan kasih sayang yang tidak ternilai, serta Do’a yang selalu dipanjatkan untuk saya.
3.       Bapak Dr. Soedjarwo, M.S. selaku Dosen Mata Kuliah Manajemen Pendidikan Luar Sekolah.
Serta semua pihak yang turut membantu terselesaikan nya penulisan Makalah Laporan observasi Manajemen Pendidikan Luar Sekolah dan kakak-kakak angkatan yang telah memberi semangat dan masukan kepada kami hingga penulisan tugas Makalah ini selesai.
Penulis  menyadari sepenuhnya bahwa kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan sebagai manusia yang tidak lepas dari salah dan dosa sehingga masih banyak kekurangan dalam  penulisan Makalah ini, hal ini dikarenakan oleh keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan  kritik dan saran yang bersifat membangun  demi kesempurnaan tugas Makalah ini .Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu Manajemen Pendidikan Luar Sekolah dan sumbangan ilmiah yang sebesar-besarnya bagi penulis dan pembaca.
Hormat kami
Penulis
Daftar Isi

Halaman……………………………………………………………………..………………i
Halaman judul…………………………………………………………................................ii
Kata pengantar……………………………………………………………………………...iii
Daftar isi…………………………………………………………………………………....iv
Ringkasan…………………………………………………………..……………………….v
BAB 1   PENDAHULUAN
A.    Latar belakang…………………………………………………………….………...1
B.     Tujuan Observasi……………………………………………………...…….……....2
C.     Rumusan Masalah……………………………………………………..……...….....3
D.    Manfaat penulisan…………………………………………………………...….......4
BAB II   HASIL OBSERVASI
A.    Pengertian dan Teori Evaluasi Pendidikan. ………………………………………..7
B.     Model dan Pendekatan Evaluasi Program Pendidikan …………………………...13
C.     Unsur-unsur yang Dievaluasi……………………………………………………..15
D.    Evaluasi Program Pendidikan di Lembaga Paud Al Falah Darussalam…………..17
BAB III METODE PENULISAN
A.    Prosedur pengumpulan data………………………………………………......19
B.     Pengolahan data……………………………………………………………….20
C.     Analisis sintesis………………………………………………………………..21
BAB IV  PENUTUP
A.    KESIMPULAN……………………………………………………..…………23
B.     SARAN……………………………………………………………..................24

DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Kegiatan mengevaluasi merupakan suatu kegiatan yang harus selalu dilakukan sepanjang proses pembelajaran, dimanapun, kapanpun dan oleh siapapun. Hampir di setiap Organisasi Pendidikan melakukan hal tersebut di dalam Organisasinya masing-masing, tetapi tidak semua pimpinan mampu melakukan kegiatan evaluasi sebagaimana seharusnya sehingga hasilnya pun sesuai dengan tujuan yang menjadi tolok ukur dari suatu kegiatan pembelajaran.
Evaluaspembelajaraataupun  evaluasperkembangayang dilaksanakan pada pendidikan anak usia dini umumnya diperlukan untuk mengukur kemampuan anak dan mengukur ketercapaian program yang telah dilaksanakan. Biasanya hasil dari suatu kegiatan evaluasi akan dijadikan acuan dalam menyusun kegiatan belajar selanjutnya.
Kendala yang seringkali dihadapi oleh guru adalah ketidaktepatan dalam melakukan kegiatan evaluasi akibat kurangnya pemahaman tentang proses mengevaluasi dengan pendekatan, metode dan teknik asesmen dalam pembelajaran. Kenyataan lainnya adalah evaluasi yang dilakukan lebih banyak bersifat kuantitatif dengan angka-angka atau huruf yang digunakan untuk melabel kemampuaana diakhir  kegiatan  pembelajaran,  padahal  untuk menilai perkembangan anak usia dini tidak cukup dengan penilaian kuantitatif karena anak usia dini memiliki karakteristik perkembangan yang unik dan pesat sehingga evaluasi proses yang dilakukan sepanjang kegiatan pembelajaran sebenarnya lebih diperlukan.
B.     Tujuan Penulisan

Tujuan evaluasi pendidikan untuk perkembangan anak usia dini di PAUD Al Falah Darussalam, antara lain untuk: (1) mendeteksi perkembangan dan arahan dalam melakukan penilaian diagnostik ketika terindikasi, yang meliputi deteksi tentang status kesehatan anak usia dini, kepekaan  indera,  bahasa,  motorikasar,  motorik  halus,  dan  perkembangan sosial-emosional; (2) mengidentifikas minat   dan kebutuhan anak usia dini, (3) menggambarkan kemajuan perkembangan dan belajar anak usia dini, (4) mengembangkan kurikulum, (5) memperbaiki dan mengembangkan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan anak usia dini, dan (6) mengasesmen program dan lembaga (Akuntabilitas program dan lembaga).


C.    Rumusan Masalah

1.      Teori-teori apa saja yang ada di Evaluasi Pendidikan ?
2.      Model dan Pendekatan apa saja yang dapat dan cocok digunakan dalam Evaluasi Program Pendidikan Anak Usia Dini ?
3.      Apa saja unsur-unsur yang Dievaluasi dalam Program Pendidikan ?
4.      Evaluasi apa saja yang dilakukan pada Lembaga PAUD dan  Indikator-indikator apa saja yang ada didalamnya ?


