- Back to Home »
- Yang LaLu biArLah BerLaLuuu...
Posted by : Unknown
Friday, 9 January 2015
Yang Lalu Biar Berlalu
Mengingat dan mengenang
masa lalu, kemudian bersedih atas nestapa
dan
kegagalan didalamnya merupakan tindakan
bodoh dan gila. Itu, sama artinya dengan
membunuh semangat, memupuskan
tekad dan mengubur
masa depan yang belum terjadi.
4 La
Tahzan
Bagi orang yang berpikir,
berkas-berkas masa lalu akan dilipat dan tak pernah dilihat kembali. Cukup ditutup rapat-rapat, lalu disimpan dalam
'ruang' penglupaan, diikat dengan tali yang kuat dalam 'penjara'
pengacuhan selamanya.
Atau, diletakkan di dalam ruang gelap yang tak tertembus
cahaya. Yang demikian, karena masa lalu telah berlalu dan habis. Kesedihan tak akan mampu mengembalikannya lagi,
keresahan tak akan sanggup
memperbaikinya kembali, kegundahan tidak akan mampu merubahnya
menjadi terang, dan kegalauan tidak akan dapat menghidupkannya kembali, karena ia memang sudah tidak ada.
Jangan pernah
hidup dalam mimpi buruk masa lalu, atau di bawah payung gelap masa silam. Selamatkan
diri Anda dari bayangan masa lalu!
Apakah And a ingin mengembalikan air
sungai ke hulu,
matahari
ke tempatnya terbit,
seorok bayi ke perut ibunya, air susu ke payudara sang ibu, dan air mata ke dalam kelopak mata? Ingatlah,
keterikatan
Anda dengan masa lalu, keresahan Anda atas apa yang telah terjadi padanya,
keterbakaran emosi jiwa Anda oleh api panasnya, dan kedekatan jiwa Anda
pada
pintunya, adalah kondisi yang sangat naif, ironis, memprihatinkan,
dan
sekaligus menakutkan.
Membaca kembali lembaran masa lalu hanya akan memupuskan masa
depan, mengendurkan semangat,
dan menyia-nyiakan waktu yang
sangat berharga. Dalam al-Qur'an,
setiap kali usai menerangkan kondisi
suatu kaum dan apa saja yang telah mereka lakukan, Allah selalu mengatakan,
"Itu adalah umat yang lalu." Begitulah, ketika suatu perkara habis, maka selesai
pula urusannya. Dan tak ada gunanya mengurai kembali bangkai zaman
dan
memutar kembali roda sejarah.
Orang yang berusaha
kembali ke masa lalu, adalah tak ubahnya orang yang
menumbuk tepung, atau orang yang menggergaji serbuk kayu.
Syahdan, nenek moyang kita dahulu selalu mengingatkan orang yang meratapi masa lalunya demikian: "Janganlah engkau mengeluarkan mayat-mayat itu dari kuburnya." Dan konon, kata orang yang mengerti bahasa binatang,
sekawanan binatang sering bertanya
kepada seekor keledai begini, "Mengapa
engkau tidak menarik gerobak?"
"Aku benci khayalan," jawab keledai.
Adalah bencana besar, manakala kita rela mengabaikan masa depan
dan
justru hanya disibukkan oleh masa lalu. Itu,
sama halnya dengan kita mengabaikan istana-istana yang indah dengan sibuk meratapi puing- puing yang telah lapuk.
Padahal,
betapapun seluruh manusia dan jin bersatu
untuk mengembalikan semua hal yang telah berlalu,
niscaya
mereka tidak akan perna h mampu. Sebab,
yang demikian itu
sudah mustahil pada asalnya.
Orang yang berpikiran
jernih tidak akan pernah melibat dan
sedikitpun menoleh ke belakang.
Pasalnya, angin akan selalu berhembus
ke depan, air
akan mengalir ke depan, setiap kafilah
akan berjalan ke depan, dan segala sesuatu bergerak maju ke depan. Maka itu, janganlah
pernah melawan sunah
kehidupan!

Hari Ini Milik Anda
Jika kamu
berada di pagi hari, janganlah
menunggu sore tiba. Hari inilah yang akan Anda jalani,
bukan hari kemarin yang telah berlalu dengan segala kebaikan dan keburukannya, dan juga bukan esok hari yang belum
tentu datang. Hari yang saat ini mataharinya menyinari Anda, dan siangnya
menyapa Anda inilah hari Anda.
Umur Anda, mungkin tinggal hari ini. Maka, anggaplah
masa hidup Anda hanya hari ini, atau seakan-akan
Anda
dllahirkan hari ini dan akan
mati
hari ini juga. Dengan
begitu, hidup Anda tak akan tercabik-cabik
diantara gumpalan keresahan,
kesedihan
dan duka masa
lalu dengan bayangan masa depan yang penuh ketidakpastian dan acapkali
menakutkan.
