- Back to Home »
- Kenapa sholat belom bisa Khusuk…???
Posted by : Unknown
Monday, 8 June 2015
Kenapa
sholat belom bisa Khusuk…
Pertama, karena memang belum
mengenal ALLAH kecuali sebatas Tuhan, belum mengenal Sifat, Af'al dan AsmaNYA,
DIA yang menciptakan manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, aku, tubuhku, mataku,
telingaku, jantungku, istriku, anak-anakku, semua yang kulihat, semua yang
kudengar, semua yang bergerak, semua yang berada di langit dan dibumi, semua
dihidupkanNYA " Al Muhyi" dan semua akan dimatikanNYA "Al
Mumiitu", semua tunduk dalam kehendak "Al Muriidu" dan
kekuasaanNYA "Al Qodiiru", DIAlah yang mengatur semuanya "Ar
Robbu", DIAlah yang mengusai sekaligus memiliki semuanya "Al
Maaliku" (QS3:26-27). DIa Maha Menatap "Al Bashiiru" tahu persis
hati, pikiran dan lintasan pikiran kita dan DIA Maha Mendengar "As
Samiiu'" mendengar gesekan daun, langkah semut dan rintihan hati hambaNYA,
Lantas sadarkah kita bahwa DIA YANG SEGALA GALANYA yang kita hadapi dalam
sholat selama ini?, Bisakah hati dan pikiran kita lari saat sholat sementara
DIA MENATAP hati pikiran kita? Kalau begitu kok bisa ma'siyat sementara DIA
TERUS MENERUS MEMPERHATIKAN kita?
Kedua, karena belum faham bacaan,
makna, hikmah, keutamaan, syarat dan rukun sholat, maka jadilah
"sukaaro" sholat mabuk alias sholat tanpa rasa, tanpa pemahaman,
tanpa penghayatan, tanpa keyaqinan, kosong, hampa, seakan robot jasad tanpa
ruh, "alkusaala" malah terasa beban, buru buru pengen cepat
selesanya, kebiasaannya menunda nunda waktunya, gerak sholatnya cepat seperti
ayam matok. surah dan bacaan sholatpun komai kamit. Sahabatku, simaklah Kalam
ALLAH ini, "...JANGANLAH KALIAN MENEGAKKAN SHOLAT, SEDANGKAN KALIAN DALAM
KEADAAN MABUK, SAMPAI KALIAN BENAR BENAR FAHAM APA APA YANG KALIAN BACA DALAM
SHOLAT KALIAN" (QS4:43). Lihat orang mabuk berkata berbuat tetapi tidak
sadar apa yang dikatakan dan apa yang diperbuat, lihat orang sholat berdiri,
bertakbir, baca ayat, ruku', sujud, tahiyyat dan salam, tetapi tidak sadar
bahwa ia sedang berdiri, ruku' sujud menghadap PENCINTA LANGIT dan BUMI...tidak
sadar bahwa ia sedang berdialog dengan PENCIPTA DIRINYA, YANG MAHA MENENTUKAN
SEGALA GALANYA!
Ketiga, karena tidak sadar bahwa
sholat itu adalah "Almuhadatsah bainal makhluqi wa Khooliqi" dialog
hamba kepada Kholiqnya, "Apabila salah seorang dari kalian sholat,
sebenarnya ia sedang berkomukasi dengan ALLAH" (HR Bukhori Muslim). Coba
perhatikan dari adzan, panggilan waktu menghadapNYA, yang dipanggilpun yang
berSYAHADAT, "Asyhaaduallaa ilaaha illallah wa ashhadu anna Muhammadar
Rasulullah", yang tidak beriman tidak dipanggil, karena itulah Rasulullah
mengingatkan, "Yang membedakan kita dengan orang kafir adalah sholat, maka
siapa dengan SENGAJA MENINGGALKAN SHOLAT maka sungguh ia sudah BERPERANGAI
seperti orang kafir". Menutup aurat karena memang menghadapNYA, menghadap
qiblat karena memang fokus jasad ruh, hati pikiran kepadaNYA, apalagi berjamaah
jadi rapi shof, dan seluruh duniapun satu arah qiblat, lalu bersuci karena
memang menghadap MAHA SUCI, lalu berdiri tegap, takbir, membaca ifitah
"inn wajjahtu wajhiyalilldzi fathoros samaawati wal ardho" hamba
datang menghadapMU duhai PENCIPTA LANGIT dan bumi, tunduk patuh taat
padaMU...inilah diantara komunikasi sholat yang belum difahami, lantas
bagaimana khusyu' tanpa kesadaran ini?