D.    Manfaat Penulisan

Penulisan laporan ini sangat bermanfaat sekali bagi penulis dan khususnya bagi pembaca, karena:
memberikan kesempatan kepada penulis untuk memberikan atau membagikan ilmu pengetahuan kepada pembaca dan penulisan ini juga sangat bermanfaat bagi penulis maupun bagi pembaca untuk bekal agar memiliki kompetensi manajemen, kompetensi kepribadian dala memanajemen dan pengetahuan untuk dapat memberikan gambaran dan data-data secara langsung tentang keadaan saat observasi di lapangan sehingga penulis sendiri dapat mempelajari dan mengkaji tentang bagaimana memanajemen suatu lembaga secara baik dan benar melalui kunjungan lapangan secara langsung di PAUD Al-Falah Darussalam.
Tidak hanya bagi penulis, laporan makalah ini juga bermanfaat bagi pembaca, karena kita bisa mengetahui realita akan keadaan dan kondisi perencanaan dalam memanajemen pendidikan disana dan dengan membaca laporan ini juga bisa mendapatkan pengetahuan yang mungkin sebelumnya belum mengetahui dan setelah membaca ini jadi mengetahui tentang, bagaimana cara memanajemen suatu organisasi atau lembaga pendidikan secara baik dan benar. Sehingga lembaga pendidikan dapat terus maju dan berkembang kearah yang lebih baik.  Dan tidak hanya sekedar mengetahui dan membandingkan kondisi proses memanajemen pendidikan dan pembelajaran disana, akan tetapi juga kita mendapatkan informasi baru tentang ilmu merangkai perencanaan manajemen dalam memimpin lembaga  pendidikan. yang dilakukan disana itu seperti apa dan tahu bagaimana susahnya memanajemen lembaga pendidikan dan kendala-kendala yang dihadapinya dan cara menangani kendala tersebut sehingga dengan adanya laporan observasi ini kita bisa belajar banyak dari sana dan bisa mencontoh hal-hal positive yang telah didapat dari sana dalam mengelolah atau merangkai perencanaan manajemen suatu lembaga pendidikan .












BAB II
HASIL PENGAMATAN


A.   Pengertian Evaluasi Pendidikan
Woolfolk dan Nicolich mengemukakan bahwa penilaian atau evaluasi merupakan suatu proses membandingkan informasi dengan kriteria, kemudian membuat pertimbangan; yakni membuat keputusan berdasarkan nilai-nilai. Sejalan dengan pengertian tersebut,  Raka Joni mengemukakan    bahwa   penilaian   adalah    “peneta-pan baik-buruk terhadap sesuatu  berdasarkan  kriteria tertentu”. Gronlund dan Linn mengemukakan bahwa penilaian merupakan proses pengumpulan informasi, ana-lisis dan interpretasi informasi yang sistematis untuk menentukan sejauhmana murid mencapai tujuan pembelajaran. Secara lebih rinci, Phi Delta Kappa National Study Committee of Evaluation menguraikan pengertian evaluasi sebagai proses pen-carian, perolehan dan penyediaan informasi yang berguna bagi pertimbangan alternatif- alternatif   keputusan.   Pengertian   ini   ber-kaitan   dengan   tiga   hal mendasar, yaitu: 1) evaluasi merupakan suatu proses sistematis yang berkelanjutan; 2) proses tersebut me-liputi tiga langkah, yakni: (1) menyusun  pertanyaan  yang  memer-lukan  jawaban  dan  informasi spesifik yang ingin diperoleh, (2) me-ngumpulkan data yang relevan, (3) menyajikan informasi yang di-hasilkan kepada pengambil keputusan yang akan mempertim-bangkan dan menginterpretasikannya berkaitan dengan alternatif keputusan yang akan diambil; 3) evaluasi mendukung proses pem-buatan keputusan dengan menyediakan alternatif-alternatif yang terseleksi serta menidaklanjuti konsekuensi-konsekuensinya.




