- Back to Home »
- cara mudah menghadapi kritikan Pedas.. "La Tahzan"
Posted by : Unknown
Friday, 9 January 2015
Cara Mudah Menghadapi Kritikan Pedas
Sang Pencipta dan Pemberi rezeki Yang
Maha Mulia,
acapkali mendapat cacian dan cercaan dari orang-orang
pandir yang tak berakal. Maka, apalagi saya, Anda dan kita sebagai manusia
yang
selalu terpeleset dan salah.
Dalam hidup ini,
terutama
jika Anda seseorang yang selalu
memberi, memperbaiki, mempengaruhi
dan berusaha membangun, maka
Anda akan selalu
menjumpai
kritikan-kritikan yang pedas
dan pahit.
Mungkin pula, sesekali Anda akan mendapat cemoohan
dan
hinaan dari orang lain.
Dan mereka, tidak akan pernah diam mengkritik
Anda
sebelum Anda masuk ke dalam liang bumi, menaiki tangga ke langit, dan berpisah
dengan mereka. Adapun bila Anda masih berada di tengah-tengah mereka,
maka
akan selalu ada perbuatan mereka yang membuat Anda bersedih
dan
meneteskan air mata, atau membuat tempat tidur
Anda
selalu terasa gerah.
Perlu diingat, orang yang duduk di atas tanah tak akan pernah jatuh,
dan
manusia tidak akan pernah menendang anjing yang sudah mati. Adapun
mereka, marah dan kesal kepada Anda
adalah karena mungkin Anda
mengungguli mereka dalam hal kebaikan,
keilmuan, tindak tanduk, atau
harta. Jelasnya, Anda di mata mereka adalah orang berdosa yang tak
terampuni sampai Anda melepaskan
semua karunia dan nikmat Allah yang
pada
diri Anda, atau sampai
Anda
meninggalkan semua sifat terpuji
dan nilai-nilai luhur yang selama ini Anda pegang teguh. Dan menjadi orang yang
bodoh, pandir dan tolol adalah yang mereka inginkan
dari diri Anda.
Oleh sebab itu,
waspadalah
terhadap apa yang mereka katakan.
Kuatkan jiwa untuk mendengar kritikan,
cemoohan dan hinaan mereka.
Bersikaplah laksana batu cadas; tetap kokoh
berdiri meski diterpa butiran- butiran salju yang menderanya setiap saat, dan ia justru semakin kokoh karenanya. Artinya, jika Anda merasa
terusik dan terpengaruh oleh kritikan
atau
cemoohan mereka, berarti Anda telah meluluskan keinginan mereka
untuk mengotori dan mencemarkan kehidupan Anda. Padahal, yang terbaik
adalah menjawab atau merespon
kritikan mereka dengan menunjukkan
akhlak yang baik. Acuhkan saja mereka, dan jangan pernah merasa tertekan
oleh
setiap upadaya mereka untuk menjatuhkan Anda.
Sebab,
kritikan mereka yang menyakitkan
itu pada hakekatnya
merupakan ungkapan
penghormatan untuk Anda. Yakni, semakin tinggi derajat dan posisi
yang Anda duduki, maka akan semakin pedas pula kritikan itu.
Betapapun, Anda akan kesulitan membungkam mulut mereka dan menahan gerakan lidah mereka. Yang Anda mampu adalah
hanya mengubur dalam-dalam setiap kritikan mereka, mengabaikan solah polah mereka pada
Anda,
dan cukup mengomentari setiap perkataan
mereka sebagaimana yang diperintahkan Allah,
{Katakanlah (kepada mereka): "Matilah kamu karena kemarahanmu itu."}
(QS. Ali 'Imran: 119)
Bahkan, And a juga
dapat
'menyumpal' mulut mereka
dengan
'potongan-potonga
n daging' agar
diam
seribu bahasa
denga n
cara memperbanyak keutamaan, memperbaiki akhlak, dan meluruskan setiap
kesalahan Anda. Dan bila Anda ingin diterima
oleh semua pihak, dicintai
semua
orang, dan terhindar dari cela, berarti Anda telah menginginkan sesuatu yang mustahii terjadi dan mengangankan sesuatu yang terlalu jauh
untuk diwujudkan.

Jangan Mengharap "Terima Kasih "
dari Seseorang
Allah menciptakan para setiap hamba agar selalu mengingat-Nya, dan
Dia
menganugerahkan rezeki kepada setiap makhluk ciptaan-Nya
agar mereka bersyukur kepada-Nya.
Namun ,
mereka justru banyak
yang menyembah dan bersyukur kepada selain Dia.
Tabiat untuk mengingkari, membangkang, dan meremehkan
suatu kenikmatan adalah penyakit
yang umum menimpa
jiwa manusia. Karena
itu,
Anda tak perlu heran dan resah bila mendapatkan mereka mengingkari kebaikan yang pernah Anda berikan,
mencampakkan budi baik yang telah Anda
tunjukkan.
Lupakan saja bakti yang telah Anda persembahkan.