Pada hari ini pula, sebaiknya
Anda mencurahkan seluruh
perhatian, kepedulian dan kerja keras. Dan pada hari inilah, Anda harus
bertekad mempersembahkan kualitas shalat yang paling khusyu', bacaan al-Qur'an
yang
sarat tadabbur, dzikir
dengan sepenuh hati,
keseimbangan dalam segala hal, keindahan dalam akhlak, kerelaan dengan semua yang Allah
berikan, perhatian terhadap keadaan sekitar, perhatian
terhadap kesehatan jiwa dan raga, serta perbuatan baik terhadap sesama.
Pada hari dimana Anda hidup saat inilah sebaiknya
Anda membagi waktu dengan bijak. Jadikanlah setiap
menitnya laksana ribuan tahun dan
setiap detiknya laksana ratusan bulan. Tanamlah kebaikan sebanyak-
banyaknya pada hari itu. Dan,
persembahkanlah sesuatu yang paling indah
untuk hari itu.
Ber-istighfar-lah atas semua dosa, ingatlah selalu kepada-
Nya,
bersiap-siaplah untuk sebuah perjalanan
menuju alam keabadian,
dan nikmatilah hari ini dengan segala kesenangan
dan kebahagiaan! Terimalah rezeki,
isteri, suami, anak-anak, tugas-tugas, rumah, ilmu, dan jabatan Anda hari dengan penuh keridhaan.
6 La
Tahzan
{Maka berpegangteguhlah dengan apa yang Aku berikan
kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang yang bersyukur.}
(QS. Al-A'raf: 144)
Hiduplah hari ini tanpa kesedihan,
kegalauan, kemarahan, kedengkian dan kebencian.
Jangan lupa, hendaklah Anda goreskan pada dinding hati Anda satu
kalimat (bila perlu Anda tulis pula di atas meja
kerja Anda): Harimu
adalah hari ini. Yakni, bila hari ini Anda dapat memakan
nasi hangat yang harum
baunya, maka apakah nasi basi yang telah Anda makan kemarin atau nasi
hangat esok hari (yang belum tentu ada) itu akan merugikan
Anda?
Jika Anda dapat minum air
jernih dan segar hari ini, maka mengapa
And
a harus bersedih
atas air
asin yang And a
minum kemarin, atau
mengkhawatirkan air hambar dan panas esok hari yang belum tentu terjadi?
Jika Anda percaya
pada diri sendiri, dengan semangat dan tekad yang kuat Anda,
maka akan dapat menundukkan diri untuk berpegang pada
prinsip: aku hanya akan hidup hari ini. Prinsip
inilah yang akan menyibukkan
diri Anda setiap detik
untuk selalu memperbaiki
keadaan, mengembangkan
semua potensi, dan mensucikan setiap amalan.
Dan itu, akan membuat Anda berkata dalam hati, "Hanya hari ini
aku
berkesempatan untuk mengatakan yang baik-baik saja. Tak berucap
kotor
dan jorok yang menjijikkan, tidak akan pernah mencela, menghardik
da
n juga
membicarakan kejelekan orang
lain. Hanya
hari ini
aku berkesempatan
menertibkan rumah dan kantor agar tidak semrawut dan
berantakan. Dan karena
hanya
ini saja aku akan hidup, maka aku akan memperhatikan kebersihan tubuhku, kerapian penampilanku, kebaikan tutur
kata
dan tindak tandukku."
Karena hanya akan
hidup hari ini, maka aku akan berusaha sekuat
tenaga untuk taat kepada Rabb,
mengerjakan shalat sesempurna
mungkin, membekali diri dengan shalat-shalat sunah nafilah, berpegang teguh pada
al-Qur'an, mengkaji dan mencatat segala yang bermanfaat.
Aku hanya akan hidup hari ini, karenanya
aku akan menanam
dalam hatiku semua nilai keutamaan dan mencabut darinya
pohon-pohon kejahatan
berikut ranting-rantingnya yang berduri, baik sifat takabur, ujub,
riya', dan
buruk sangka.
Hanya hari ini aku akan dapat menghirup
udara kehidupan, maka
aku
akan berbuat baik kepada orang lain dan mengulurkan
tangan kepada siapapun.
Aku akan menjenguk mereka yang sakit, mengantarkan jenazah,
menunjukkan jalan yang benar bagi yang tersesat, memberi makan orang
kelaparan, menolong orang
yang sedang kesulitan,
membantu yang orang dizalimi, meringankan
penderitaan orang yang lemah, mengasihi mereka
yang menderita, menghormati
orang-orang alim, menyayangi anak kecil,
dan berbakti kepada orang tua.