B.   Unsur-unsur yang Dievaluasi.

1.      Unsur-unsur yang Dievaluasi.
            Unsur-unsur atau aspek program pendidikan luar sekolah yang akan dinilai dapat dilihat dari berbagai segi sesuai dengan penggolongan yang dilakukan para pakar evaluasi. Grotelueschen (1976) membagi aspek-aspek yang dinilai kedalam kategori yaitu titik berat program (program emphases), sumber-sumber program (program sources), dan dampak yang ditimbulkan program (program out come). Titik berat program berkaitan dengan upaya penentuan perioritas unsur-unsur program termasuk ke dalam komponen, proses atau tujuan program. Sumber-sumber program termasuk sumber daya manusia, sumberdaya alam dan lingkungan, kebijakan dan peraturan, dan kerjasama antar lembaga pelaksana program. Perolehan program meliputi keluaran yaitu perubahan perilaku peserta didik dan lulusan, serta pengaruh program bagi peningkatan kesejahtareaan peserta didik atau lulusan. Hasil evaluasi menjadi masukan untuk pertimbangan dan keputusan bagi perencanaan program, alokasi sumber-sumber sebagai daya dukung, jalinan kemitraan, dan sosialisasi atau penjelasan program.
            Anderson (1978) mengelompokkan aspek-aspek yang dievaluasi, system dan manajemen program, ke dalam enam kategori.
1.      Persiapan program yang terdiri atas identifikasi kebutuhan dan potensi, analisis keunggulan dan kemungkinan hambatan, pemetaan konsep program, perkiraan biaya kelayakan pelaksanaan, proyeksi tuntutan pembaharuan dan daya dukung program.
2.      Kemungkinan tindak lanjut, perluasan, dan penghentian program, alternative kebutuhan baru, upaya pemenuhan kebutuhan baru, perkiraan dampak sampingan program perkiraan akibat positif dan penting bagi pembiayaan tuntutan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan program, dan potensi-petensi untuk pengembangan program.
3.      Kemungkinan upaya untuk memodifikasi program seperti penyesuaian tujuan, kurikulum, konteks social ekonomi, kebijakan dan pendayagunaan ketenagaan.
4.      Dukungan terhadap program yang datang dari masyarakat, kekuatan politik, lembaga keuangan dan profesi.
5.      Hambatan program yang datang dari masyarakat, kekuatan politik, sumber atau penyandang dana, dan profesi.
6.      Landasan keilmuan dan teknologi yang mendasarkan evaluasi program seperti pendidikan, psikologi, sosiologi dan juga metodelogi evaluasi.
Syamsu Mappa (1984) menggambarkan aspek-aspek yang dinilai ialah komponen program dan penyelenggaraan program. Komponen program meliputi masukan, proses, dan hasil program. Penyelenggaraan program mencakup kelembagaan, perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, efesiensi, efektifitas, dampak dan keseluruhan program.
Zainanudin Arief (1987) mengklarifikasi aspek-aspek yang dievalausi ke dalam aspek-aspek pendidikan luar sekolah yang berkaitan dengan sepuluh patokan pendidikan masyarakat  yang disusun dan dikembangkan oleh Anwas Iskandar (1978). Kesepuluh patokan Dikmas itu mencakup tujuan belajar, kelompok belajar, warga belajar. Sumber belajar, kegiatan belajar, bahan belajar. Panti  belajar, sarana belajar, dana belajar dan ragi belajar. Tujuan belajar adalah rumusan mengenai hasil belajar yang akan dicapai mencakup keterampilan, pengetahuan, dan atau sikap yang dikuasi peserta didik dengan jumlah sekitar 10-15 orang atau lebih. Warga belajar adalah peserta didik yang diorganisasi berdasarkan kebutuhan belajar, minat, dan potensi-potensi pembelajaran yang tersedia. Sumber belajar terdiri atas tutor, fasilitator, nara sumber teknis, pelatihan dan sebagainya., serta lembaga-lembaga yang memiliki bahan belajar dan jaringan pembelajaran. Kegiatan belajar adalah proses pembelajaran yang dilakukan sumber belajar untuk membelajarkan warga belajar. Bahan belajar meliputi kurikulum yang menjadi kepeduliansumber belajar dan warga belajar dan memuat keterampilan, pengetahuan, nilai-nilai dan aspirasi serta metode dan teknik pembelajaran. Panti belajar merupakan tempat berlangsungnya proses pembelajaran . sarana belajar adalah perlengkapan pembelajaran seperti kursi dan meja untuk belajar, serta alat bantu pembelajaran seperti buku pembelajaran, alat bantu pandang dengar, dan media pembelajaran lainnya. Dana belajar ialah biaya sebagai daya dukung kelancaran pembelajaran. Ragi belajar adalah daya dukung lainya yang diperlukan selama pembelajaran seperti motivasi, dan setelah berakhirnya program pembelajaran seperti permodalan, pendampingan usaha dan kemitraan.
2.      Komponen, Proses dan Tujuan Program yang Dievaluasi.
Aspek-aspek program yang dievaluasi berdasarkan system pendidikan luar sekolah. Aspek-aspek tersebut  adalah komponen-komponen masukan lingkungan (environ mental input), masukan sarana (instrumental input), masukan mental (raw input), proses (processes), keluaran (output) masukan lain (outher input), dan pengaruh (outcome).
Secara rincih komponen, proses dan Tujuan program pendidikan luar sekolah yang sistemik yaitu:
§  Masukan lingkungan (environmental input) meliputi lingkungan alam, social budaya, dan kelembagaan. Lingkungan alam yang perlu diperhatikan dalam program pendidikan luar sekolah dapat terdiri atas lingkungan alam hayati, lingkungan alam nonhayati. Lingkungan social-budaya meliputi kondisi kependudukan dengan berbagai potensinya seperti kebiasaan atau tradisi, pendidikan, agama, komunikasi, kesenian, bahasa dan lain-lain.
§  Masukan sarana (instrumental input) terdiri atas kurikulum atau proram pembelajaran, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, serta biaya. Kurikulum atau program pembelajaran mencakup tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode-teknik dan media pembelajaran, serta alat evalausi hasil pembelajaran.
§  Masukan mentah (raw input) ialah peserta didik yang terdiri atas warga belajar, peserta didik pelatihan dan sebagainya. peserta didik mempunyai karakteristik internal dan ekternal. Karakteristik internal adalah atribut fisik, psikis, dan fungsional peserta didik.
§  Proses pendidikan melalui pembelajaran (processes) adalah interaksi edukatif antara masukan sarana, terutama pendidik (tutor, pamong belajar, pelatihan dan sebagainya) dengan masukan mentah, yaitu peserta didik melalui kegiatan pembelajaran, bimbingan penyuluhan atau pelatihan. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan kontinum, atau berkesinambungan dan berdaur yang dimulai dari pedagogi . kedua pendekatan ini dapat digunakan bai anak-anak dan orang dewasa. Dengan demikian pemeblajaran dapat dimulai dari pedagogi kemudian dilanjutkan ke andragogy atau sebaliknya secara berdaur.
§  Keluaran (output) adalah lulusan program pendidikan luar sekolah . keluaran yang dievaluasi adalah kuantitas dan kualitas lulusan program setelah mengalami proses pembelajaran. Kuantitas adalah jumlah lulusan yang berhasil menyelesaikan program pembelajaran dalam pendidikan. Sedangkan kuanlitas adalah perubahan tingkah laku peserta didik.
§  Masukan lain (other input) adalah sumber-sumber atau daya dukung yang memungkinkan lulusan dapat menerapkan hasil belajar (keluaran) dalam kehidupannya. Masukan lain dapat digolongkan ke dalam bidang bisnis (dunia usaha ).
§  Pengaruh (outcome) adalah dampak yang dialami peserta didik atau lulusan setelah memperoleh dukungan dari masukan lain. pengaruh ini dapat di ukur terutama dalam tiga aspek kehidupan yaitu pertama, peningkatan taraf atau kesejahteraan hidup dengan indicator pemilikan pekerjaan atau usaha, pendapatan, kesehatan, pendidikan, penampilan diri dan sebgainya. Kedua, upaya pembelajaran orang lain baik kepada perorangan, kelompok atau komunitas. Ketiga, keikutsertaan dalam kegiatan social atau pembangunan masyarakat seperti pasrtisipasi buah pikiran, tenaga, keterampilan dan harta benda. Dengan demikian pendidikan luar sekolah baru dikatan lengkap apabila program dan evaluasinya menyangkut semua unsur system pendidikan yaitu masukan lingkungan, masukan sarana, masukan mentah, proses, keluaran, masukan lain, dan pengaruh.

C.   Tiga  pendekatan  evaluasi  program  pendidikan

1. OBJECTIVE- ORIENTED EVALUATION APPROACH

Model Objective-Oriented Approach (pendekatan penilaian berorientasi tujuan) adalah pendekatan dalam melakukan evaluasi program yang menitik beratkan pada penilaian ketercapaian tujuan. Oleh karena itu, pandangan  ini  mempersyaratkan  bahwa  suatu  program  pendidikan harus menetapkan atau merumuskan tujuan-tujuan spesifiknya secara jelas.  Terhadap tujuan-tujuan program yang sudah ditetapkan tersebut lah evaluasi program difokuskan. Tujuan program yang dimaksud bisa saja hanya tujuan dari sebuah program pembelajaran di kelas dalam satu mata pelajaran, atau juga tujuan program dalam pengertian yang lebih luas, misalnya tujuan program sekolah dalam satu tahun, tujuan program pembangunan pendidikan tahun X di Paud Al Falah Darussalam.