Bahkan, tak usah resah bila mereka sampai memusuhi
Anda dengan sangat
keji
dan membenci Anda sampai mendarah daging,
sebab semua itu mereka
lakukan adalah justru karena Anda telah berbuat baik kepada mereka.
{Dan, mereka tidak mencela
(Allah dan Rasul-Nya) kecuali karena Allah dan
Rasul-Nya telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka.}
(QS. At-Taubah:
74)
Coba Anda buka kembali catatan dunia tentang perjalanan hidup ini! Dalam
salah satu babnya diceritakan: syahdan, seorang
ayah telah memelihara anaknya dengan baik. la memberinya makan, pakaian dan minum,
mendidikanya hingga menjadi orang pandai, rela tidak tidur demi anaknya,
rela untuk tidak makan asal anaknya kenyang,
dan bahkan, mau bersusah payah agar anaknya bahagia. Namun apa
lacur, ketika sudah berkumis
lebat dan kuat tulang-tulangnya, anak itu bagaikan anjing galak yang selalu
menggonggong kepada orang tuanya. la tak hanya berani menghina,
tetapi juga melecehkan, acuh tak acuh, congkak, dan durhaka terhadap orang
tuanya. Dan semua itu, ia tunjukkan dengan perkataan dan juga tindakan.
Karena itu,
siapa saja yang kebaikannya
diabaikan dan dilecehkan
oleh
orang-orang yang menyalahi fitrahnya, sudah seyogyanya menghadapi
semua itu dengan
kepala dingin.
Dan, ketenangan seperti itu
akan mendatangkan
balasan pahala dari Dzat Yang perbendaharaan-Nya tidak
pernah habis dan sirna.
Ajakan ini bukan untuk menyuruh Anda meninggalkan kebaikan yang telah
Anda
lakukan selama ini, atau agar Anda sama sekali tidak
berbuat baik kepada orang lain. Ajakan ini hanya ingin agar
Anda
tak goyah dan
terpengaruh sedikitpun oleh kekejian
dan pengingkaran mereka atas semua
kebaikan yang telah Anda perbuat. Dan janganlah Anda pernah
bersedih dengan apa saja yang mereka perbuat.
Berbuatlah kebaikan
hanya demi Allah semata, maka Anda
akan menguasai
keadaan, tak akan pernah terusik oleh kebencian
mereka, dan tidak pernah
merasa terancam oleh perlakuan keji mereka. Anda harus bersyukur kepada Allah karena dapat berbuat
baik ketika orang-orang di sekitar Anda berbuat
jahat. Dan, ketahuilah bahwa tangan di atas itu lebih
baik dari tangan yang di bawah.
{Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu
hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah. Kami tidak mengharapkan balasan dari kamu
dan tidak pula (ucapan) terima kasih.}
(QS. Al-Insan:
9)
Masih banyak
orang
berakal yang sering hilang kendali
dan
menjadi kacau pikiranya
saat menghadapi kritikan atau cercaan pedas dari orang- orang sekitarnya. Terkesan, mereka seolah-olah
belum
pernah mendengar wahyu Ilahi yang menjelaskan dengan gamblang
tentang perilaku golongan
manusia yang selalu mengingkari Allah. Dalam wahyu itu dikatakan:
{Tetapi setelah
Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa
kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah
orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.}
(QS. Yunus:
12)
Anda tak perlu
terkejut
manakala menghadiahkan sebatang pena
kepada orang bebal, lalu ia memakai pena itu untuk
menulis cemoohan kepada Anda. Dan Anda tak usab kaget, bila orang yang Anda beri tongkat untuk menggiring
domba gembalaannya justru memukulkan tongkat itu ke
kepala Anda. Itu semua adalah watak dasar manusia yang selalu
mengingkari dan tak pernah bersyukur
kepada Penciptanya sendiri
Yang
Maha Agung nan Mulia. Begitulah, kepada
Tuhannya saja mereka
berani membangkang dan mengingkari, maka apalagi kepada saya dan Anda.

Berbuat Baik Terhadap Orang Lain,
Melapangkan Dada
Kebajikan itu sebajik namanya, keramahan seramah wujudnya, dan
kebaikan sebaik rasanya.
Orang-orang
yang pertama kali
akan dapat merasakan manfaat dari semua itu adalah mereka yang melakukannya.
Mereka akan merasakan "buah"nya seketika itu juga dalam jiwa, akhlak,
dan
nurani mereka. Sehingga, mereka pun selalu
lapang dada, tenang,
tenteram dan damai.
Ketika diri Anda diliputi kesedihan dan kegundahan, berbuat baiklah terhadap sesama manusia,
niscaya Anda akan mendapatkan
ketentraman dan kedamaian hati. Sedekahilah orang
yang papa, tolonglah
orang-orang yang terzalimi, ringankan beban orang
yang menderita, berilah makan or• ang yang kelaparan,
jenguklah orang
yang
sakit, dan bantulah orang
yang terkena musibah, niscaya Anda akan merasakan kebahagiaan
dalam
semua sisi kehidupan
Anda!