Aku hanya akan hidup hari ini, maka aku akan mengucapkan, "Wahai masa lalu yang telah
berlalu dan selesai, tenggelamlah seperti mataharimu. Aku tak akan pernah menangisi kepergianmu, dan kamu tidak akan pernah
melihatku termenung sedetik
pun untuk mengingatmu. Kamu telah
meninggalkan kami semua, pergi dan tak pernah kembali lagi."
"Wahai masa depan, engkau masih dalam kegaiban. Maka, aku tidak
akan
pernah bermain dengan khayalan dan menjual diri hanya untuk sebuah
dugaan. Aku pun tak bakal memburu sesuatu yang
belum tentu ada, karena esok
hari
mungkin tak ada sesuatu. Esok hari adalah sesuatu yang belum diciptakan dan tidak ada satu pun darinya yang dapat disebutkan."
"Hari ini milik Anda", adalah ungkapan yang paling indah dalam
"kamus kebahagiaan". Kamus bagi mereka yang menginginkan
kehidupan yang paling indah dan menyenangkan.

Biarkan Masa Depan Datang Sendiri
{Telah pasti datangnya ketetapan Allah, maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang)nya.}
(QS. An-Nahl: 1)
Jangan pernah mendahului sesuatu
yang belum terjadi!
Apakah Anda mau mengeluarkan kandungan sebelum
waktunya dlkAhirkan, atau memetik
buah-buahan sebelum masak?
Hari esok adalah sesuatu yang belum nyata dan dapat diraba, belum berwujud,
dan tidak memiliki rasa dan warna. Jika demikian, mengapa kita harus menyibukkan diri dengan hari esok,
mencemaskan kesialan-kesialan yang
mungkin akan
terjadi padanya,
memikirkan kejadian-kejadian yang akan menimpanya, dan meramalkan
bencana-bencana yang bakal ada di dalamnya? Bukankah kita juga tidak tahu apakah kita akan bertemu dengannya atau tidak,
dan apakah hari esok
kita itu akan berwujud
kesenangan atau kesedihan?
Yang jelas, hari esok masih ada dalam alam gaib dan belum turun ke
bumi. Maka, tidak sepantasnya kita menyeberangi sebuah jembatan sebelum
sampai di atasnya. Sebab, siapa yang tahu bahwa kita akan sampai atau tidak pada jembatan itu. Bisa jadi kita akan terhenti
jalan kita sebelum sampai ke jembatan itu, atau mungkin pula
jembatan itu hanyut terbawa
arus terlebih dahulu sebelum
kita sampai di atasnya.
Dan bisa jadi pula,
kita
akan sampai pada jembatan itu dan kemudian menyeberanginya.
Dalam syariat, memberi
kesempatan kepada pikiran untuk memikirkan
masa depan dan membuka-buka alam gaib, dan kemudian
terhanyut dalam kecemasan-kecemasan yang baru di duga darinya, adalah sesuatu yang tidak
dibenarkan. Pasalnya, hal itu termasuk thulul
amal (angan-angan yang terlalu jauh). Secara nalar, tindakan
itu
pun tak masuk akal, karena sama halnya dengan berusaha perang melawan
bayang-bayang. Namun ironis, kebanyakan
manusia di dunia ini
justru banyak yang termakan
oleh ramalan-ramalan tentang kelaparan,
kemiskinan, wabah penyakit dan krmjekonomi
yang kabarnya akan menimpa mereka. Padahal, semua itu hanyalah
bagian dari kurikulum
yang diajarkan di "sekolah-sekolah setan".
{Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat
kejahatan (kikir), sedang
Allah menjanjikan untukmu
ampunan daripada-Nya dan karunia.}
(QS. Al-Baqarah:
268)
Mereka yang menangis
sedih menatap masa depan
adalah yang menyangka diri mereka akan hidup kelaparan, menderita
sakit
selama setahun, dan
memperkirakan umur dunia ini tinggal seratus tahun lagi. Padahal, orang yang sadar bahwa usia hidupnya
berada di 'genggaman yang
lain' tentu tidak akan menggadaikannya untuk sesuatu yang tidak ada.
Dan
orang yang tidak tahu kapan akan mati,
tentu salah besar
bila
justru menyibukkan diri dengan sesuatu
yang belum ada dan tak berwujud.
Biarkan hari
esok itu
datang dengan
sendirinya. Jangan pernah
menanyakan kabar beritanya,
dan jangan pula pernah menanti serangan petakanya. Sebab, hari ini Anda sudah sangat sibuk.
Jika Anda heran, maka lebih mengherankan
lagi
orang-orang yang berani menebus kesedihan suatu masa yang belum tentu matahari terbit di
dalamnya dengan bersedih pada hari ini. Oleh karena itu, hindarilah angan-
angan yang berlebihan.