Kebanyakan guru melakukan penilaian dengan memberikan tes kepada siswa. Bentuk kegiatan tes bagi siswa sebagai penilaian terhadap keberhasilan pembelajaran dilandasi asumsi bahwa suatu pembelajaran dianggap berhasil baik jika tujuan-tujuan belajar tercapai. Ketercapaian tujuan belajar tersebut tercermin dari hasil tes siswa. Oleh karena itu, tes sebagai alat (instrument) untuk melakukan penilaian selalu dibuat berdasarkan pada tujuan-tujuan belajar yang telah ditetapkan. Pendekatan penilaian yang dikemukakan Tyler ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
1)  Menentukan tujuan secara jelas

2)  Mengklasifikasikan tujuan-tujuan tersebut

3)  Mendefinisikan tujuan-tujuan dalam istilah perilaku terukur

4)  Temukan situasi dimana prestasi atau tujuan dapat diperlihatkan

5)  Mengembangkan atau memilih teknik-teknik pengukuran dan Mengumpulkan data dan Membandingkan data kinerja dengan tujuan-tujuan yang dinyatakan dalam perilaku terukur.

Langkah-langkah  sebagaimana  diuraikan  di  atas  merupakan suatu siklus, artinya bahwa jika dari hasil membandingkan data kinerja dengan tujuan sudah diperoleh berupa kesenjangan-kesenjangan, maka perlu  dilakukan  perumusan/  penentuan  ulang tujuan program yang telah dievaluasi tersebut. Salah satu penerapan model ini oleh Tyler adalah bagaimana melakukan pengukuran tes kemampuan  awal  siswa  (pre-test)  dibandingkan  dengan  hasil pengukuran  paska  kegiatan  pembelajaran  (post-test).  Kegiatan  ini menjadi salah satu teknik yang banyak berpengaruh terhadap cara-cara penilaian program pembelajaran di dunia pendidikan. Contoh yang dilakukan Tyler ini pula lah yang banyak dilakukan oleh guru-guru kita dalam melakukan penilaian keberhasilan program pembelajaan di kelas selama  ini.    Secara  praktis,  pendekatan  ini  memang  tidak  terlalu menyita waktu karena hanya dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran. Di samping itu, dengan pendekatan seperti ini sangat sejalan dengan tradisi pemikiran manajemen/ pengelolaan yang menempatkan kegiatan evaluasi sebagai kegiatan terakhir.
Dari pengalamannya melakukan penilaian program pendidikan, Tyler mengadvokasikan tujuan-tujuan umum pendidikan yang perlu menjadi criteria dalam melakukan penilaian program pendidikan. Untuk pendidikan di Amerika, Tyler merekomendasikan 6 (enam) tujuan umum pendidikan, yaitu:
1) memperoleh informasi,

2) mengembangkan kebiasaan bekerja dan ketrampilan belajar,

3) mengembangkan cara berfikir yang efektif,
4) menginternalisasikan sikap social, minat, apresiasi, dan sensitifitas,

5) memelihara kesehatan fisik, dan mengembangkan filsafat hidup.

2. MANAGEMENT-ORIENTED APPROACH
                                              
Management-oriented approach merupakan salah satu pendekatan dalam penilaian pendidikan yang memfokuskan pada kepentingan manajerial Oleh karena itu, pendekatan penilaian berorientasi manajemen sangat berarti dalam membantu para pengambil keputusan. Hal ini mengingat pentingnya informasi hasil penilaian sebagai bagian dari pengambilan keputusan yang baik. Artinya, bahwa pengambilan keputusan akan tepat dan berguna jika didasarkan pada informasi- informasi hasil penilaian.
Dalam bidang pendidikan, dengan pendekatan ini dimungkinkan seorang evaluator memberi informasi yang bermanfaat kepada guru, komite sekolah, pengambil keputusan/ birokrasi pendidikan, administrator pendidikan, atau pihak lainnya; sesuai dengan tingkat kewenangan pengambilan keputusan masing-masing. Berdasarkan level kewenangan tersebut menjadi jelas siapa yang akan menjadi pengguna utama hasil-hasil penilaian, bagaimana mereka akan menggunakannya, dan pada aspek-aspek apa mereka akan mengambil keputusan. Aspek- aspek yang menjadi cakupan penilaian dalam pendekatan ini biasanya diklasifikasi berdasarkan komponen system, yakni: input, proses, dan output.
Dalam pendekatan ini, tujuan program bukan menjadi perhatian utama, mereka lebih menekankan pada kebersamaan antara evalutator dan administrator secara erat dalam melakukan penilaian. Mereka bersama-sama mengidentifikasi keputusan-keputusan dimana administrator harus membuat dan kemudian mengumpulkan informasi yang cukup tentang keunggulan dan kelemahan dari setiap alternaif keputusan agar diperoleh keputusan dan pertimbangan yang adil berdasarkan criteria yang spesifik. Oleh karena itu, suksesnya penilaian sangat bergantung pada kualitas tim kerja antara evaluator dan para pengambil keputusan. Stufflebeam dalam sejarah penilaian ini pada akhirnya mengembangkan apa yang disebut sebagai CIPP Model ( Contex, Input, Process, dan Product Model). Dilihat dari namanya nampak jelas bahwa pendekatan ini merupakan kerangka kerja penilaian yang bertujuan memberi pelayanan kepada manajer dan administrator program untuk menghadapi empat macam keputusan pendidikan yang berbeda, yaitu:

  1) Context  Evaluation,  melayani  keputusan-keputusan  pada  level perencanaan. Pada level ini lebih menitikberatkan pada upaya menentukan kebutuhan yangaka dij adikan   dasar   dalam pengembangan                                            program pendidikan, termasuk   perumusan tujuan-tujuan program.  Pada era sentralisasi, dimana kurikulum bahkan sampai pada strategi pembelajaran ditentukan oleh pemerintah pusat, nampaknya evaluasi konteks hanya milik orang pusat. Bagi anda yang  di  era  ini  berpengalaman  dalam  bidang  pendidikan  luar sekolah (atau yang disebut dalam Undang-undang No.20 Tahun 2003  tentang  Sistem  Pendidikan  Nasional,  disebut  jalur  non formal dan informal), mungkin penilaian konteks bukan masalah baru. Hal ini dikarenakan program-program pendidikan luar sekolah lebih banyak ditumbuh-kembangkan dari kebutuhan belajar masyarakat yang ingin mengikuti program. Walaupun istilah yang banyak dipergunakan bukan evaluasi konteks tapi sering disebut analisis atau penilaian kebutuhan (needs analysis atau needs assessment).
2) Input Evaluation, melayani keputusan-keputusan pada kegiatan pengorganisasian. Menentukan   sumberdaya   yang   tersedia, strategi  alternative  yang  perlu  dipergunakan  dalam  program, serta perencaan  yang  terbaik  bagi  pemenuhan  kebutuhan, merupakan focus utama penilaian pada level ini. Jika anda berpengalaman dalam pengelolaan proyek atau paling tidak mengenal dari informasi proyek, unsur input yang paling sering dievaluasi adalah biaya. Apakah biaya yang disediakan untuk suatu proyek mencukupi? Apakah dana yang tersedia itu dialokasikan sesuai komponen-komponen kegiatan proyek yang direncanakan?  Pertanyaan-pertanyaan  tersebut  merupakan contoh fokus evaluasi input. Tentu input program pendidikan bukan satu-satunya biaya, banyak input lain seperti: guru, buku pelajaran, atau lainnya.
3) Process Evaluation, melayani keputusan-keputusan yang berkaitan dengan implementasi program. Fokus utama pada level ini adalah: a) bagaimana rencana yang sudah ditetapkan dapat dilaksanakan secara baik? b) hambatan-hambatan apa yang dihadapi dan menghambat kesuksesan? c) perbaikan-perbaikan apa  yang  diperlukan?  Untuk  bismenjawab  hal-hal  tersebut perlu dilakukan evaluasi.
               Evaluasi terhadap proses disebut monitoring. JAdi monitoring merupakan upaya melakukan evaluasi terhadap proses pelaksanaan suatu program. Dalam tataran pengelolaan proyek ada satu istilah yang seolah-olah tidak bisa dirubah atau diperbaiki saking sudah melembaga, yaitu ME (singkatan dari Monitoring dan Evaluasi). Istilah ini tentu tidak salah, tetapi dalam pemaknaan yang diberikan proyek terhadap kegiatan ME seringkali menjadi kurang bermakna. Salah satu contoh pengertian yang banyak di lingkungan proyek adalah: monitoring merupakan kegiatan mengumpulkan data sedangkan analisis dan interpretasi terhadap data dilakukan dalam evaluasi. Pegertian ini memberi makna seolah-olah M dan E adalah sebuah kegiatan  yang  berurutan.  Padahal  kalau  anda  buka  kembali modul   dan   referensi   sebelumnya   dinyatakan   bahwa   setiap kegiatan evaluasi paling sedikit selalu megandung 3 (tiga) komponen utama, yaitu: data, kriteria, dan judgment. Jadi, kalau monitoring merupakan evaluasi terhadap proses maka dalam kegiatan monitoring juga harus terjadi proses analisis dan interpretasi terhadap data dibandingkan dengan kriteria, apakah sesuai, kurang atau melebihi. Jika ingin proporsional, sebaiknya M-E di diposisikan sebagai dua kegiatan penilaian yang diperlukan dalam rangka pengelolaan proyek. Monitoring dilakukan sebagai penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan (progress), sedangkan evaluasi merupakan penilaian terhadap hasil proyek.
4) Product evaluation, melayani  keputusan-keputusan yang berkaitan dengan   pencapaian   program   dan   kemungkinan perencanaan ulang. Oleh karena itu, focus penilaian ini meliputi: a)  hasil-hasil  apa  yang  diperoleh?  b)  sejauhmana  kebutuhan sudah dapat terpenuhi atau berkurang? c) Apa yang harus dilakukan setalah program berjalan seperti itu?
Evaluasi hasil (product evaluation) merupakan kegiatan evaluasi yang selama ini banyak dilakukan. Mungkin keadaan ini berakar pada tradisi memahami langkah-langkah pengelolaan (management) yang selalu menempatkan kegiatan evaluasi, pengendalian, dan istilah lain yang sejalan, pada ahir kegiatan pengelolaan. Sehingga evaluasi yang banyak dikenal adalah evaluasi yang dilakukan jika suatu program sudah berakhir.
                                           
3. NATURALISTIC AND PARTICIPANT APPROACH

Pendekatan naturalistic atau partisipatif dalam penilaian merupakan suatu pendekatan yang secara paradigmatic sangat berbeda dengan pendekatan-pendekatan lain yang diuraikan sebelumnya. Sesuai dengan  istilah  yang  dipergunakan,  pada  pendekatan  ini  kegiatan evaluasi diharapkan berjalan natural dan ada keterlibatan (partisipasi) evaluator pada lapangan yang menjadi sasaran evaluasi. Jika pada pendekatan-pendekatan lain peran evaluator cenderung „diluar‟  sasaran yang akan dievaluasi, baik sejak perencanaan, pengumpulan informasi, analisis maupun pelaporan, maka pada pendekatan naturalistic- partisipatif seorang evaluator dituntut  „masuk ke  dalam‟ situasi-situasi yang menjadi sasaran evaluasi. Pendekatan ini cocok terutama dalam rangka penilaian proses atau implementasi program.

D.    Evaluasi Program Pendidikan yang dilakukan oleh Lembaga PAUD Al Falah Darussalam.

1.      Evaluasi input meliputi pertimbangan tentang sumber dan strategi yang diperlukan untuk mencapai tujuan umum dan tujuan khusus suatu program. Dalam evaluasi input, dilakukan kegiatan penilaian berupa identifikasi terhadap berbagai kemampuan yang dimiliki oleh lembaga penanggung jawab program, sumber baik yang berupa manusia (guru, siswa) atau mata pelajaran serta sarana prasarana yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, strategi yang digunakan dalam melaksanakan program termasuk rencana untuk melaksanakan strategi tersebut beserta prosedur pelaksanaan.
§  Kualifikasi pendidikan.
Indikatornya: a) rekruitmen pendidik mempertimbangkan empat standar kompetensi guru sebagaimana tertuang dalam permendiknas No 16 Tahun 2007. b). pendidik telah memenuhi 4 standar kompetensi guru sebagaimana tertuang dalam Permendiknas No 16 Tahun 2007.
·         Kurikulum Pendidikan
Indikatornya : a) setiap komponen dalam RKH pada setiap sentra memuat nilai-nilai karakter yang ditanamkan.
·         Penataan ruang belajar dan sarana prasarana.
Indikatornya: a). lingkungan belajar dan bermain didesain dengan desain berkarakter islam. b). sarana dan prasarana mendukung upaya pembentukan karakter islami anak.