Perbuatan baik itu laksana wewangian yang tidak hanya mendatangkan
manfaat bagi pemakainya, tetapi juga orang-orang yang berada di sekitarnya.
Dan
manfaat psikologis dari kebajikan itu terasa seperti obat-obat manjur yang tersedia di apotik orang-orang yang berhati baik dan bersih.
Menebar senyum manis kepada orang-orang yang "miskin akhlak" merupakan
sedekah jariyah. Ini, tersirat dalam tuntunan akhlak yang
berbunyi, "...
meski engkau hanya menemui
saudaramu dengan wajah
berseri." (Al-Hadits)
Sedang kemuraman wajah merupakan
tanda
permusuhan sengit
terhadap orang lain yang hanya diketahui terjadinya
oleh Sang Maha Gaib.
Seteguk air yang
diberikan seorang pelacur kepada seekor anjing yang
kehausan dapat membuahkan surga yang luasnya seluas langit
dan bumi. Ini merupakan bukti bahwa Sang Pemberi pahala adalah Dzat Yang Maha Pemaaf, Maha Baik dan sangat mencintai
kebajikan, serta Maha Kaya lagi Maha Terpuji.
Wahai orang-orang
yang merasa terancam
oleh himpitan kesengsaraan,
kecemasan dan kegundahan hidup, kunjungilah taman-taman
kebajikan, sibukkan diri kalian dengan memberi, mengunjungi, membantu, menolong,
dan meringankan beban sesama. Dengan semua itu, niscaya kalian akan
mendapatkan kebahagiaan dalam semua sisinya; rasa, warna,
dan juga hakekatnya.
{Padahal tidak ada seorang
pun memberikan suatu nikmat kepadanya
yang harus dibalasnya. Tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Rabb-nya Yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat
kepuasan.}
(QS. Al-Lail: 19-21)

Isi Waktu Luang Dengan Berbuat!
Orang-orang yang banyak menganggur dalam hidup ini, biasanya
akan menjadi penebar isu dan desas desus yang tak bermanfaat. Itu karena akal pikiran mereka selalu melayangdayang tak tahu arah. Dan,
{Mereka
rela berada bersama
orang-orang yang tidak pergi berperang.}
(QS. At-Taubah:
87)
Saat paling berbahaya bagi
akal adalah
manakal a
pemiliknya menganggur
dan
tak berbuat apa-apa.
Orang seperti itu, ibarat mobil yang
berjalan dengan kecepatan
tinggi tanpa sopir, akan mudah oleng ke kanan
dan
ke kiri.
Bila pada suatu hari Anda mendapatkan
diri Anda menganggur
tanpa kegiatan, bersiaplah
untuk bersedih, gundah, dan cemas! Sebab, dalam
keadaan kosong itulah pikiran Anda akan menerawang
ke mana-mana; mulai dari mengingat kegelapan
masa
lalu, menyesali kesialan masa kini, hingga mencemaskan kelamnya masa
depan yang belum tentu Anda alami. Dan itu, membuat akal pikiran Anda tak terkendali dan mudah lepas kontrol.
Maka
dari itu, saya nasehatkan kepada Anda dan diriku sendiri bahwa
mengerjakan amalan-amalan yang bermanfaat adalah lebih baik daripada
terlarut dalam kekosongan
yang
membinasakan. Singkatnya, membiarkan
diri dalam kekosongan itu sama halnya
dengan bunuh diri dan merusak
tubuh dengan narkoba.
Waktu kosong itu tak ubahnya dengan siksaan halus ala penjara Cina; meletakkan
si
narapidana di bawah pipa air yang hanya dapat meneteskan air
satu tetes
setiap menit
selama bertahun-tahun .
Dan dalam
masa penantian yang panjang itulah, biasanya seorang
napi
akan menjadi stres dan gila.
Berhenti dari kesibukan itu kelengahan, dan waktu kosong adalah
pencuri yang culas. Adapun akal Anda, tak lain merupakan mangsa
empuk yang siap dicabik-cabik oleh ganasnya
terkaman kedua hal tadi; kelengahan
dan
si "pencuri".
Karena itu bangkitlah
sekarang juga. Kerjakan shalat,
baca buku, bertasbih,
mengkaji, menulis, merapikan meja kerja, merapikan kamar, atau
berbuatlah sesuatu yang bermanfaat bagi
orang lain
untuk mengusir
kekosongan itu! Ini, karena aku ingin mengingatkan Anda agar tidak
berhenti sejenak pun dari melakukan sesuatu yang bermanfaat.
Bunuhlah setiap waktu kosong dengan 'pisau' kesibukan! Dengan
cara
itu, dokter-dokter dunia akan berani menjamin
bahwa
Anda telah mencapai 50% dari kebahagiaan. Lihatlah para petani, nelayan, dan para
kuli
bangunan! Mereka dengan ceria mendendangkan lagu-lagu seperti burung-burung
di alam bebas. Mereka tidak seperti Anda yang tidur di atas
ranjang empuk, tetap i selalu
gelisah dan
menyeka air
mat a kesedihan.n