Keempat, karena sedikit kita yang
faham bahwa dalam sholat Ta'kala membaca Alfatihah terjadi dialog hamba dengan
RABBnya. Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, "Barang siapa membaca
surat al-Fatihah, setiap ayat yang dibaca itu langsung dijawab oleh
ALLAH", lalu Rasulullah menyampaikan ketika seorang hamba berkata, ''Segala
puji bagi ALLAH, TUHAN seru sekalian alam". ALLAH menjawab, "Hamba-KU
telah memuji-KU". Seorang hamba berkata, ''Yang Maha Pengasih, lagi Maha
Penyayang". ALLAH menjawab, "Hamba-KU memuji-KU". Seorang hamba
berkata, ''RAJA di Hari Pengadilan". ALLAH menjawab, "Hamba-KU
mengagungkan Diri-KU. Hamba-KU berserah diri kepada-KU". Seorang hamba
berkata, ''Hanya ENGKAUlah yang kami sembah, dan hanya kepada-MU kami memohon
pertolongan". ALLAH menjawab, "Inilah pertengahan antara AKU dan
hamba-KU, dan bagi hamba-KU apa yang dia minta AKU berikan". Seorang hamba
berkata, ''Tunjukilah kami jalan yang lurus, jalan yang telah ENGKAU
anugerahkan kepada mrk, bukan mrk yang kena murka dan bukan mrk yang sesat.''
ALLAH menjawab, "Ini milik hamba-KU, dan bagi hamba-KU apa yang dia minta
AKU berikan". (Hadist Qudsi, HR Muslim). Karena itu sahabatku, mulailah
bacanya pelan2 dengan kesadaran dan keyaqinan "THUMA'NINAH", sungguh
ALLAH menjawab setiap ayat yang kita baca.
Kelima, karena "hubbub
dunya" sangat mencintai dunia, "the money is the first and the final
of life, no money no happy" sehingga hati pikirannya selalu dipenuhi oleh
segala sesuatu yang bersifat duniawi, duit, dolar, makan minum, keluarga,
target2 bisnis, masalah2, berkhayal dan sebagainya, dan itulah yang di ingat
ingat dalam sholat, sampai apa yang disebut oleh Rasulullah, "hatta yansa
kam rok atan laka" sampai ia lupa sudah BERAPA RAKAAT IA SUDAH
SHOLAT", maka tidak heran saat sholat yang semestinya hati pikirannya
fokus dalam sholat malah ingat dunia. Sahabatku, simaklah Kalam ALLAH surah Al
Maa'uun ayat 4 dan 5, "CELAKALAH orang2 yang mengerjakan sholat yang HATI
PIKIRANNYA LALAI kepada ALLAH". Lalai hatinya karena dunia "ball
tu'tsiruunal hayaatad dunya" (QS 87:16). Karena itu sadarilah hidup kita
tidak lama di dunia yang fana ini, sholatlah seakan sholat terakhir hidup,
simaklah sabda Rasulullah, "Bila engkau melakukan sholat maka sholatlah
kamu, seperti orang yang akan meninggalkan alam fana" (HR Ibnu Majah dan
Imam Ahmad).
Keenam,
karena makan minum yang haram, baik secara zat "lizaatihi" seperti,
anjing, babi, alkohol, narkoba dan sebagainya, atau cara mencarinya dengan cara
haram, "linailihi", walaupun halal zatnya seperti makan tempe tahu
halal tetapi karena cara mencarinya dengan berdusta, menipu, sumpah palsu,
terima sogokan, korupsi dan sebagainya, maka tetap haram, seakan ia makan Tempe
tahu tetapi sebenarnya ia makan anjing dan babi, itulah yang disebut
"rijsun min amalisy syaithon". Najis karena amalnya, atau
"roddudzdzakaat" karena menolak zakat, maka hartanya bercampur dengan
hak faqir miskin, kotorlah hartanya. Semuanya menjadi hijab hati dan hijab
hubungan kepada ALLAH, walhasil sholatnyapun tidak diterima, ALLAH
"SUBBUUHUN" MAHA SUCI hanya menerima yang suci. Ingat komentar Rasul
pd orang yang menangis ta'kala berdoa, "hampir saja aku mengira doanya
diijabah ALLAH, namun Jibril memberitahuku bahwa orang itu suka menipu, lantas
bagaimana ALLAH menjawab si penipu, pakaian dan makanannya dari hasil
menzholimi orang lain?" SADARILAH saat sholat kita BERHADAPAN ZAT YANG
MAHA SUCI!
Ketujuh,
karena sholatnya masih disertai "Al fahsyau" berbuat ma' siyat
seperti berdusta, mabuk, buka aurat, berjudi, berzina, dari zina mata melihat
yang porno, tangan meraba, pikiran berkhayal sampai zina kemaluan,
"adzdzunuubu kaafilatul quluubi" dosa dosa ma'siyat itu menjadi
"cover" penutup hati, Alwaqi, guru imam Syafii' berkata,
"nurullahi la yuhda lil a'shi", sungguh cahaya NUR HIDAYAH ALLAH
tidak akan masuk pada hati yang tertutup gelap karena ma'siyat. Inilah
kebanyakan yang terjadi pada "tukang sholat" bukan "Penegak
Sholat", STMJ sholat rajin ma'siyat tekun, ritual rutinitas tanpa disertai
amal yang berkwalitas, hasilnya lagi lagi kosong, tidak ada "atsar"
pengaruh, ini sekaligus menjadi jawaban mengapa ada orang sholat tetapi sulit
khusyu'...ya bagaimana khusyu' ma'siyat terus sich!. Imam Ghazali berkata,
"Sungguh, sekali dusta sudah cukup membuat sholatnya terhijab kepada
RABBnya".