2.      Evaluasi proses, meliputi koleksi data penilaian yang telah ditentukan dan diterapkan di dalam proses dalam suatu program yang dilaksanakan. Dalam evaluasi prosess, dilakukan kegiatan penilaian untuk menilai dan meramalkan kelemahan-kelemahan rencana dan pelaksanaannya dan untuk memperoleh berbagai informasi tentang kegiatan program, seperti bagaimana proses yang dilakukan seorang guru dalam mengajar, yaitu dalam memanfaatkan berbagai strategi, media dan pendekatan pendidikan yang digunakan.

§  Penyampaian nilai-nilai karakter islam.
Indikatornya: a). guru terampil menyampaikan nilai-nilai karakter islami dengan berbagai strategi. b). guru memberikan contoh-contoh penanaman nilai karakter islam.
§  Pendekatan pengembangan rasional.
Indikatornya: a). guru dapat menumbuhkan pemahaman siswa tentang perbuatan baik dan buruk.
§  Pendekatan pertimbangan nilai moral.
Indikatornya : a). siswa terdorong untuk belajar membuat pertimbangan moral dalam membuat keputusan berbuat baik-buruk, benar-salah.
§  Pendekatan klarifikasi nilai.
Indikatornya : a). guru membantu siswa menumbuhkan kemampuan dalam mengkaji perasaan dan perbuaannya. b). guru membantu siswa menentukan nilai-nilai yang akan dipilihnya.

§  Pendekatan pengembangan moral kognitif.
Indikatornya: a). guru menumbuhkan kemampuan siswa memilih nilai-nilai yang baik-buruk, benar-salah.
§  Pendekatan perilaku social.
Indikatornya: a). guru mampu mendorong siswa untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang sesuai nilai islami dalam hubungan social di lingkungannya berkembang.
§  Pendekatan penanaman nilai.
Indikatornya: a). guru mampu menanamkan nilai-nilai islami sehingga menjadi karakter siswa. b). guru mampu menumbuhkan keinginan siswa untuk menanamkan nilai-nilai islami. c). karakter islami mulai tertanam dalam diri siswa. 

3.      Evaluasi product, merupakan penilaian yang dilakukan untuk mengukur keberhasilan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dalam evaluasi product, dilakukan penilaian tentang hasil atau keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan program baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Untuk meneliti seberapa jauh efektifitas pendidikan nilai dalam pembentukan karakter islami pada anak, maka dapat dilihat dari pelaksanaan pendidikan nilai melalui berbagai pendekatan pendidikan nilai dan pengembangan karakter-karakter islami yang terbentuk pada anak. Kriteria keefektifan pertumbuhan karakter-karakter islami pada anak usia dini dapat dilihat dari sejauh mana pencapaian indicator karakter-karakter islami yang secara nasional ditetapkan dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas No.58 Tahun 2009) tentang standar tingkat pencapaian perkembangan anak, khususnya yang termuat dalam lingkup perkembangan nilai-nilai agama dan moral. Adapun indicator-indikator adalah sebagai berikut:
1). Menyebut nama Tuhannya (telah mengenal nama Tuhan Allah untuk muslim).
2). Menirukan gerakan beribadah dengan tertip. (menirukan gerakan-gerakan sholat)
3). Mengikuti bacaan do’a dengan lengap sebelum dan sesudah melakukan kegiatan serta menirukan sikap berdo’a dan dapat menirukan membaca Al Qur’an.
4). Mengucapkan kata-kata santun
5). Mengucapkan salam
6). Mengenal perilaku baik, buruk, bener, salah dan menyayangi orang tua, orang di sekeliling, teman, guru, binatang dan tanaman. Dan menghargai teman dan tidak memaksakan kehendak.
Permendiknas No. 58 Tahun 2009, khususnya yang termuat dalam lingkup perkembangan nilai-nilai agama dan moral anak digunakan sebagai indicator ketercapaian tujuan pendidikan nilai dalam pembentukan karakter islami anak didaarkan 9 pilar nilai-nilai karakter mulai yang selayaknya diajarkan kepada anak.
·         Kriteria Efektivitas.
Kriteria untuk menentukan efektivitas pada pelaksanaan pendidikan nilai anak usia dini diukur dengan menggunakan evaluasi context (visi dan tujuan pendidikan dan lembaga pendidikan), evaluasi input (kesiapan kelompok bermain dalam mendidik), evaluasi proses (proses penyampaian pendidikan nila pada anak), serta evaluasi product (hasil belajar). Adapun kriteria untuk menentukan efektivitas pendidikan nilai dapat ditentukan dari jumlah item dalam.

4.      Evaluating reaction.
Mengevaluasi terhadap reaksi peserta didik berarti mengukur kepuasan peserta (customer satisfaction). Program Pembelajaran dianggap efektif apabila proses pembelajaran dirasa menyenangkan dan memuaskan bagi peserta didik sehingga mereka tertarik termotivasi untuk belajar dan berlatih, dengan kata lain peserta didik akan termotivasi apabila proses pembelajaran berjalan secara memuaskan bagi peserta yang pada akhirnya akan memunculkan reaksi dari peserta yang menyenangkan. Sebalinya apabila peserta tidak merasa puas untuk mengikuti pembelajaran lebih lanjut. Dan dapat dimaknai bahwa keberhasilan proses kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari peran guru, perhatian dan motivasi guru yang diberikan pada peserta didik dalam proses jalannya kegiatan pembelajaran. Siswa akan belajar lebih baik manakala mereka memberi reaksi positif terhadap lingkungan belajar.
            Kepuasan peserta didik dapat dikaji dari beberapa aspek, yaitu materi pembelajaran yang diberikan, fasilitas dan sarana prasarana yang tersedia, strategi penyampaian materi yang digunakan oleh guru, media pembelajaran yang tersedia, dan jadwal kegiatan yang sudah terencana dengan baik. Mengukur reaksi dapat dilakukan dengan adanya Rapor yang diberikan persemester. Dalam rapor tersebut sudah terincih secara jelas mengenai kondisi dan perkembangan dari peserta didik dan mengetahui dampak proses pembelajaran dari peserta didik selama mengikuti kegiatan proses pembelajaran. Dan semua proses perilaku dan reaksi peserta didik sudah tertulis didalam Rapor, sehingga dengan adanya Rapor akan lebih memudahkan dan lebih efektif dalam melakukan evaluasi pendidikan anak usia dini.
             5. Evaluating Learning
            Ada empat hal yang dapat guru Paud ajarkan dalam program pokok pembelajaran, yaitu a). pembiasaan perilaku Al Islam, Al Qur’an, dan Akhlak. b). Bahasa. c). Kognitif dan d). Motorik. Peserta didik dikatakan telah belajar apabila pada dirinya telah mengalami perubahan sikap dan akhlak di sekolah maupun di rumah, perbaikan pengetahuan bahasa, dan kognitif maupun peningkatan motoric atau keterampilan, oleh karena itu untuk mengukur efektifitas program belajar maka keempat aspek tersebut untuk diukur tanpa adanya perubahan sikap, peningkatan pengetahuan maupun perbaikan ketrampilan pada peserta didik maka program dapat dikatakan gagal. Penilaian evaluating learning ini ada yang menyebut dengan penilaian hasil (output) belajar. Oleh karena itu dalam pengukuran hasil belajar (learning meansuremen) berarti penentuan satu atau lebih hal berikut: a). pengetahuan apa yang telah dipelajari?,  b). sikap apa yang telah berubah ?,  c). ketrampilan apa yang telah dikembangkan atau diperbaiki ?.
5.      Evaluating Behavior.
Penilaian sikap pada evaluasi ini difokuskan pada perubahan sikap yang terjadi pada saat kegiatan pembelajaran dilakukan sehingga lebih bersifat internal, sedangkan penilaian tingkah laku difokuskan pada perubahan tingkah laku setelah peserta didik kembali ke rumah. Apakah perubahan sikap yang telah terjadi setelah mengikuti pembelajaran di kelas juga akan diimplementasikan setelah peserta didik kembali ke rumah, sehingga penilaian tingkah laku ini lebih bersifat eksternal. Perubahan perilaku apa yang terjadi di rumah setelah peserta didik mengikuti program pembelajaran disekolah. Dengan kata lain yang perlu dinilai adalah apakah peserta didik merasa senang setelah mengikuti pembelajaran dan kembali ke rumah bagaimana peserta dapat menstrafer pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperoleh selama proses pembelajaran untuk diimplementasikan di rumah masing-masing individu. Karena yang dinilai adalah perubahan perilaku setelah kembali rumah maka evaluasi ini dapat disebut sebagai evaluasi terhadap outcome dari kegiatan pembelajaran.
6.      Evaluating Program Pembelajaran

Untuk memperoleh gambaran yang komprehensif tentang efektivitas program-program pembelajaran yang ada di PAUD Al Falah Darussalam, ada sekurang-kurangnya tiga komponen yang perlu dijadikan objek evaluasi, yaitu desain program pembelajaran, implementasi program dan hasil yang dicapai.
a). Desain Program Pembelajaran.
Desain program pembelajaran dinilai dari aspek tujuan yang ingin dicapai ataupun kompetensi yang akan dikembangkan, strategi pembelajaran yang akan diterapkan, isi program pembelajaran.

1). Kompetensi yang akan dikembangkan
Salah satu aspek dari program pembelajaran yang dijadikan objek evaluasi adalah kompetensi yang akan dikembangkan, khususnya kompetensi dasar dalam melakukan pembiasaan perilaku Al Islam, Al Qur’an dan Akhlak pada anak usia dini. Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menilai kompetensi dasar yang akan dikembangkan, yaitu antara lain:
·         Menunjang pencapaian kompetensi standar kompetensi maupun kompetensi lulusan.
·         Jelas rumusan yang digunakan (observable). Mampu menggambarkan dengan jelas perubahan tingkah laku yang diharapkan diri siswa.
·         Mempunyai kesesuain dengan tingkah perkembangan siswa.
2). Strategi pembelajaran
Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menilai strategi pembelajaran yang direncanakan, yaitu antara lain:
§  Kesesuaian dengan kompetensi yang akan dikembangkan.
§  Kesesuaian dengan kondisi belajar mengajar yang diinginkan.
§  Kejelasan rumusan, terutama mencakup aktivitas guru maupun siswa dalam proses pembelajaran.
§  Kemungkinan keterlaksanaan dalam kondisi dan alokasi waktu yang ada.

3). Isi program pembelajaran
Isi program pembelajaran yang dimaksud adalah pengalaman belajar yang akan disiapkan oleh guru maupun yang harus diikuti siswa. Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menilai isi program pembelajaran, yaitu antara lain:
§  Relevansi dengan kompetensi yang akan dikembangkan.
§  Relevansi dengan pengalaman murid dan lingkungan.
§  Kesesuain dengan tingkat perkembangan siswa.
§  Kesesuaian dengan alokasi waktu yang tersedia.
b. Implementasi Program Pembelajaran
Proses implementasi program atau proses pelaksanaan perlu dijadikan objek evaluasi, khususnya proses belajar dan pembelajaran yang berlangsung dilapangan. Sedangkan mengenai standar evaluasi proses pembelajaran menampilkan sejumlah kriteria yang dapat digunakan untuk mengevaluasi proses belajar dan pembelajaran yaitu:
1.      Konsistensi dengan kegiatan yang terdapat dalam program pembelajaran
2.      Keterlaksanaan oleh guru
3.      Keterlaksanaan dari segi siswa
4.      Perhatian yang diperlihatkan para siswa terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung.
5.      Keaktifan para siswa dalam proses belajar
6.      Kesempatan yang diberikan untuk menerapkan hasil pembelajaran dalam situasi yang nyata dan Pola interaksi antara guru dan siswa dan Kesempatan untuk mendapatkan umpan balik secara continu
c. Hasil Program Pembelajaran
selain desain program dan implementasi, komponen ketiga yang perlu dievaluasi adalah hasil-hasil yang dicapai oleh kegiatan pembelajaran. Hasil yang dicapai ini dapat mengacu pada pencapaian tujuan jangka pendek (output) maupun mengacu pada pencapaian tujuan jangka panjang (outcome). Outcame program pembelajaran tidak kalah pentingnya dengan output, karena dalam outcome ini akan dinilai seberapa jauh siswa mampu mengimplementasikan kompetensi yang dipelajari di kelas ke dalam dunia nyata (realworld) dalam memecahkan berbagai persoalan hidup dan kehidupan dalam masyarakat.
BAB III
METODE PENULISAN