Kedelapan,
karena sholatnya disertai "al mungkar", berbuat zholim, menganiaya,
menipu, menggunjing, memfitnah, merendahkan orang lain, menghina, memukul
apalagi sampai membunuh orang lain. Ini pun menjadi HIJAB BESAR, karena ALLAH
hanya menerima ibadah yang membuat hamba itu MENGHINAKAN DIRI dihadapanNYA dan
yang MEMBUAT dirinya BERAHKLAK MULIA kepada MAHLUKNYA. Cukup sholat itu akan
dianggap dusta kalau tidak memperhatikan yatim piatu dan faqir miskin (QS
107:1-3). "Cuek, masa bodoh, pelit, emangnya gue pikiran"dan
sebagainya sudah cukup dianggap pendusta sholat, pendusta agama apalagi sampai
berbuat aniaya, dan ini semua bukan akhlak hamba ALLAH yang sholat, orang
sholat itu belas kasih, santun, pemaaf, murah senyum, dermawan dan rendah hati.
Kesembilan,
karena "Ath thobiah assayyiah" masih punya sifat tabiat buruk seperti
sombong, diam diam merendahkan orang lain, dengki, dendam, pemarah, buruk
sangka, riya, sum'ah, ujub bangga diri dan sebagainya. Sehingga sholatnya tidak
membawa pengaruh apa apa bahkan bisa jadi sholatnya menjadi fitnah karena ia
melakukan bukan karena ALLAH, tetapi "Yurounnaas" riya, karena ingin
pujian dan perhatian manusia (QS 107:6) atau diam diam saat sholat karena
diangkat sbg imam atau pandai ilmu atau bacaannya sangat bagus atau karena
rajinnya sholat ia bangga diri, dalam hatinya, "tidak ada orang lebih
pantas menjadi imam selain aku", "tidak ada orang sealim aku di
musholla ini", "tidak ada suara sebagus bacaanku" dst. Inilah
yang disebut ujub, "innama yataqobbALLAH minal mutawadhiin" ALLAH
hanya menerima hamba yang benar-benar lurus niatnya disertai penuh kerendahan
diri dihadapanNYA, SUBHANALLAH.
Kesepuluh,
karena "goirul isti'daadi" tidak mempersiapkan diri secara maksimal
menghadap ALLAH, seperti pakaian kurang bersih, kurang rapi padahal ada pakaian
bersih dan rapi, mukena yang bau apek atau badan yang masih kotor padahal masih
bisa membersihkan, atau tempat ibadah kurang bersih, atau dengan sengaja
mengulur ulur waktu sholat, Imam Ghazali berkata, "Siapa dengan sengaja
mengulur waktu sholat tanpa alasan yang dibenarkan Syar'i maka sungguh setengah
kekhusyuan telah hilang dari sholatnya", berarti orang yang memperhatikan
sholat diawal waktu itu sungguh telah meraih setengah kekhusyuan. Kemudian
membiarkan diri tidak faham sholat dengan tidak mau meningkatkannya untuk
belajar, akhirnya sholat hanya sekedarnya maka hasilnyapun sekedarnya, tidak
heran sholatnya tidak berpengaruh dalam kesehariannya. Sahabatku, tentu beda
hasilnya mrk yang sungguh2 belajar dan mempersiapkan diri u sholat dengan yang
sekedarnya, atau malas sholat, sahabatku.
Kesebelas,
karena "hubbul mubaahah wal karoohah" membiasakan bersenang senang
dengan yang mubah dan yang makruh, seperti berlama lama nongkrong depan Tv,
berlama lama nonton film, berlama lama dengar musik, asyik dengan hobby,
seperti berjam jam main FB, catur, mancing, banyak bicara yang tidak perlu,
kuat sekali merokoknya bahkan sudah nyandu, makan terlalu kenyang, terlalu
banyak bercanda dan tertawa, terlalu lama tidur dan sebagainya, hal hal inilah
yang membuat hati lupa dan lalai pada ALLAH, kalau dibiarkan terus hati keras
maka semakin sulit merasakan kekhusyuan. Cobalah sahabatku, 3 hari saja tidak
menonton TV, sibukkan diri dengan khatam Alqur'an, tidak bicara kecuali yang
penting dengan tetap menjaga kesantunan, niscaya akan merasakan SUASANA
BERBEDA, lebih nikmat beribadah, karena kekhusyuan itu berangkat dari hati yang
lembut, bersih dan terjaga. "Sungguh beruntunglah orang-orang beriman yang
selalu menjaga KESUCIAN HATInya dengan ZIKIR dan SHOLAT (QS 87:14-15),