A.    Prosedur pengumpulan data
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan Makalah ini adalah sebagai berikut :

1.      Mengumpulkan data-data dengan cara saya melakukan observasi secara langsung dan mengamati kondisi pembelajaran di Lembaga PAUD Al Falah Darussalam Selain itu Informasi dikumpulkan dengan: (1) wawancara, (2) dokumentasi, dan (3) observasi. Penetapan sumber informasi dilakukan secara snowball. Data yang terkumpul dianalisis dengan: (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) pengambilan kesimpulan.
2.      Perumusan Masalah,
Setelah melakukan observasi atau pengamatan , didapatkanlah rumusan masalah.
3.      Studi Literatur.
Setelah didapatkan perumusan masalah, dilakukan studi literature berdasarkan buku-buku tentang Manajemen Pendidikan Luar Sekolah, buku Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Telah memperkaya perspektif pemikiran yang konstruktif terkait dalam mengevaluasi suatu Program Pendidikan Anak Usia Dini. Selain itu diambil informasi melalui ilmu Evaluasi Pendidikan dan Manajemen pendidikan.


B.     Pengolahan data
Laporan observasi ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif eksplanatoris, yaitu suatu metode laporan yang tidak menguji hipotesis melainkan memaparkan dan mengolah data. Jenis penelitian yang digunakan yaitu studi kasus karena laporan yang telah dilakukan ini menekankan pada pengungkapan fakta secara rinci terhadap subjek penelitian, yang sesuai dengan peristiwa yang terjadi di lapangan. Dan data-data yang telah diperoleh dari hasil pengamatan observasi juga menggunakan metode Tanya jawab, kemudian data diolah secara analitis, deskriptif-kualitatif.









Bab IV
Penutup





A.   Kesimpulan

Untuk mengevaluasi keberhasilan program pembelajaran tidak cukup hanya dengan mengadakan penilaian terhadap hasil belajar siswa sebagai produk dari sebuah proses pembelajaran. Kualitas suatu produk pembelajaran tidak terlepas dari kualitas proses pembelajaran itu sendiri. Evaluasi terhadap program pembelajaran yang disusun dan dilaksanakan guru sebaiknnya menjangkau penilaian terhadap: 1). Desain pembelajaran, yang meliputi kompetensi yang dikembangkan, strategi pembelajaran yang dipilih, dan isi program, 2). Implementasi program pembelajaran atau kualitas pembelajaran, serta 3). Hasil program pembelajaran. Dalam mengadakan penilaian terhadap hasil program pembelajaran tidak cukup terbatas pada hasil jangka pendek atau output tetapi sebaiknya juga menjangkau outcome dari program pembelajaran. Berbagai model evaluasi program dapat dipilih oleh guru maupun sekolah untuk mengadakan evaluasi terhadap keberhasilan program pembelajaran. Pemilihan suatu model evaluasi akan tergantung pada kemampuan evaluator, tujuan evaluasi serta untuk siapa evaluasi itu dilaksanakan.
Dan menurut analisis saya bahwa, Evaluasi Program Pendidikan yang dilakukan Lembaga PAUD Al Falah Darussalam ini, bisa dikatakan sudah memenuhi standar Teori yang ada dalam Evaluasi Program Pendidikan karena menurut analisa saya Lembaga Paud Al Falah Darussalam dalam mengevaluasi suatu Program-program Pendidikannya sudah mencakup Aspek-aspek program yang dievaluasi berdasarkan teori system pendidikan luar sekolah. Aspek-aspek tersebut  adalah komponen-komponen masukan lingkungan (environ mental input), masukan sarana (instrumental input), masukan mental (raw input), proses (processes), keluaran (output) masukan lain (outher input), dan pengaruh (outcome). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Perbandingan antara di lapangan (Lembaga Paud Al Falah Darussalam) dengan standar Teori bisa dikatakan sudah cocok.

B.   Saran

Untuk mengevaluasi keberhasilan program pembelajaran tidak cukup hanya berdasarkan pada penilaian hasil belajar siswa, namun perlu menjangkau terhadap desain program dan implementasi program pembelajaran. Penilaian terhadap desain pembelajaran, meliputi aspek kompetensi yang dikembangkan, strategi pembelajaran yang dipilih, da nisi program. Penilaian terhadap implementasi program pembelajaran berusaha untuk menilai seberapa tinggi tingkat kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Penilaian terhadap hasil program pembelajaran tidak cukup terbatas pada hasil jangka pendek atau output tetapi sebaiknya juga menjangkau outcome dari program pembelajaran.
Untuk menindak lanjuti hal-hal yang berkaitan dengan hasil observasi, berikut ini diajukan saran-saran sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan untuk anak usia dini, khususnya dalam pelaksaaan pendidikan nilai pada uumumnya serta para pendidik pada khususnya terutama pendidik anak usia dini. Saran-saran yang dapat diberikan yaitu:
-          Sebagai upaya untuk memaksimalkan kualitas pendidik untuk pendidikan anak usia dini, perlu untuk lebih diintensifkan adanya pendidikan dan latihan (diklat) bagi para pendidik, terutama pendidik yang masih baru, sehingga penguasaan terhadap segala hal yan behubungan dengan peningkatan kualitas pendidikan anak usia dini dapat lebih mendalam.
-          Untuk lebih meningkatkan kualifikasi pendidikan para pendidik pendidikan anak usia dini, perlu diterapkan pendidikan yang berkelanjutan bagi para pendidik yang belum memenuhi standar kualifikasi pendidikan guru, yaitu minimal sarjana strata satu (S1).





Daftar Pustaka
ü  Prof. Djudju Sudjana, M.ED., Ph.D. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. 2008. PT Remaja Rosdakarya. Jakarta.
ü  Data dari Observasi secara langsung di PAUD Al Falah Darussalam.
ü  Mohammad Noer, (1987), Pengantar Teori Tes, (Jakarta: Depdiknas). Norman E. Gronlund dan Robert L. Linn, (1985) , Measurement and evaluation in Teaching, (New York: Macmillan Publishing Company) Raka Joni, T, (1981), Penilaian Program Pendidika (Jakarta: P3G Depdikbud)
ü  Saifudin   Azwar,   (2000),   Te Prestasi Fungsi   da Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar).

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Let's share thE inSpiration - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -